watch sexy videos at nza-vids!

Situs Cerita Sex Dewasa




Cerita Dewasa Panas
www.ceritakita.hexat.com

Asistenku

Mula-mula aku kenal jajanan cewek
melalui temanku,sejak itu rasa sex ku
kian meninggi.Setiap melihat cewek
dengan susu besar kemaluanku
langsung gah tahan,berdiri jadi
rasanya aku malu aja.Iya kalo pas
kondisi sepi kalau pas rame-rame
atau pas meeting dengan
klien.Kemeja dan jas yang ku
kenakan kadang bisa menampakkan
kejantananku,cewek yang super hot
pastinya sudah terngsang melihat
kejadian ini.Untungnya Aku cukup
punya posisi di
perusahaanku.Pekerjaan yang
menumpuk akdang membuatku
kuwalahan,dari agenda kerja
meeting dengan klien gak ada yang
planning saatnya ada yang
membantuku yaitu asisten baru yang
cocok banget untuk kesibukanku biar
tidak terlalu ribet. Saat dibuka
lowongan pekerjaan di
perusahaanku, aku ngomong sama
bosku bahwa aku sedang butuh
asisten. Yang daftar asisten ke
perusahaanku cantik-cantik dan
seksi-seksi. Tapi yang paling hot dan
paling aku suka ada 1. Santi
namanya. Body tubuh yang aduhai
dan dada yang menonjol ke depan,
membuatku sungguh melayang dan
ingin segera kuraih tubuhnya dan
kusetubuhi. Setelah proses yang
panjang dan lama, akhirnya santi
lolos juga dalam penyelisihan
lowongan kerja tersebut.
Mulai pertama dia bekerja, aku sudah
dapat melihat kecerdasannya dalam
menangani pekerjaan, semua
pekerjaan yang kuberikan dapat
diselesaikannya dengan baik. Seperti
pepatah Jawa bilang “Witing tresno
jalaran soko kulino” Kebersamaan
akan menumbuhkan rasa sayang,
begitu pula yang terjadi denganku.
Aku yang pada mulanya sudah
tertarik pada pandangan pertama
kian jatuh dalam perangkap
asmaranya. Kucoba mengakrabkan
diri dengannya, keluar makan bareng
sering kami lakukan, tapi sampai saat
itu aku belum berani macam-macam
kepadanya, karena dia pernah
mengungkapkan bahwa dia sudah
mempunyai pacar. Memang sejak
saat dia mengungkapkan bahwa dia
sudah punya pacar, keinginanku
untuk menjadikannya sebagai
kekasih sudah hilang.
Setelah melewati masa pendekatan
yang cukup panjang, akhirnya aku
bisa mengajaknya Weekend. Karena
saat itu katanya pacarnya sedang
ditugaskan ke luar kota. Aku
membawanya menuju pantai Ancol
yang romantis. Sambil menyantap
nasi goreng kami mengobrol panjang
lebar, dari situ kuketahui bahwa
ternyata dia berasal dari keluarga
Broken, ayahnya kawin lagi saat
usianya baru 3 tahun, hingga dia
merasakan kurang kasih sayang dari
ayahnya.
Kurengkuh dia dalam pelukanku,
kubelai rambutnya yang hitam.
Ombak di laut semakin beriak
menyaksikan kemesraan kami.
Perlahan kukecup keningnya, dia
memejamkan matanya, bibirnya
yang animal sedikit terbuka seakan
mengundangku untuk melumatnya,
namun aku tidak berani gegabah,
aku hanya mencium pipinya.
“San, boleh Bapak mengekspresikan
rasa sayang Bapak”, bisikku lembut di
telinganya. Dia hanya diam mungkin
masih mencerna arti kalimatku.
“Kalau Bapak memang sayang sama
Santi, jangan sekali-kali Bapak
mengecewakan Santi”, jawabnya
manja.
“Bapak tidak pernah mengecewakan
wanita, Sayang” jawabku lembut.
Kurapikan rambutnya yang diterpa
angin laut dengan jari-jariku, tiba-tiba
Dia mengambil tanganku dari
keningnya dan mencium dengan
bibirnya.
“Santi sayang sama Bapak! Santi
nggak mau kehilangan Bapak”, air
matanya terasa hangat di jari-jariku.
Kuseka air matanya dengan sapu
tanganku.
“Bapak tidak akan meninggalkan
Santi”, janjiku. Bibirnya tersenyum
tipis mendengar janjiku.
Perlahan kudaratkan bibirku di
bibirnya, terasa hangat menjalar ke
seluruh tubuhku, aku melumat
bibirnya dengan perlahan.
“Kenapa Santi tidak membalas
ciuman Bapak..”
“Santi tidak mengerti, Pak!”
Aku hanya diam dan berfikir,
benarkah anak jaman sekarang
belum mengenal arti ciuman.
“Memangnya Santi tidak pernah
melakukannya dengan pacar Santi?”
“Belum, Ppak..”
Akhirnya setelah saya ajarkan secara
singkat, dia mulai dapat membalas
lumatan dan permainan lidahku.
Tanganku mulai menjalajahi
dadanya, kuremas perlahan dengan
gerakan memutar, sementara bibirku
mulai menjelajahi lehernya yang
indah. Kubuka kancing bajunya yang
batten atas, jari-jariku segera
menerobos ke dalam bajunya yang
sudah terbuka, aku merasakan
tonjolan lembut, tidak besar namun
halus sekali. Jari- jariku berputar
mencari puting buah dadanya,
sementara bibirku sudah sampai di
belakang telinganya. Susah sekali
mencari puting buah dadanya, karena
masih belum tumbuh, putingnya
masih mungil dan rata dengan
gundukan buah dadanya, pertanda
belum terjamah oleh siapa pun.
Perlahan tapi pasti putingnya mulai
mencuat ke atas, jari-jariku semakin
aktif memilinnya dengan gerakan
memutar. Sementara tangannya
menekan tanganku sehingga tekanan
pada buah dadanya semakin keras.
“Pak.. nikmat, teruskan..” erangan
yang keluar dari mulutnya semakin
membuatku semangat, tapi aku
masih sadar bahwa aku di tempat
terbuka. Aku segera menghentikan
aktivitasku dan merapikan kancing
bajunya yang terbuka.
“Kenapa, Pak?” tanya Santi
keheranan.
“Ini kan tempat umum Sayang,
bagaimana kalau kita sewa cottage
saja.”
“Tidak mau! Santi takut.”
“Nggak apa, Bapak tidak akan
berbuat macam-macam terhadap
Santi”, aku merayunya.
“Santi tidak akan mau, Pak!”
tegasnya.
Aku tidak memaksa lebih lanjut, aku
hanya diam.
“Bapak marah ya sama Santi.”
“Tidak Sayang, Bapak hanya sedikit
pusing.”
Aku rengkuh dia dalam pelukanku.
“Kenapa?” tanyanya polos.
Aku sungguh bingung
menjelaskannya, aku pusing karena
sedang ‘on’, Batang kejantananku
terasa berdenyut-denyut terus.
“Bagaimana kalau kita teruskan di
mobil, Sayang” ajakku. Dia
mengangguk.
Setelah setelan jok kurebahkan, aku
kembali mencumbuinya, meneruskan
kemesraan yang tadi tertunda
meskipun di dalam mobil sempit tapi
tidak ada seorang pun yang dapat
melihat kami. Bajunya sudah
kutanggalkan sehingga aku dengan
bebas dapat mencumbui dadanya,
saat lidahku yang hangat dan basah
menjilati puting buah dadanya yang
masih mungil, erangan lirih semakin
sering keluar dari bibirnya. “Jangan
berisik, Sayang” aku
mengingatkannya, karena aku takut
terdengar keluar. Tapi hanya sebentar
saja, kembali mulutnya
mengeluarkan erangan, terlebih saat
puting buah dadanya kuhisap dan
kugigit pelan. Gundukan buah
dadanya yang halus kuhisap kuat-
kuat sehingga meninggalkan bercak
merah sesudahnya.
Tanganku segera bergerak
mengangkat roknya. Aku merasakan
kulit pahanya yang ditumbuhi bulu-
bulu halus, kupilin-pilin pahanya yang
gempal, dan saat tanganku bergerak
menarik celana dalamnya, tangannya
menahan tanganku. “Jangan Pak,
yang satu itu jangan..” Aku yang
sudah dikuasai nafsu tak
mempedulikannya. Aku terus
berusaha menanggalkan celana
dalamnya tapi cekalan tangannya
semakin kuat menahan gerakan
tanganku. Aku tidak memaksa lagi.
“Kenapa?” bisikku, “Santi tidak
sayang sama Bapak?”
“Bapak boleh mencumbu apa saja,
tapi yang satu itu jangan, saya masih
perawan, Pak!”
“Tapi dari erangan yang keluar,
sepertinya Santi sudah pengalaman.”
“Santi sendiri tidak sadar, Pak.
Bahkan pernah saat Santi masturbasi
di kamar, Ibu menegur Santi, karena
erangan Santi terdengar ke luar
kamar, Santi sampai malu waktu itu,
Pak.”
Aku hanya mengangguk, berarti
erangan-erangannya yang heboh tadi
hanya bawaan sifat saja.
“Ya, sudah! Santi bisa buat Bapak
orgasme dengan tangan, bisa kan?”
aku menyerah, pikiranku cuma satu,
bagaimana melepaskan air maniku
yang rasanya sudah mengumpul
penuh di buah zakarku.
“Santi belum pernah, Pak!”
“Coba dulu dong, katanya Santi
sayang sama Bapak.”
“Iya Pak”
Aku ajarkan kepadanya cara onani
yang membuat nikmat lelaki, setelah
kurasa dia bisa. aku segera
mengeluarkan senjataku yang sudah
tegang.
“Aw.. besar banget Pak.”
“Nggak apa, sini” aku bimbing
tangannya ke senjataku.
Aku mulai merasakan
genggamannya yang hangat,
perlahan jari-jarinya yang lentik
bergerak ke atas ke bawah
mengocok batang kejantananku, aku
mulai merasakan nikmat, sembari
rebahan di jok aku memejamkan
mata membayangkan bahwa saat itu
senjataku sedang terbenam di dalam
kemaluan Tamara Blezinky artis
idolaku. Berfikir seperti itu senjataku
semakin mengeras dan berdenyut-
denyut.
“Pak, tangan Santi capek, Pak!” tiba-
tiba saja Santi membuyarkan
khayalanku. Aku yang sudah
spanning langsung merengkuh
lehernya dan membenamkan
wajahnya ke dadaku.
“Lakukan seperti yang tadi Bapak
lakukan terhadap Santi”, sambil
mengarahkan mulutnya yang mungil
ke dadaku.
“Loh, Bapak kan lelaki”
“Sama saja, San, laki-laki juga perlu
rangsangan biar cepat orgasme”
Tanpa dikomando dua kali mulutnya
yang mungil mulai menciumi dadaku
sementara jari-jarinya terus
mengocok batang kejantananku,
perlahan aku merasakan nafasku
semakin memburu, butir-butir
keringat membasahi seluruh tubuhku.
“Terus, San.. Bapak mau keluar”
Gerakan tangannya semakin cepat,
kepala kemaluanku semakin
mengkilat oleh pelumas yang
dikeluarkan batanganku, sementara
lidahnya yang runcing dan hangat
terasa menggelitik puting dadaku
bahkan dihisapnya, membuat sensasi
tersendiri di seluruh aliran darahku.
Setengah jam berlalu, aku
merasakan batang kejantananku
semakin menggembung, akhirnya
berbarengan dengan hisapan kuat di
puting dadaku, kukeluarkan
spermaku hingga muncrat dan
mendarat di perutku.
“Sudah San, Bapak sudah keluar”,
aku melepaskan genggaman
tangannya di batang kemaluanku.
“Capek sekali tangan Santi, Pak!,
rasanya sudah tak sanggup lagi
digerakkan.”
“Bapak absolutist sih keluarnya.”
Aku hanya diam dan mencium
keningnya sebagai ungkapan rasa
sayang dan puas atas segalanya.
www.ceritakita.hexat.com
Sepanjang perjalanan pulang, kami
semakin akrab dan mesra, kami
membuat perjanjian bahwa kami
boleh berpacaran dengan siapa pun
asalkan kebersamaan kita tidak akan
hilang sampai kapan pun. Aku hanya
mengangguk setuju.
1 | 1 | 3401
BACK




Home
Cerita-XXX
Cerita Stim
Cerita Erotis
Sumber Cerita
Thai Stories


© 2009 - 2014 CeritaKita-X
Cerita mesum dan Artikel seks