Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua sahabatku sebagaimana tertuang dalam cerita ini adalah cerita yang sesungguhnya terjadi. Aku menceritakan proses hubungan kami itu secara apa adanya, sesuai dengan yang terjadi dan tentu sesuai dengan batas daya ingatanku sendiri.
Apa yang aku ceritakan dalam cerita bersambung ini merupakan masa-masa paling indah dalam kehidupanku. Paling indah karena saat itu aku pertama kali mengenal rasa cinta, mengenali jati diriku yang sebenarnya sebagai seorang gay, saat-saat pertama aku menjalani kehidupan sebagai seorang gay, dan tentu saja, hari-hari pertama kali aku mengenal dan melakukan hubungna sex sesama cowok. Dan karena semua itulah, aku tidak akan pernah melupakannya. Selamat membaca. Peace n love for gay people! Saran dan komentar sangat dinantikan.
*****
Johan, Iwan, dan Tomi merupakan tiga sahabat yang selalu terlihat akrab. Mereka tercatat sebagai siswa SMU kelas 1 di satu SMU favorit di kota Malang. Persahabatan di antara mereka begitu erat, sampai-sampai sulit melihat mereka berjalan atau bermain sendiri-sendiri. Di mana ada Johan, di situ juga ada Iwan dan Tomi. Demikian pula, di mana ada Iwan, maka akan terlihat pula Johan dan Tomi di sampingnya. Pokoknya mereka bertiga seperti tidak mungkin dipisahkan lagi.
Kebetulan mereka bertiga duduk dalam kelas yang sama, dan memiliki kegemaran yang sama pula. Mereka bertiga hobi menyanyi dan bermain musik. Ekstrakurikuler yang mereka ikuti pun sama, yaitu olah raga renang. Melalui ekstrakurikuler renang inilah, mereka bertemu dalam satu dunia rahasia. Rahasia karena hanya mereka bertiga yang mengetahuinya. Rahasia ini pula yang membuat persahabatan di antara mereka begitu erat, dan menjadikannya berbeda dengan pola persahabatan remaja pada umumnya.
Persahabatan mereka tidak hanya sebatas hubungan akrab secara fisik antara tiga remaja cowok. Tetapi, ikatan dan bentuk persahabatan mereka sungguh jauh melebihi hubungan antara tiga cowok normal. Mereka bertiga adalah sesama cowok ABG gay. Dan kesamaan orientasi seksual yang menyukai sesama jenis kelamin itu, mendapatkan penyaluran yang tepat dan sanggup memuaskan hasrat birahi mereka. Maka di antara bentuk aktivitas fisik persahatan mereka itu, salah satunya adalah hubungan sex sejenis di antara mereka bertiga. Dalam berbagai kesempatan, mereka selalu memanfaatkannya untuk menyalurkan hasrat birahi mereka secara bersama hingga meraih kepuasan yang mendalam. Waktu-waktu luang yang mereka miliki, selalu penuh dengan kehangatan sex yang mampu memuaskan rasa dahaga akan kenikmatan sex. Cerita Gay http://ceritakita.hexat.com
Tempat mereka melakukan aktivitas sex itu juga tidak selalu tetap. Mereka biasa melakukan hubungan sex saat pulang sekolah dengan mengambil tempat bergantian di rumah orang tua masing-masing. Kebetulan di rumah masing-masing, mereka memiliki kamar sendiri-sendiri, sehingga bebas melampiaskan gejolak sexsual mereka. Tetapi mereka lebih sering melakukannya di rumah Tomi. Bukan apa-apa, karena kamar tidur Tomi yang paling luas dengan tempat tidur ukuran king size dan ada kamar mandi yang langsung terhubung dengan kamar tidurnya. Lagi pula, orang tua Tomi yang pengusaha papan atas di Malang sering tidak berada di rumah, baik siang maupun malam hari. Bahkan setiap akhir pekan, kedua orang tua Tomi selalu keluar kota, untuk berbagai urusan bisnis maupun pribadi. Maka hampir tiap malam minggu pula, mereka bertiga bisa puas melakukan pesta sex, bukan hanya di kamar tidur Tomi, melainkan bisa di ruang tamu, ruang keluarga, di taman belakang, bahkan di kolam renang Tomi.
Tetapi ada kalanya mereka melakukan aktivitas sex bertiga itu di kebun milik orang tua Iwan. Di kebun luas yang terletak di luar kota Malang, itu tepat di bagian tengahnya terdapat sebuah pondok sederhana namun hangat di saat malam yang dingin menyergap kota Malang. Di tengah keremangan malam dan sela kerimbunan pohon-pohon yang ada, mereka bertiga sering melampiaskan gelora sex hingga mencapai kepuasan yang teramat nikmat. Panasnya asmara sex di kebun itu mereka lakukan saat liburan sekolah, di mana mereka bisa menginap di kebun dan melakukan aktivitas sex setiap saat di sana selama empat hingga tujuh hari.
Mereka selalu berusaha saling memberikan kenikmatan dan kepuasan saat melakukan hubungan sex bertiga alias threesome. Tidak ada dominasi di antara persahabatan mereka, baik di sekolah, saat bermain maupun saat threesome. Karena usia mereka sebaya, maka di antara mereka tidak ada yang memiliki posisi menonjol dalam bersahabat. Demikian pula saat melakukan hubungan sex, tidak satu pun di antara mereka yang memiliki posisi dominan. Dengan demikian, saat melakukan threesome, mereka bisa bergantian mengambil peran, berinisiatif maupun memimpin permainan hingga sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Tidak adanya dominasi dalam hubungan sex itu didukung oleh kesamaan orientasi posisi saat melakukan hubungan sex yaitu, mereka sama-sama flexy.
Jadi, mereka dengan leluasa bisa berganti posisi sebagai top atau bottom sesuai keinginan masing-masing saat melakukan hubungan sex. Dan posisi hubungan sex yang paling mereka sukai adalah sandwich. Dengan posisi itu, Tomi, misalnya bisa berada pada posisi di tengah, dengan Johan ada di belakang memasukkan penisnya ke anus Tomi, sementara pada saat yang sama, Tomi juga melakukan penetrasi penisnya ke pantat Iwan yang tidur mengangkang di hadapannya. Dalam posisi seperti itu, mereka bertiga bisa mereguk kenikmatan demi kenikmatan secara bersamaan dan mencapai orgasme pada saat yang nyaris bersamaan pula.
Berbagai posisi sex, sudah pernah mereka lakukan. Dan setiap posisi yang mereka lakukan selalu memberi mereka kepuasan dan kenikmatan. Sering kali mereka sengaja memutar VCD porno gay bersama-sama, sebelum melakukan hubungan sex. Setelah puas menonton VCD porno gay itu, mereka pun segera mempraktikkan berbagai gaya yang telah mereka saksikan sebelumnya di VCD itu. Tidak sulit bagi mereka untuk mendapatkan suplai VCD porno gay, karena mereka dapat memesannya melalui internet yang langsung dikirimkan ke rumah Tomi.
Tetapi, jangan dikira, hubungan di antara mereka hanya karena sex. Meskipun mereka sangat sering melakukan threesome, tetapi hal itu mereka lakukan bukan sekadar menyalurkan nafsu birahi belaka. Di antara mereka bertiga, sesungguhnya, terdapat hubungan emosi yang sangat kuat. Ternyata di antara mereka ada perasaan yang saling mencintai, ya cinta antara tiga cowok gay. Itu sebabnya, semua hubungan sex yang mereka lakukan juga melibatkan dan menumpahkan emosi cinta di antara mereka, selain tentu saja nafsu sex yang menggebu.
Hubungan cinta kasih antara mereka begitu kuatnya, bahkan sampai-sampai di antara mereka bisa saling cemburu. Apalagi bila salah satu di antara mereka dipergoki sedang ngobrol atau jalan berdua dengan cowok lain, pasti dua cowok sisanya langsung manyun dan cemberut karena terbakar rasa cemburu. Tapi rasa cemburu itu justru makin membuat tali cinta di antara mereka makin kuat. Dan, persoalan cemburu itu selalu bisa diselesaikan dengan baik, tentu saja di atas ranjang dengan melakukan threesome.
*****
Iwan, Johan, dan Tomi, saat ini duduk di kelas 1 SMU terkenal di kota Malang. Usia mereka sebaya, hanya terpaut beberapa bulan satu sama lain. Di antara mereka, Johan adalah yang paling muda, dengan usia belum genap 16 tahun. Sedangkan Tomi berusia 16 tahun atau lebih tua 3 bulan dari Johan, dan lebih muda 2 bulan dari Iwan. Tomi yang seorang Tionghoa itu memiliki badan paling tinggi, dengan tinggi 175 Cm dengan berat 60 kg. Badan Tomi sangat atletis, dengan dada bidang dan hidung yang mancung.
Dengan kulit putih mulus, wajah bebas jerawat, menjadikan Tomi cowok yang paling digandrungi di sekolahnya. Tomi sangat rajin menjaga badannya. Selain renang, dia juga rajin fitness seminggu dua kali. Badan Tomi sungguh mulus, dengan pinggang ramping serta tangan dan kaki yang halus karena tidak ditumbuhi bulu-bulu. Tomi paling senang memamerkan kemulusan bodinya di hadapan dua kekasih cowoknya. Itu sebabnya, setiap kali hendak ML, dia paling dulu menelannjangi dirinya, sembari memamerkan lekuk liku tubuhnya dengan melakukan gerakan-gerakan erotis.
Sedangkan Iwan meskipun berusia paling tua di antara mereka bertiga, justru memiliki badan paling imut. Tinggi badannya hanya 168 Cm dengan berat badan 52 kg. Berbeda dengan Tomi yang miskin bulu, badan imut Iwan justru ditumbuhi banyak bulu, terutama di lengan, paha dan kakinya. Bulu-bulu jembutnya tumbuh lebat di sekitar selangkangan dan pangkal penisnya. Bulu-bulu jembut itu tumbuh hingga di sela-sela belahan pantat dan sekitar anusnya. Ke arah atas, bulu-bulu jembut Iwan tumbuh rapi membentuk pola garis lurus hingga ke pusarnya, dan terus tumbuh agak lebat di dadanya yang bidang. Tubuh bugil Iwan dengan kulitnya yang sawo matang selalu memancing hasrat birahi dua cowok yang sangat dicintainya. Dia paling suka bila dua cowok pacarnya meraba-raba sekujur tubuhnya, menikmati kelembutan bulu-bulu yang menumbuhi sekujur badannya.
Johan seolah merupakan perpaduan sempurna antara kelebihan tubuh Iwan dan Tomi. Seperti halnya Tomi, Johan juga memiliki kulit tubuh yang putih, meskipun tidak seputih Tomi. Johan juga memiliki bulu-bulu lembut yang tumbuh di sekujur badannya, tetapi tidak selebat yang dimiliki Iwan. Badannya tidak setinggi Tomi, tetapi dengan tinggi 171 Cm, Johan memiliki postur tubuh yang tak kalah indahnya. Dengan berat badan 56 kg, Johan tampak seksi bila sedang telanjang bulat. Meskipun yang paling muda di antara mereka bertiga, namun Johan ternyata memiliki kontol paling panjang. Saat masih lemas saja, panjang kontolnya sudah 10 Cm menggelantung di depan dua buah zakarnya yang juga ranum dan besar. Kontol Johan bisa melar sampai 17Cm ketika dalam kondisi ereksi. Kontolnya yang panjang itu selalu membuat dua kekasihnya tergila-gila dan selalu ketagihan untuk mengulumnya.
Persahabatan Tiga ABG Gay II
Itu sebabnya, ketika sedang threesome dia selalu menjadi rebutan Iwan dan Tomi. Iwan dan Tomi selalu ingin mendapat kesempatan pertama mengulum dan disodomi kontol Johan. Alhasil setiap kali threesome, Johan nyaris selalu paling akhir mengalami orgasme, karena ia harus lebih dulu memuaskan dua kekasihnya. Atau, bila tidak mampu menahan ejakulasi terlalu lama, maka akhirnya Johan akan mengalami ejakulasi paling sering.
Tetapi, bukan berarti Johan harus meraih orgasmenya sendirian. Sebab dua kekasihnya dengan setia selalu berusaha membantunya meraih kenikmatan dengan melakukan rangsangan-rangsangan ke berbagai g spot di sekujur badannya. Biasanya, sembari merangsang Johan, Iwan maupun Tomi juga sibuk merangsang diri mereka masing-masing. Alhasil, setelah Johan memuntahkan semua pejunya, kontol Iwan dan Tomi sudah ngaceng lagi. Kalau sudah begitu, giliran Johan yang harus menyediakan lubang anusnya untuk disodomi Iwan dan Tomi secara bergantian. Biasanya, saat Iwan sedang menyetubuni dirinya, mulut Johan tak mau tinggal diam dengan terus sibuk mengenyot kontol Tomi.
Demikian pula sebaliknya, Johan akan bergantian mengulum kontol Iwan yang saat ngaceng panjangnya mencapai 16 Cm dan kontol Tomi yang panjangnya 16,5 Cm. Setelah Iwan dan Tomi mencapai orgasmenya yang kedua, mereka segera membalas memberikan kenikmatan sex untuk Johan, dengan saling berebut mengulum, menjilat, dan mengenyot kontol panjang Johan yang sudah ereksi lagi. Dengan badan yang tergeletak lemas karena baru saja digenjot habis-habisan oleh dua kekasihnya, Johan akan menikmati jilatan, kuluman dan hisapan mulut Iwan dan Tomi pada kontolnya hingga ia mencapai orgasmenya yang kedua. Peju gurih dan segar yang keluar dri kontol Johan selalu menjadi rebutan Iwan dan Tomi, hingga tak setetes pun dari peju itu yang terbuang sia-sia, semuanya habis direguk oleh Iwan dan Tomi yang selalu haus peju Johan.
Begitulah, mereka bertiga selalu haus akan kenikmatan sex. Dan permainan cinta yang penuh gelora birahi itu selalu mereka lakukan bersama hingga masing-masing mencapai orgasme minimal dua kali dalam satu kali permainan. Permainan akan berlangsung lebih seru dan panas, memakan waktu hingga berjam-jam bila mereka melakukannya di malam minggu atau sedang berlibur di kebun orang tua Iwan. Bahkan pernah mereka melakukan threesome hingga semalam suntuk, ketika sedang merayakan pesta tahun baru 2000. Ketika itu, mereka sampai ngcrot hingga lebih dari enam kali dalam semalam, sampai-sampai pada orgasme terakhir, kontol mereka masing-masing tidak bisa lagi memuncratkan peju.
*****
Sebenarnya, persahabatan dan percintaan tiga cowok ABG itu tidak terjadi pada saat yang sama. Awalnya hanya Iwan dan Tomi yang terlihat akbrab satu sama lain. Keakraban di antara mereka berdua sudah terjalin sejak hari pertama memasuki bangku SMU. Kebetulan mereka satu kelas dengan Johan, dan bangku yang mereka tempati bersebelahan dengan bangku Johan. Maka setiap hari sejoli Iwan dan Tomi selalu bertemu dengan Johan di sekolah. Maka keakraban di antara ketiganya mulai terjalin. Namun persahabatan antara Iwan-Tomi dengan Johan baru sebatas teman biasa. Sebab, di antara mereka belum saling terbuka mengenai orientasi sex yang menyukai sesama jenis kelamin itu. Meski demikian, Iwan dan Tomi sudah lebih dulu saling terbuka mengenai orientasi sex mereka.
Iwan mengetahui Tomi seorang gay saat dia mampir ke rumah Tomi seusai sekolah. Ketika memasuki kamar Tomi, Iwan langsung mendapati meja belajar Tomi yang penuh bertaburan gambar porno dari majalah gay Tropic Guy yang terbit di Thailand.
"Wah, ternyata kamu suka ngeliat cowok telanjang ya Tomi?" tanya Iwan keheranan sembari membalik-balik lembar demi lembar majalah Tropic Guy.
"Emm.. Iya. Aku suka banget ngeliatin cowok Thailand yang seksi, apalagi kalau kontolnya lagi ngaceng" Tomi mengaku dengan polos.
Dalam hati, Iwan pun bersorak kegirangan. Akhirnya dia mendapatkan seorang sahabat yang memiliki orientasi sex homoseksual seperti dirinya. Sudah lama ia memimpikan dapat menyalurkan hasrat birahinya dengan sesama cowok. Selama ini, hasrat itu selalu terpendam, dan hanya tersalurkan melakui khayalan sambil onani seorang diri.
"Ohh.. pantesan kamu suka ngintip kontolku kalau kita sedang kencing di sekolah" balas Iwan.
"Kamu suka ya sama kontolku" lanjutnya memancing reaksi Tomi lebih jauh.
"I.. iya.. Wan, kamu.. kamu.. gak marah kan tahu aku suka ngintip kontolmu" sahut Tomi terbata-bata.
"Ya gak masalah Tom asal kamu juga mau ngeliatin kontolmu buat aku" sahutnya sambil senyum-senyum.
Iwan yang mulai tidak sabar lagi, ingin melampiaskan hasrat birahinya siang itu. Dia berpikir, inilah saat yang selama ini ditunggunya. Ini merupakan kesempatan emas untuk mewujudkan khayalan dan mimpi-mimpi erotisnya selama ini. Saat itu Iwan memang sudah benar-benar bernafsu. Melihat gambar cowok cakep telanjang dengan kontol ngaceng, membuat nafsu birahi Iwan menggelegak dan kontolnya langsung ngaceng menuntut penyaluran.
Mendengar jawaban Iwan, Tomi yang memang telah merasa menjadi seorang gay sejak SMP langsung melucuti seluruh pakain seragamnya, sehingga tubuh putih mulusnya tak tertutup sehelai benang pun. Dan, ketika Iwan sedang asik memeloti gambar-gambar indah itu, tiba-tiba Tomi memeluk tubuh Iwan dari belakang. Mulut Tomi dengan liar dan buas menciumi tengkuk, leher dan telinga Iwan. Mendapat rangsangan sex yang demikian hebat dan nikmat, membuat Iwan tidak mampu menguasai dirinya lagi. Dengan cepat Iwan membalikkan badannya. Dan saat itulah, Iwan mendapati tubuh Tomi sudah telanjang bulat dengan kontol yang ngaceng sepanjang 16,5 Cm.
"Wah! Tomi, ternyata kamu punya tubuh yang indah, dan kontolmu panj.." belum tuntas Iwan menumpahkan kekagumannya, bibir Tomi sudah menyumpal mulut Iwan.
"Akh.. Wan akh.." Tomi pun makin tak dapat menahan diri lagi.
Nafsunya semakin tak terkendali dan langsung tenggelam dalam hangatnya ciuman pertamanya dengan sesama cowok. Dua cowok ABG itu pun semakin dalam tenggelam dalam pusaran arus kenikmatan sex. Bibir dan mulut mereka saling menghisap, sementara lidah Tomi sudah semakin jauh memasuki rongga mulut Iwan yang menganga pasrah. Sekejap kemudian, lidah Iwan mulai mengimbangi keliaran lidah Tomi. Lidah dua cowok itu saling bergelut mengalirkan kenikmatan demi kenikmatan. Mereka saling menghisap dan mereguk manisnya air liur mitra sexnya. Kontol Iwan sudah semakin keras ngaceng, dan mulai mengeluarkan lendir bening yang langsung membasahi celana dalam mininya yang membungkus erat penis itu. Hampir 10 menit mereka terbenam dalam kenikmatan ciuman penuh gelora asmara itu, sampai nafas mereka terengah-engah.
"Ough akh.. yes.. teruskan Tom, teruskan, beri ak.. ku kepuasan.." desah Iwan terputus-putus, saat bibir Tomi sudah berpindah ke lehernya.
"I.. iya Wan nikmatilah hingga kamu puas" bisik Tomi di telinga kiri Iwan, sambil langsung mengulum dan menghisap telinga itu.
"Ah.. Ah.. uh.. ah.. Enak sekali Tom." Iwan kontan merintih panjang dan keras, saat merasakan sengatan kenikmatan yang luar biasa akibat sedotan mulut Tomi pada telinganya. Tubuh Iwan langsung menggelinjang dan mengejang saat kenikmatan sex semakin kuat menyengat sekujur tubuhnya.
"Kamu akan merasakan kenikmatan yang lebih hebat lagi Wan" ujar Tomi, sembari membimbing tubuh Iwan ke ranjang besar miliknya.
Iwan pun terlentang dengan pasrah di ranjang empuk. Ia dengan penuh harap, pasrah menantikan serbuan penuh nafsu dari Tomi. Segera Tomi kemudian menghampiri tubuh Iwan yang tergolek pasrah. Tomi membaringkan tubuh bugilnya di sisi kanan Iwan. Sejenak kemudian, Tomi sudah berada di atas tubuh Iwan. Tomi menindih tubuh Iwan yang sudah memejamkan matanya dan mulut terbuka menanti ciuman panas mulut Tomi.
"Ayo.. Tom teruskan permainanmu.. aku sungguh tak sabar lagi" rintih Iwan sembari menggoyang-goyangkan pinggul dan pantatnya, sehingga kontolnya yang sudah ngaceng terbungkus celana beradu dan bergesekan dengan kontol ngaceng Tomi.
"Sabar ya Wan.." bisik Tomi di telinga kanan Iwan.
"Wan.. aku cinta kamu sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini. Aku ingin membahagiakanmu, karena aku tahu kamu memang menginginkan kenikmatan ini. Maukah kamu menerima cintaku Wan?" kata Tomi sambil tetap berbisik.
Mendengar bisikan penuh kemesraan itu, Iwan seolah tak percaya pada pendengarannya. Dengan mata membelalak penasaran ia menatap tajam ke arah mata Tomi yang masih menindih tubuhnya.
"Akh.. sungguhkah kamu mencintaiku Tomi?" ujar Iwan dengan nada tidak percaya.
"Sepenuh hatiku aku mencintaimu Wan. Aku janji untuk selalu membahagiakanmu. Aku siap setiap saat melayanimu, memberimu kenikmatan sex seperti tadi" ujar Tomi penuh percaya diri.
"Oh.. Tomi ahh terima kasih Tomi. Aku juga cinta kamu. Sejak pertama kali mengenalmu, aku sudah merasakan cintaku padamu" ujar Iwan sambil memeluk erat tubuh mulus Tomi.
"Wan aku cinta kamu. Wan.. terima kasih kamu mau mencintaiku" ujar Tomi sambil mencium kening Iwan.
Ciuman di kening itu pun segera pindah ke mulut Iwan yang sudah haus nafsu birahi. Kembali mereka terlibat adegan ciuman yang sangat panas dan menggairahkan. Kemudian, Tomi mulai bergerak turun. Dengan penuh perhatian, Tomi mulai mempreteli satu persatu baju Iwan, sampai Iwan pun telanjang bulat.
"Ah.. wan, ternyata kamu memiliki badan yang indah. Bulu-bulumu membuat ku makin bernafsu dan sungguh menggairahkan. Ah.. kontolmu sungguh kekar dan besar.." kata Tomi sambil kedua tangannya sibuk menggerayangi sekujur badan Iwan yang ditumbuhi bulu halus dan lembut.
"Iya Tomi.. badanmu pun juga seksi dan menggairahkan" kata Iwan, sembari tangannya mengelus-elus punggung Tomi.
Kedua tangan Iwan pun terus bergerak semakin liar, hingga sampai pada bongkahan pantat Tomi yang seksi. Saat sampai di belahan pantat itu, jemari Iwan semakin asik memberikan rangsangan birahi. Giliran bibir anus Tomi yang kemudian menjadi sasaran jemari Iwan yang bergerak lincah menggelitiknya.
"Ough.. oh.. akh.. enak sekali Wan. Teruskan Wan, jangan berhenti, nikmat sekali rasanya" desah Tomi panjang saat merasakan permukaan anusnya digelitik jemari Iwan yang semakin nakal.
Persahabatan Tiga ABG Gay III
Tanpa banyak bicara lagi, Tomi segera meneruskan aksinya. Mulutnya langsung mengarah ke puting susu Iwan. Lidahnya pelan tapi pasti mulai menggelitik puting susu kanan Iwan. Gelitikan lidah yang liar dan binal itu kontan membuat tubuh Iwan kembali menggelinjang dan menggeliat-geliat. Sementara mulutnya mulai merintih dan mendesah penuh rasa nikmat. Rintihannya makin keras dan kadang berubah menjerit lirih, ketika mulut Tomi mulai menghisap-hisap puting susu Iwan. Bergantian puting susu kiri dan kanan Iwan mendapat perlakuan menggairahkan dari mulut binal Tomi. Kadang Tomi dengan usil menggigit lembut puting susu yang menggemaskan itu, dan disertai oleh hisapan yang kuat oleh mulutnya hingga kulit sekitar puting susu itu memerah.
Mendapat perlakuan seperti itu, Iwan semakin tidak dapat mengendalikan dirinya. Tubuhnya terus menggeliat dan mulutnya merintih dan mendesah-desah. Iwan terus mereguk kenikmatan demi kenikmatan, sampai terengah-engah. Sementara Tomi terus dengan aktivitas mulutnya menelusuri seluruh lekuk liku tubuh seksi Iwan dengan lidahnya. Tomi sangat menikmati kegiatannya dan tak henti-hentinya mengagumi kemolekan tubuh Iwan yang kini telah resmi menjadi pacarnya.
Akhirnya sampai juga mulut Tomi ke bagian paling menggairahkan dan membuatnya selama ini penasaran. Itulah kontol Iwan yang memiliki panjang 16 Cm dan ujungnya sudah basah oleh cairan bening dan kental. Bau lendir itu makin memancing gairah seks Tomi. Dengan cepat, Tomi mulai menjilati lendir bening itu hingga ujung kontol Iwan yang merah ranum itu kering kembali dan ganti dibasahi oleh ludah Tomi. Tak puas menjilati ujung kontol yang sudah ngaceng itu, mulut Tomi langsung melahapnya. Pelan tapi pasti, kontol itu sedikit demi sedikit masuk dalam mulut Tomi.
"Oh Tomi sungguh enak Tomi. Teruskan Tomi. Aku sungguh mencintaimu Tomi" desah Iwan tak kuasa menahan diri saat sengatan kenikmatan seks yang terjadi dari gesekan bibir Tomi dengan kulit ujung kontolnya itu makin kuat mengaliri tubuhnya.
Desahan dan rintihan Iwan membuat Tomi semakin bersemangat. Dengan penuh nafsu, lidah Tomi menyapu seluruh permukaan kepala kontol Iwan yang sudah memerah itu. Lendir bening yang mengalir makin dari deras dari celah kepala kontol itu tak luput dari sapuan lidahnya. Asin dan gurih rasanya, ditambah aroma khas dari precum Iwan membuat lidah dan mulut Tomi semakin liar dan buas. Mulut Tomi makin kuat menyedot dan makin cepat bergerak maju mundur, membuat Iwan makin keras merintih dan mendesah tak putus-putus.
Badan Iwan pun tak bisa diam lagi. Tubuh mulus dan sedikit berbulu itu makin kuat menggeliat erotis ditingkahi hentakan-hentakan lembut pada pinggulnya. Tak kurang dari delapan menit Iwan merasakah kenikmatan sex yang mengaliri sekujur tubuhnya. Saat itu, Iwan mulai merasakan desakan yang kuat dari seluruh syaraf pada tubuhnya, dan desakan itu mengalir ke arah kontolnya. Tanda-tanda Iwan hendak mencapai orgasmenya semakin kuat. Tubuhnya makin kuat menggeliat, dan mulai mengejang. Nafasnya semakin memburu seperti orang habis berlari jauh. Keringat birahinya makin deras mengalir, sementara dari celah pada kepala kontolnya juga mengalir precum yang tak kalah derasnya. Denyutan kepala kontolnya juga semakin keras terasa.
"Akh Tomi.. sayangku ak.. ak.. u ma.. mau keluar.. akh teruskan.. en.. nnaakk sekallii.. ah.." rintih Iwan yang tengah hanyut menuju puncak kepuasan sexnya.
Mendengar desahan Iwan, Tomi bukannya memperkuat sedotan dan gerakan mulutnya pada kontol kesayangannya itu. Sebaliknya Iwan justru melepaskan kontol gagah itu dari sekapan kehangatan mulutnya yang binal.
"Akh ayo Tomi teruskan saja. Pejuku udah hampir muncrat nih Kenapa kamu malah berhenti" ujar Iwan penasaran dengan nafasnya yang terengah-engah.
"Wan, kamu jangan keburu keluar dulu. Aku masih ingin bermain lebih lama dengan kontolmu. Sabar ya sayang" sahut Tomi juga dengan nafas terengah-engah. Peluh tampak membasahi dahi dan punggungnya yang putih mulus.
"Tapi aku udah gak sabar lagi.. pejuku udah hampir muncrat tadi" keluh Iwan dengan sedikit cemberut.
"Sabarlah sebentar, kamu kan belum merasakan jilatanku yang lebih nikmat lagi. Pokoknya aku ingin memberikan yang terbaik buatmu membuatmu benar-benar berada pada kepuasan tertinggi" janji Tomi coba menghibur Iwan yang tampak cemberut.
"Benarkah Tomi? Kenikmatan apa lagi yang masih kau sisakan untukku?" tanya Iwan penasaran, sementara kontolnya masih tetap ngaceng dan terus mengalirkan lendir bening yang kini membasahi bagian bawah perutnya.
"Nikmati sajalah permainan lidah dan bibirku di tubuhmu. Sekarang kamu angkat kakimu" kata Tomi, sambil mengangkat kedua kaki Iwan, sehingga kini Iwan dalam posisi terlentang dengan kedua kakinya mengangkang di udara.
Posisi seperti itu segera memperlihatkan anus Iwan yang kemerahan. Nafsu birahi Tomi langsung kembali menggelora saat matanya menatap tajam ke arah anus perawan milik Iwan. Posisi Iwan yang mengangkang seperti itu sungguh erotis. Sementara anusnya yang masih tertutup rapat seolah tampak menantang kontol Tomi untuk segera menembusnya. Tomi sendiri sebenarnya sudah tak sabar ingin memecahkan keperawanan anus kekasihnya itu. Tapi dia tidak mau bertindak kasar dan terburu-buru. Dia benar-benar ingin memberikan kenikmatan dan kepuasan sex pada Iwan. Maklum, Tomi tahu, inilah untuk pertamakalinya Iwan menikmati hubungan sex dalam hidupnya. Dan Tomi memang bukan tipe remaja gay yang menyukai hubungan sex yang kasar dan terburu-buru.
Melihat kondisi Iwan yang sudah terlentang pasrah dan sungguh mengharapkan puncak kenikmatan, Tomi tak tega untuk berlama-lama menikmati pemandangan menggairahkan itu. Segera saja ia kembali tengkurap dengan kepalanya persis berada di selangkangan Iwan, sehingga mulutnya tepat menghadap pada bibir anus perawan itu. Sejenak kemudian, Tomi mulai menjulurkan lidahnya ke arah pinggiran mulut anus Iwan. Lidah itu perlahan mulai kembali beraksi liar. Dengan lincah lidah itu mulai menyapu dan menggelitik kulit di bawah buah zakar Iwan.
Dengan tangan kirinya, Tomi mengangkat dua buah zakar Iwan agar lidahnya memiliki keleluasaan yang lebih lebar untuk memberikan rangsangan birahi pada Iwan. Begitu lidah Tomi menyentuh kulit bagian bawah buah zakar yang menggelantung ranum itu, kontan tubuh Iwan menghentak-hentak lembut. Sentuhan halus lidah itu seperti mengalirkan setrum listrik ribuan volt pada tubuh Iwan. Sengatan kenikmatan itu membuat Iwan bereaksi cepat, tubuhnya langsung menghentak dan mengejang.
"Akh.. akh, hahh.. kau apakan diriku Tomi? Enak sekali rasanya, aku belum pernah merasakan kenikmatan semacam ini" desah Iwan lirih mengomentari kenikmatan itu.
Tomi tak menanggapi desahan erotis itu. Dia mulai sibuk dengan keasikan lidahnya menjelajahi setiap titik kenikmatan pada bagian selangkangan Iwan. Puas menyapu dan menggelitik kulit bagian bawah zakar Iwan, mulut Tomi pindah ke dua buah zakar Iwan. Seperti tadi lidahnya kembali beraksi liar dan buas menjilati dan menggelitik dua buah zakar Iwan. Dan reaksi Iwan pun tetap sama, tubuhnya terus menggelinjang dan menggeliat-geliat, sementara mulutnya terus mendesah-desah berkepanjangan menikmati setiap sengatan arus kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya.
Kemudian secara bergantian, mulut Tomi mulai mengulum dan menyedot lembut buah zakar Iwan. Pertama yang dikulumnya adalah zakar kanan yang disedot-sedotnya dengan mendalam. Kemudian, puas dengan zakar kanan, mulutnya pindah ke zakar kiri, dan kembali menyedot dan mengulumnya sampai puas. Liurnya tampak membasahi dua buah zakar itu, sehingga tampak mengkilat dan semakin menggiurkan. Sedotan dan kuluman mulut Tomi pada buah zakar Iwan terasa sungguh nikmat. Semula Iwan merasakan agak ngilu saat zakarnya disedot Tomi. Itu yang membuatnya semakin kuat menggeliat dan menggelinjang erotis, sementara mulutnya semakin keras mendesah dan merintih. Bahkan, Iwan sempat melenguh keras saat merasakan dua buah zakarnya disedot dan diemut sekaligus oleh mulut Iwan. Meskipun sempat merasakan ngilu, namun Iwan tak kuasa untuk menolak kuluman mulut Tomi pada dua buah zakarnya. Sebab, ternyata rasa ngilu itu dengan cepat berubah menjadi rasa nikmat yang sama sekali belum pernah dirasakannya.
Setelah puas bermain-main dengan dua buah zakar yang ranum itu, Tomi memindahkan aksi mulutnya kembali ke sekitar anus perawan Iwan. Sementara Iwan semakin pasrah dan tetap tergolek dengan posisi kedua kakinya masih mengangkang di udara. Nafasnya tampak terengah-engah dan keringat makin deras membasahi tubuhnya. Tiba-tiba, Iwan memekik lirih dan matanya tampak mendelik sesaat. Tanpa disadarinya, lidah Tomi sudah menyentuh bagian permukaan lubang anusnya yang masih tertutup rapat itu. Iwan merasakan ada sesuatu yang hangat dan basah menyentuh kulit anusnya. Kemudian, ia merasakan sentuhan yang sungguh nikmat itu berubah menjadi usapan-usapan lembut dan hangat. Dan bersamaan dengan perubahan itu, kenikmatan yang menjalari tubuhnya semakin meningkat.
"Akh.. Tomi enak sekali lidahmu" desah Iwan singkat, sebelum ia kembali terseret arus kenikmatan sex yang menggelora.
Iwan pun kembali memejamkan matanya, berkonsentrasi menikmati setiap sentuhan dan gelitikan lidah Tomi pada bibir anusnya. Sementara Tomi semakin gemas mempermainkan tubuh kekasihnya. Tangan kanannya tampak dengan gemas meremas-remas pantat Iwan yang montok, sementara tangan kirinya meremas-remas lembut buah zakar sambil sekali-sekali mengocok batang kontol Iwan. Gerakan-gerakan dua tangan itu dan gelitikan lidah pada bibir anus menghadirkan kombinasi kenikmatan seksual yang sungguh sensasional bagi Iwan. Inilah pengalaman pertama kontak seksual yang benar-benar membuat Iwan ketagihan.
Dengan penuh perasaan Iwan menikmati terus kenikmatan yang semakin jauh melambungkan dirinya menuju puncak kenikmatan asmara. Sedangkan Tomi juga sudah asik bermain-main dengan lidah dan bibirnya pada anus Iwan. Aroma keringat kejantanan yang muncul dari selangkangan dan celah pantat Iwan telah menghipnotis Tomi untuk terus menikmatinya dan semakin memacu gelora nafsu birahinya. Sekali-sekali lidah Tomi coba menerobos kepekatan lubang anus Iwan. Lidah itu coba menembus anus perawan Iwan yang masih tertutup rapat.
Persahabatan Tiga ABG Gay IV
"Ya.. yah, terus Tomi, teruskan.. akh.. nikmat sekali rasanya. Masukkan lidahmu ke pantatku.. oh.. ah, oh.." desah Iwan tak terkendali saat ia merasakan ada sesuatu yang lembut coba menerobos memasuki anusnya.
Dengan reflek, Iwan mengendurkan otot-otot anusnya, sehingga anus perawan yang semula tertutup rapat itu mulai mengendur. Kondisi itu makin memudahkan lidah Tomi membuka permukaan mulut anus Iwan. Namun, lidah Tomi tidak bisa terlalu dalam menjangkau lubang anus Iwan. Iwan sendiri tampak mulai tak sabar merasakan sensasi kenikmatan sex yang lebih dalam lagi. Pinggulnya mulai bergoyang-goyang, seolah memancing lidah Tomi agar lebih berani menjelajahi lebih dalam rongga pantatnya. Tomi juga tampak tidak mau menyerah. Kemudian ia mengalihkan aktivitas tangan kanannya yang semula sibuk meremas-remas bongkahan pantat Iwan. Jemari tangan kanannya kini sudah berada di depan liang anus Iwan.
Sesaat, Tomi mengulum dan membasahi jari telunjuk kanannya dengan ludahnya. Sesaat kemudian, jari telunjuk itu diarahkannya menuju bibir anus Iwan. Sejenak, Tomi mempermainkan telunjuknya di bibir anus Iwan yang sudah basah oleh air liurnya tadi. Kini jari itu menggantikan aktivitas lidah dan bibirnya dalam memberikan kenikmatan sex pada Iwan. Begitu telunjuk itu menyentuh bibir anus yang lembut, Iwan kembali terpekik dan tubuhnya menggelinjang keenakan. Pekikan lirih itu kemudian berubah menjadi desahan dan rintihan panjang, ketika jari telunjuk Tomi berusaha menembus permukaan anusnya. Kontan Iwan merasakan ada kenikmatan yang lebih kuat lagi, saat jari Tomi sudah membuka liang anusnya. Tapi, kemudian Iwan memekik keras dan membuka matanya.
"Aduh.. sakit Tomi, perih Tomi" rintih Iwan memelas.
"Rileks saja Wan.. kendurkan otot anusmu sekarang. Kamu akan merasakan kenikmatan yang tiada taranya" ujar Tomi dengan penuh kesabaran, sambil menarik lagi jari tengahnya dari mulut anus Iwan.
Tomi menyadari, ini adalah hubungan sex pertama bagi Iwan. Karena itu, ia harus bertindak hati-hati agar Iwan tidak merasakan sakit pada anusnya. Sebab ia takut rasa sakit itu akan menimbulkan trauma pada diri Iwan saat melakukan hubungan seks lagi dengannya. Dan Iwan yang sudah benar-benar pasrah, menuruti saja perkataan Tomi dengan bernafas panjang sambil mengendurkan otot-otot anusnya. Setelah Iwan benar-benar rileks, Tomi mulai lagi mencoba melakukan penetrasi jarinya ke anus yang kini mulai tampak longgar itu.
"Ok Tomi, aku siap sekarang, masukkan lagi jarimu" ujar Iwan lirih.
"Baiklah Wan, kalau masih sakit bilang ya" sahut Tomi lembut.
Kemudian, Tomi kembali membasahi jarinya dengan ludahnya, lantas mengarahkannya ke mulut anus Iwan. Masih dengan penuh kesabaran, Tomi menggelitikkan jarinya di bibir anus Iwan. Hal itu membuat Iwan kembali merasakan sensasi kenikmatan pada bibir anusnya, dan membuatnya semakin rileks. Mulut Iwan kembali mendesis-desis kenikmatan, dan matanya sudah terpejam kembali. Melihat kondisi Iwan yang tampak sudah siap, jari Tomi mulai menerobos kegelapan anus Iwan. Kali ini Iwan sudah benar-benar rileks, sehingga otot-otot anusnya tidak melawan saat jari Tomi menguak mulut anusnya. Dengan pelan-pelan jari itu mulai menyusup masuk dan menembus mulut anus Iwan.
"Akh.. uh en.. naakk Tomi.. terus masukkan sayangku.." lenguh Iwan yang semakin jauh menyusuri kenikmatan demi kenikmatan yang menghampiri tubuhnya.
"Gimana Wan, sakit gak?" tanya Tomi saat mendengar lenguhan Iwan.
"Akh.. enak Tomi gak sakit kok terusin aja, masukkan semua tanganmu" sahut Iwan sambil menggeliat-geliat keenakan.
Mendengar jawaban Iwan itu, Tomi pun tak ragu lagi meneruskan memasukkan jarinya ke anus Iwan. Tak terasa sudah setengah jarinya amblas dalam kegelapan lorong anus Iwan. Dan semakin dalam jari itu menembus anus Iwan, goyangan dan desahan Iwan semakin kuat. Rupanya Iwan mulai menuai kenikmatan yang lebih hebat lagi. Akhirnya, seluruh jari telunjuk Tomi sudah tenggelam dalam liang anus Iwan. Sejenak Tomi mendiamkan jarinya yang kini sudah tersekap dalam dekapan hangat liang anus Iwan.
Dalam kondisi itu, Tomi menggerakkan kepalanya menuju batang kontol Iwan yang masih berdiri tegak ngaceng, dengan kepala kontol yang sudah basah kuyup oleh lender bening. Begitu banyaknya lendir bening yang keluar, sampai mengalir ke sepanjang batang kontol itu, dan kemudian menggenang di sekitar pangkal batang kontol serta membasahi bulu-bulu jembut yang tumbuh lebat di sekitarnya. Lidah Tomi kemudian menyapu sepanjang batang kontol dan jembut yang basah oleh pre cum Iwan. Terasa asin dan gurih pre cum itu. Dan baunya yang khas makin membuat birahi Tomi meledak-ledak.
Menatap kontol yang ngaceng dan sekeras baja itu, Tomi semakin gemas. Kontolnya sendiri juga sudah dari tadi mengalirkan pre cum yang banyak, sampai membasahi kain sprei tempat tidurnya. Meski sebenarnya sudah tidak sabar lagi, namun demikian, Tomi tetap sabar memberikan kenikmatan-kenikmatan birahi pada kekasihnya. Tomi ingin benar-benar menuntaskan tugasnya sampai Iwan benar-benar sampai pada puncak kenikmatannya. Karena itu, Tomi kemudian mulai menggerakkan jarinya keluar masuk lubang pantat Iwan. Gerakan jari itu menimbulkan gesekan-gesekan panas yang penuh sensasi, membuat mulut Iwan tidak berhenti mendesah dan melenguh.
"Akh.. ah.. enak sekali jarimu Tomi.. aku suka sekali. Teruskan Tomi, masukkan lebih dalam lagi akh akh enak Tomi akh.." desah Iwan setiap kali Tomi menggerakkan jarinya keluar masuk.
Dan bersamaan dengan gerakan-gerakan jarinya itu, dari lubang kontol Iwan mengalir dengan deras pre cum. Setiap kali jari Tomi bergerak masuk, dari lubang kontol itu mengalir pre cum dengan deras. Dan setiap tetes pre cum yang keluar langsung disambut oleh sapuan lembut lidah Tomi, dan begitu seterusnya, yang memberikan kenikmatan ganda pada Iwan. Sementara di bagian bawah anusnya dikocok-kocok jari Tomi, dan pada saat yang sama kepala kontolnya juga digelitik dan diusap oleh lidah Tomi. Kondisi itu membawa Tomi semakin jauh terbang ke angkasa yang penuh kenikmatan. Dengan mata terpejam, Iwan menikmati saja seluruh permainan Tomi pada dirinya. Tiba-tiba mulut Iwan menjerit keras dan membuat kaget Tomi.
"Ah.. hah kenapa Wan? Sakit ya?" tanya Tomi setengah panik, sambil berusaha menarik keluar jarinya dari lubang pantat Iwan.
"Akh.. jangan, jangan kamu keluarkan jarimu Tomi teruskan saja. Tadi itu enak sekali jarimu dalam pantatku" desah Iwan.
Rupanya, tanpa sengaja jari Tomi menyentuh dan menekan prostat Iwan. Saat itulah, Iwan merasakan kenikmatan yang sangat hebat. Karena itu, Tomi kembali memasukkan jarinya lebih dalam ke liang anus Iwan. Saat kembali jari itu menekan dan menyentuh prostat Iwan yang sensitif, lagi-lagi Iwan memekik dengan nada erotis. Hal itu membuat Tomi penasaran. Karena itu, ujung jarinya sengaja bergerak memutar-mutar tepat pada daerah prostat Iwan yang sangat sensitif terhadap rangsangan. Karuan saja, gerakan ujung jari Tomi itu membuat Iwan makin keras memekik dan mendesah tiada hentinya. Semakin keras Iwan memekik, semakin kuat Tomi menekan daerah prostat Iwan. Sekitar dua menit Iwan melakukan hal itu, sampai Iwan mendekati puncak kenikmatannya. Tanpa memberikan rangsangan oleh mulutnya pada kontol Iwan, kemudian ia mendengar Iwan hendak mencapai orgasmenya. Kali ini Tomi tidak mau menghentikan kegiatan jarinya. Ia membiarkan Iwan mencapai puncak kenikmatan seksnya.
"Akh.. ah Tomi enak sekali. Teruskan, teruskan. Tomi aku udah mau keluar nih, pejuku rasanya sudah di ujung kontolku, ah.. enak.. akh.. uuh.. aku pejuku keluar sekarang Tom.." kata Iwan.
"Ayoo.. Wan, nikmati seluruh puncak kenikmatanmu, Wan. Keluarkan saja semua pejumu. Aku ingin menikmati kesegaran pejumu sekarang Wan.." balas Tomi.
Berkata begitu, Tomi semakin mempercepat gerakan jarinya keluar masuk liang pantat, sambil memberikan tekanan-tekanan pada prostat Iwan. Hal itu membuat Iwan makin merasakan nikmat dan makin kuat menggelinjang, serta mempercepat proses Iwan menuju puncak kenikmatan. Tiba-tiba dari ujung kontol Iwan menyemburkan peju dengan kuat. Padahal kontol itu tidak mengalami rangsangan yang berarti dari mulut Tomi kecuali usapan lembut lidah Tomi saat menyapu pre cum yang keluar dari lubang kontol itu. Ternyata tekanan jari Tomi pada prostat Iwan yang merangsang Iwan mencapai orgasmenya. Untungnya mulut Tomi sudah siap menampung semburan peju hangat dari kontol Iwan.
"Akh.. Tomiee.. aku.. keluar.. sekarang! Ah.. ah.. oh.. akh.. nikmat sekali! Akh.. ah.. uhh.." jerit Iwan panjang, saat kontolnya pertama kali menyemburkan peju.
Inilah semburan peju sekaligus orgasme pertama Iwan melalui hubungan sex. Tubuh Iwan meregang dan mengejang dengan hebat saat ia mencapi orgasmenya. Bersamaan dengan semburan-semburan pejunya yang deras itu, Iwan terus mendesah dan mengerang penuh kenikmatan. Tangannya mencengkram erat kain sprei, sedangkan tangan kanannya juga mencengkram erat rambut Tomi yang tengah sibuk menyedot kontolnya. Nafas Iwan pun tampak terengah-engah seperti baru saja lari maraton, dan tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat birahi yang mengalir makin deras saat ia mengalami ejakulasi.
Mulut Tomi langsung disibukkan oleh semburan peju yang bertubi-tubi dari kontol Iwan. Sementara jarinya terjepit erat oleh bibir anus Iwan yang mengalami kontraksi hebat saat mencapai orgasme. Karena itu, Tomi tidak dapat menarik keluar jarinya dari anus Iwan yang hangat dan lembab itu. Sekitar tiga menit Iwan mengalami orgasmenya yang sungguh nikmat, dan baru sekali ini ia merasakan kenikmatan seindah itu. Semburan-semburan peju yang dahsyat dari lubang kontol Iwan seperti ledakan magma panas dari puncak gunung berapi. Air mani Iwan pun segera memenuhi rongga mulut Tomi, dan segera mengalir membasahi kerongkongan Tomi yang memang sudah kering dan kehausan. Aliran sperma segar itu segera menyegarkan tenggorokan Tomi. Tetapi sperma Iwan sangat banyak. Tomi sempat menghitung terjadi sembilan kali semburan kuat dari kepala kontol Iwan. Dan semburan itu semuanya tertampung pada mulutnya.
Persahabatan Tiga ABG Gay V
Air mani Iwan terasa gurih dan asin di lidah Iwan. Kesegaran air mani itu makin membuat Tomi bernafsu untuk terus menyedot batang kontol Iwan yang sedang dikulumnya. Sedotannya baru berhenti ketika dari ujung kontol itu tidak lagi menyemburkan air mani. Tetapi Tomi masih tetap mengulum penis gagah itu beberapa saat sampai nafas Iwan kembali tenang dan tubuh Iwan mengendur tidak lagi tegang. Sementara penis Iwan yang semula berdiri tegak dan mengaceng sekeras baja, perlahan mulai melunak dan menyusut dalam sekapan mulut Tomi. Sesaat kemudian Iwan membuka matanya dan tersenyum penuh kepuasan pada Tomi.
Tomi kemudian merasakan kontraksi pada anus Iwan juga sudah mulai mengendur dan bibir anus itu tidak lagi menggigit jarinya. Karena itu dia perlahan mulai menarik keluar jarinya dari liang anus Iwan. Saat jarinya bergerak perlahan, Iwan kembali mendesah-desah keenakan.
"Akh.. ah Tomi jarimu masih di dalam pantatku ya?" tanyanya dengan polos sambil tersenyum manis ke arah Tomi yang masih berada di selangkangannya.
"Iya Wan.. abis tadi pantatmu kuat sekali menjepit jariku sampai aku tidak bisa menariknya keluar" ujar Tomi.
"Kalau begitu keluarnya pelan-pelan ya.. akh.. ah.. enak juga Tomi." desah Iwan, saat Tomi melanjutkan menarik jarinya keluar dari liang pantat Iwan.
"Aahh.. uuhh akhh" Iwan mendesah panjang, saat akhirnya jari itu tercabut seluruhnya dari anusnya.
"Bagaimana Wan? Puas gak?" tanya Tomi.
"Oh.. Tomi.. Terima kasih sayangku, kamu sudah memberikan pengalaman baru yang sungguh nikmat dan indah. Belum pernah aku merasakan kenikmatan sex semacam ini. Sangat enak, dan jauh lebih enak daripada onani. Aku benar-benar menikmatinya, kamu sungguh pintar memberikan kenikmatan padaku" puji Iwan sembari menarik tubuh Tomi ke atas.
Tomi pun tengkurap dan menindih tubuh Iwan yang basah oleh keringat. Sehingga kontolnya yang masih ngaceng dan sudah basah kuyup oleh pre cum menekan perut Iwan.
"Akh.. Tomi kontolmu masih ngaceng. Sekarang giliranku memberikan kamu kenikmatan" ujar Tomi sambil berusaha berguling.
Tapi Tomi menolaknya dengan halus.
"Sebentar Wan, kamu kan masih lemas, kalau dipaksakan jadi gak seru mainnya" kata Tomi sembari mencium bibir Iwan dengan lembut dan mendalam.
Saat itu di mulut Tomi masih ada sebagian air mani Iwan yang belum ditelannya. Ia sengaja menyisakan sebagian sperma segar itu untuk dibagikan kepada Iwan. Melalui ciuman panas itu, Tomi mengalirkan kesegaran sperma Iwan. Dan Iwan dengan lahap menyambut aliran spermanya sendiri dan mereguk kesegarannya hingga tidak tersisa. Kemudian mereka kembali terlibat dalam ciuman yang sungguh panas dan seksi. Lidah mereka saling beradu dan bergulat, memberikan rangsangan-rangsangan sex yang tak kurang indahnya. Sekitar lima menit mereka berciuman sampai nafas dua remaja itu kembali terengah-engah.
"Terima kasih ya Tomi, kamu telah memberikan pengalaman pertama sex yang sungguh nikmat. Aku tidak akan pernah melupakan kenikmatan ini, terutama saat kontolku tadi ngecrot. Aku seperti terbang ke angkasa" bisik Iwan sambil memeluk erat Tomi yang masih menindihnya.
"Sama-sama Tomi, aku juga gembira dapat merasakan kehangatan badanmu, kemesraan cintamu. Aku belum pernah merasakan kebahagiaan sebesar ini" balas Tomi sambil mengecup kening Tomi.
"Tomi, hisapan mulutmu pada kontolku tadi sungguh nikmat. Aku ingin merasakan kenikmatan itu bersamamu setiap hari" ujar Iwan.
"Tentu saja kamu bisa merasakannya setiap hari Wan, karena aku pun senang sekali bermain dengan kontolmu yang panjang itu. Apalagi, pejumu sungguh gurih dan segar. Aku suka sekali menghirup pejumu" sahut Tomi.
"Benarkah Tomi? Kamu suka kontol dan pejuku?" ujar Iwan setengah tidak percaya dengan pendengarannya.
"Aku janji padamu Wan. Aku sayang kamu" sahut Tomi sambil sekali lagi mengecup mesra kening dan pipi mulus Iwan, yang disambut dengan senyuman manis bibir Iwan dan tatapan mata Iwan yang berbinar-binar.
Kemudian mereka kembali saling berciuman dengan penuh kemesraan dan kehangatan cinta yang tumbuh di hati mereka. Iwan dan Tomi berbaring sambil berpelukan beberapa saat untuk meredakan nafas yang sempat ngos-ngosan.
"Tom, sekarang giliranku mengisap kontolmu. Sekarang ya, aku udah gak sabar nih pingin mencicipi pejumu" ujar Iwan dengan nada manja.
"Mau sekarang? Ok aja, sapa takut" ujar Tomi sembari mengangkangkan selangkangannya lebar-lebar sehingga kontolnya yang lemas tampak tergolek anggun.
"Wah kamu sudah gak sabar juga ya Tom" ujar Iwan sembari memberikan kecupan mesra pada bibir Tomi.
Kecuman mesra itu segera berubah menjadi ciuman panjang yang sungguh panas dan liar. Kembali dua mulut itu saling bertemu dan bibir mereka saling memagut, menghisap, dan mengulum. Kali ini, Iwan jauh lebih agresif. Ia benar-benar ingin memberikan yang terbaik dan ternikmat untuk kekasihnya. Dan Tomi pun berusaha mengimbangi agresifitas Iwan yang kadang menjadi sangat liar itu. Iwan benar-benar liar dan lepas kendali siang itu, sampai-sampai Tomi sempat kewalahan mengimbangi permainan sex yang dilakukan Iwan. Semangat birahinya serta rasa cintanya pada Tomi membuat Iwan benar-benar lupa daratan. Kecupan dan hisapan mulutnya pada leher, pundak, dada, serta dua puting susu Tomi meninggalkan banyak bercak merah di sekujur tubuh tomi. Tapi Tomi tak kuasa menolaknya, karena dia memang benar-benar menikmati keliaran mulut Iwan itu.
Dan akhirnya Tomi hanya bisa terbaring pasrah menerima setiap bentuk rangsangan yang diberikan Iwan pada dirinya. Setiap detik dilaluinya dengan penuh kenikmatan birahi yang tak kunjung henti mengaliri seluruh syaraf tubuhnya. Mulutnya juga tak berhenti mendesah, merintih, mengerang, dan sekali sekali memekik lirih penuh nada erotis yang mengiringi seluruh kenikmatan sex yang sedang dirasakannya. Tak kurang dari 45 menit, Tomi merasakan semua itu, sampai akhirnya ia tiba pada puncak kenikmatannya, dengan semburan-semburan dahsyat sperma dari penisnya yang sedang dihisap dengan kuat oleh mulut Iwan. Dan tak setetes pun airmaninya yang terbuang sia-sia, karena seluruhnya telah ditelan dengan lahap oleh Iwan. Sementara mengisap dan menelan sperma segar itu, jari telunjuk kanan Iwan yang berada dalam sekapan kehangatan anus Tomi juga tetap memberikan rangsangan pada prostat Tomi, yang makin membuat puncak kenikmatan itu lebih sempurna.
Rupanya, kenikmatan-kenikmatan yang dirasakan Tomi membuat Iwan kembali terangsang gairah birahinya. Kontolnya yang tadi sempat lemas setelah menyemburkan peju, kembali mengalami ereksi. Untungnya kontol itu tidak ngaceng percuma, karena tangan kanan Tomi yang menganggur, telah memberikan rangsangan berupa kocokan-kocokan penuh nikmat. Rupanya Tomi tidak mau egois. Kendati dia sedang sibuk dengan seluruh kenikmatan sex yang mengaliri tubuhnya, namun dia sempat memberikan perhatian pada penis kekasihnya. Akibatnya, tak lama setelah ia mencapai orgasme, giliran Iwan yang menyusul mengalami orgasmenya yang kedua. Kontol Iwan tak kalah deras menyemburkan air maninya, yang langsung tersemprot bebas dan jatuh membasahi kain sprei tempat mereka berdua sibuk bergulat menimba kenikmatan demi kenikmatan sex yang sangat mengasyikkan.
Setelah sama-sama puas, mereka pun kembali tergolek lemas sambil berpelukan, dan tak lama kemudian mereka tertidur pulas penuh nikmat. Mereka tak mempedulikan tempat tidur yang kini sudah berantakan, dengan sprei yang basah oleh bercak-bercak peju Iwan, serta basah pula oleh keringat birahi mereka.
Sementara Tomi dan Iwan sedang asik dengan kesibukan mereka memacu asmara dan birahi, pada saat yang sama, Johan juga tak kalah sibuknya dengan kenikmatan onani seorang diri. Johan siang itu tampak tidur terlentang di taman belakang rumahnya yang luas dan asri. Siang itu matahari bersinar terik. Kolam renang dengan air yang jernih seolah tak mampu mengurangi teriknya matahari. Apalagi, siang itu Johan memang sedang benar-benar sangat horny. Sudah beberapa hari terakhir, kontolnya tidak memuncratkan peju segar dan hangat. Dan sejak pagi hingga siang itu kontolnya terus menerus ngaceng meminta penyaluran hasrat birahi.
Sebenarnya pagi harinya, di sekolah Johan nyaris saja melakukan onani di kamar mandi sekolah, usai pelajaran olah raga. Saat usai olah raga, seperti biasa, para murid kelas 2A1-2 segera berebut memasuki kamar mandi untuk berganti pakaian sekaligus membersihkan badan dari keringat usai olah raga. Karena jumlah kamar mandi hanya terbatas, dan ruang ganti tidak terlalu luas, maka sekitar 23 cowok ABG berusia 16-an tahun ramai-ramai menelannjangi dirinya masing-masing. Tanpa rasa risih dan malu, masing-masing bergegas membersihkan badan dan berganti pakaian. Alhasil dalam satu kamar mandi bisa diisi 3 - 4 cowok sekaligus. Yang kalah cepat, otomatis harus bersabar menunggu giliran menggunakan kamar mandi.
Beruntung, pagi itu Johan tidak kalah cepat. Dan yang lebih membuatnya bahagia adalah, dia berada dalam satu kamar mandi bersama dua sobat kentalnya, Tomi dan Iwan. Sudah sejak lama, Johan ingin melihat dua tubuh sobatnya itu dalam keadaan telanjang bulat. Dan pagi itu, keinginnannya menjadi kenyataan, dia bisa memandangi sepuasnya tubuh mulus dan seksi milik Tomi dan Iwan. Sambil sembunyi-sembunyi, mata Johan berkali-kali melirik ke arah selangkangan Tomi dan Iwan, menyoroti kontol dua sahabatnya yang tampak indah dan anggun menggelantung lemas di antara dua paha mulus masing-masing.
Dan akibatnya, jelas membuat kontol Johan menjadi ngaceng. Johan baru menyadari kontolnya yang ngaceng, ketika ia menyabuni selangkangannya. Saat itu kontolnya sudah benar-benar keras. Buru-buru ia membalikkan badannya menghadap tembok kamar mandi. Untunglah, dua sahabatnya tidak menyadari perubahan kondisi kontol Johan, karena mereka pun sedang sibuk membersihkan badannya masing-masing karena beberapa teman yang sedang menunggu giliran mandi terus berteriak-teriak dan menggedor pintu kamar mandi, mendesak agar mereka segera keluar dari kamar mandi.
Saat pelajaran kimia, kepala Johan benar-benar pusing. Bukan karena sakit, tapi karena kontolnya terus menerus ngaceng. Benak Johan memang sedang dipenuhi oleh bayangan kontol Tomi dan Iwan yang tadi dilihatnya di kamar mandi. Akibatnya, Johan tidak dapat konsentrasi mengikuti pelajaran kimia. Padahal kimia merupakan pelajaran favoritnya. Sementara Tomi dan Iwan yang duduk di bangku samping kanannya, tampak tenang-tenang saja, tekun menyimak pelajaran kimia. Karena tak tahan lagi, begitu pelajaran kimia usai, Johan segera menghambur keluar dan berlari menuju kamar mandi lagi.
Persahabatan Tiga ABG Gay VI
Di dalam kamar mandi itu, dia segera membuka celana abu-abu seragam sekolahnya, dan segera mengocok kontolnya dengan cepat. Tapi sial, belum sempat kontol itu menyemburkan pejunya, tiba-tiba pintu kamar mandi tempatnya onani digedor seseorang. Rupanya bagian cleaning service yang menggedor karena dia harus segera membersihkan kamar mandi sebelum bel istirahat berdentang. Akhirnya, dengan bersungut-sungut, Johan menghentikan onaninya sebelum dia mencapai orgasme, dan segera kembali ke ruang kelas.
Gara-gara semua itu, sesampainya di rumah dia segera berniat melanjutkan kembali pelampiasan nafsu birahinya. Begitu masuk ke kamar tidurnya, dia segera menelanjangi dirinya, dan dalam kondisi telanjang dia berdiri di depan cermin besar, mengamati seluruh lekuk liku tubuhnya. Johan memang senang berdiri telanjang berlama-lama di depan cermin, menikmati dan mengagumi keindahan tubuhnya sendiri. Apalagi bila kontolnya sedang ngaceng total seperti siang itu, bisa membuatnya bertahan lebih dari setengah jam berkaca di depan cermin besar itu. Puas bercermin dan mengamati keanggunan kontolnya sendiri, ia pun segera mengenakan celana boxer biru tanpa celana dalam, dan melenggang menuju kolam renang di belakang rumahnya. Setelah puas bermain air kolam renang sekitar 15 menit, Johan naik dan berbaring di rerumputan hijau di bawah rindangnya pohon kenari.
Siang itu, Johan benar-benar tidak punya pilihan lagi. Dia sudah tidak dapat menahan dan mengendalikan nafsu birahinya lebih lama lagi. Maka tak lama setelah berbaring, Johan mulai merangsang dirinya sendiri. Dan tentu saja, bersamaan dengan itu, fantasinya mulai bekerja. Ia membayangkan tubuhnya sedang dirangsang oleh dua pasang tangan milik dua sahabatnya, Tomi dan Iwan yang selama ini selalu dikaguminya karena ketampanan mereka.
Johan memang selalu ingin bisa bermain sex dengan dua sahabatnya itu. Maklum, Tomi berwajah putih mulus dengan rambut hitam lurus belah tengah. Mata Tomi yang hitam tampak jernih dengan hidung mancung menghiasi wajahnya. Dan wajah itu semakin manis bila bibir merah Tomi sedang tersenyum. Sedangkan Iwan memiliki rambut yang agak merah, karena dia memang berdarah campuran Perancis, Cina, dan Jawa. Matanya yang biru semakin membuat Johan selalu tergila-gila. Sedangkan bibirnya yang tipis sangat sensual membuat Johan selalu bermimpi dapat mengecup dan melumatnya. Sedangkan Johan memiliki rambut hitam lurus yang agak panjang hingga melewati tengkuknya. Wajah Johan sendiri memang tak kalah manis dibanding dua sahabatnya itu.
Bayangngan dua wajah manis dan tampan itu membuat Johan semakin bernafsu. Johan makin bernafsu saat membayangkan kontol dua sahabatnya itu dalam kondisi sedang ngaceng. Johan berpikir, tentu kontol dua sahabatnya akan sangat panjang dan besar serta keras bila sedang ngaceng. Kontol Johan sendiri memang panjang untuk anak remaja berusia 16 tahun. Dengan bulu-bulu jembut yang selalu tercukur rapi, kontolnya tampak semakin gagah dan anggun baik saat sedang lemas, apalagi bila sedang ngaceng. Oh sungguh akan menyenangkan bila Johan benar-benar bisa mengadu keperkasaan kontolnya itu dengan dua kontol milik Tomi dan Iwan. Dan dia benar-benar sangat menginginkannya saat ini.
Sambil membayangkan keindahan tubuh dua sahabatnya, Johan terus meransang tubuhnya. Tangan kirinya mulai menggelitik dan memilin dua puting susunya bergantian. Sementara tangan kanannya, mulai bergerak turun ke arah selangkangannya. Dengan cepat, gerakan jemari kirinya pada kedua puting susunya segera mengalirkan sensasi kenikmatan pada tubuhnya. Dan tangan kanannya, sudah menyusup ke balik boxer birunya. Di dalam boxer birunya itu, tangannya segera menemukan batang kontolnya yang sudah ngaceng sepanjang 17,5 Cm, lebih panjang 9 Cm dibanding bila kontol itu sedang dalam keadaan lemas.
Dengan gerakan cepat, Johan menarik turun dan melepaskan boxer biru itu dari badannya. Dengan begitu, tangannya menjadi lebih bebas memberikan perhatian penuh pada kontolnya yang disunat dengan sempurna itu. Telapak tangan kanannya segera menggenggam kontolnya yang panjang, dan mulai meremas dan memijit batang kontol yang berdiri mengacung dengan keras itu. Kontolnya terasa hangat, dan lembut dengan kulit yang halus. Beberapa saat kemudian, tangan kanannya mulai bergerak naik turun sepanjang batang kontolnya, dan dia pun sudah asik dengan kegiatan onaninya dengan bebas tanpa ada gangguan apapun dari orang lain.
Johan semakin jauh terbang dalam kenikmatan onaninya seiring dengan gerakan-gerakan ritmis tangan kanannya pada kontolnya. Kocokan lembut dan pelan kemudian berubah menjadi cepat dan sesaat kemudian berubah pelan, menghadirkan kombinasi sensasi kenikmatan sex pada dirinya. Sementara gerakan jemari tangan kirinya yang terus menggelitik dan memilin lembut dua puting susunya melengkapi sensasi kenikmatan sex itu. Di sela merasakan kenikmatan itu, benak Johan pun tak berhenti membayangkan kehadiran dua tubuh mulus milik Tomi dan Iwan di sisinya. Benak Johan terus dipenuhi bayangan keindahan tubuh dua sahabatnya yang selalu membuatnya bergairah itu.
Johan berkhayal, Tomi dan Iwan sedang sibuk merangsang tubuhnya. Dalam benaknya tergambar, mulut Tomi dan Iwan tampak sibuk mengenyot puting susunya, masing-masing di sebelah kiri dan kanan. Lidah dua cowok cakep itu tampak sedang aktif menggelitik puting susunya bersamaan, diselingi dengan kecupan dan kenyotan lembut pada susunya hingga menimbulkan bercak kemerahan di sekitar kedua puting susunya. Sementara tangan kanan Tomi tampak sedang meremas dan mengocok kontolnya. Sedangkan tangan kiri Iwan bertugas meremas-remas lembut dua buah zakarnya diselingi dengan rangsangan nikmat berupa gelitikan lembut jemari Iwan di sekitar anus Johan. Sungguh kombinasi rangsangan seks yang sangat nikmat, membuat Johan makin dalam tenggelam dalam arus kenikmatan seks.
Tak lama, imajinasi Johan bergerak dengan membayangkan mulut Tomi dan Iwan bergantian memberikan kenikmatan sex melalui kontolnya. Mulut Tomi sedang menghisap kontolnya, dan mulut itu tampak bergerak naik turun sepanjang batang kontolnya yang menimbulkan gesekan penuh nikmat antara kulit penisnya dengan bibir lembut Tomi. Pada saat yang sama, lidah Iwan sedang sibuk menggelitik dua buah zakar Johan, dan sekali-sekali mulut Iwan mengulum dua bola zakar yang membuat Johan memekik kenikmatan.
Sesaat kemudian, lidah Iwan bergerak turun ke arah mulut anus Johan. Tanpa ragu, Iwan menjulurkan lidahnya dan menggelitik daerah sekitar bibir anus Johan. Mulut Johan segera mendesis dan mendesah tiada henti saat merasakan kenikmatan yang berbeda dari gelitikan lidah Iwan pada daerah sekitar bibir anusnya. Dan, tiba-tiba tubuh Johan menggelinjang agak keras serta mulutnya memekik penuh nada erotis, saat ujung lidah Iwan menyentuh tepat mulut dan bibir anusnya. Itulah kenikmatan terindah yang belum pernah dirasakannya selama ini. Melihat reaksi tubuh Johan, Iwan semakin bersemangat lagi menggelitik permukaan anus Johan. Lidahnya semakin liar mengusap dan menjilati anus itu, yang membuat tubuh Johan makin kuat menggeliat menahan rasa nikmat yang begitu deras mengaliri saraf pada sekujur tubuhnya.
Bergantian Tomi dan Iwan mengulum kontol dan menjilati permukaan anus Johan. Sementara dua sahabatnya itu sibuk memberikan kenikmatan pada dirinya, dua tangan Johan juga tidak tinggal diam. Tangan kanan dan kirinya masing-masing sibuk mengocok kontol milik Tomi dan Iwan. Dua kontol panjang itu terasa hangat dan keras dalam genggaman tangannya. Johan membayangkan, mulutnya juga tak kalah sibuk mengulum bergantian kontol milik Tomi dan Iwan. Sesekali lidahnya juga menggelitik kepala kontol yang merah dan basah itu. Mulut Tomi dan Iwan sesekali terdengar melenguh dan menggumam keenakan akibat sentuhan lidah dan bibir Johan pada batang kontol mereka yang ranum dan anggun itu.
Siang itu, Johan benar-benar tenggelam dalam bayangan dan fantasi seksnya yang liar. Ia habis-habisan menumpahkan seluruh energi seksnya dalam khayalan birahi dan kenikmatan onaninya. Dan sejalan dengan keliaran fantasi seksnya, Johan makin mempercepat gerakan tangan kanannya memompa dan mengocok batang penisnya yang ujungnya sudah basah kuyup oleh lendir bening yang mengalir tiada henti. Pre cum itu menjadi pelicin alami yang membuat aktivitas onaninya makin terasa nikmat. Sementara tangan kirinya tak putus menggelitik dan memilin lembut dua puting susunya.
Desahan lembut dari mulutnya telah berubah menjadi erangan dan rintihan keras penuh nada erotis. Tubuhnya makin kuat menggeliat menahan kenikmatan besar yang melanda tubuhnya. Dan saat itu detak jantungnya makin terasa cepat, dengan nafasnya yang makin terengah-engah. Wajahnya sudah memerah, sementara kepala kontolnya makin keras berdenyut, menandakan Johan sudah semakin dekat dengan puncak kenikmatan onaninya. Dan benar saja, setelah sekitar 12 menit mengocok kontolnya, tiba-tiba dari celah sempit pada kepala kontolnya menyembur peju dengan dahsyatnya.
Saat itu, Johan masih membayangkan kontolnya sedang dihisap bergantian oleh mulut Tomi dan Iwan. Dan saat semburan pejunya yang pertama, kontolnya sedang berada dalam sekapan kehangatan mulut Iwan. Sehingga pejunya dengan deras mengalir memenuhi rongga mulut Iwan. Dengan penuh semangat birahi, Iwan mereguk setiap tetes peju Johan yang mengisi rongga mulutnya. Tetapi Iwan segera melepaskan kontol Johan dari sekapan mulutnya, setelah kontol itu menyemburkan peju yang ketiga. Dan dengan cepat kontol itu berpindah ke dalam mulut Tomi, tepat saat terjadi semburan peju yang keempat. Dan Tomi pun dengan antusias dan penuh semangat segera mereguk peju itu untuk menghilangkan dahaga seks yang terus mengaliri tubuhnya. Hingga semburan yang kedelapan, kontol Johan masih terus dihisap dan dikulum mulut Tomi.
Setelah kontol itu tidak lagi mengeluarkan pejunya, lidah Tomi dan Iwan bersama-sama menjilati sisa-sisa peju yang meleleh pada sepanjang batang kontol Johan. Johan pun tergeletak lemas namun penuh kepuasaan membayangkan kenikmatan yang sesungguhnya bisa dirasakan bila Tomi dan Iwan benar-benar hadir secara nyata di sisinya saat itu. Dan sambil terengah-engah, Johan masih terkapar di rerumputan lembut menghabiskan sisa-sisa kenikmatan onaninya siang itu.
Persahabatan Tiga ABG Gay VII
Tapi, fantasi Johan tak juga berhenti. Sembari tangan kanannya yang belepotan pejunya terus mengocok dan meremas-remas kontolnya yang masih keras, Johan membayangkan giliran mulutnya yang kini memberikan puncak kenikmatan pada kontol Tomi dan Iwan. Dia membayangkan, tak lama setelah dirinya mencapai orgasme dan kontolnya terjadi ejakulasi dahsyat, tiba-tiba Iwan melenguh dan mendesah panjang. Rupanya Iwan juga akan segera mencapai orgasmenya. Dengan cepat Johan mengarahkan kontol Iwan yang sedang dikocoknya ke mulutnya. Mulut itu dengan lahap mengulum dan mengisap kontol Iwan yang kemudian segera menyemburkan air mani dengan dahsyat. Begitu dahsyatnya semburan air mani Iwan, sampai-sampai Johan gelagapan menampung semua air mani yang terasa hangat, gurih dan segar itu. Tapi Johan cukup terampil dalam oral sex. Dengan cepat ia segera menelan setiap semburan air mani Iwan yang jumlahnya sekitar 9 kali semburan.
Sementara Johan sibuk mengulum dan menelan sperma Iwan, tangan kanannya tetap mengocok kontol Tomi. Sedangkan Tomi sendiri masih sibuk menjilati dan menciumi kontol Johan yang mulai lemas. Sesaat setelah Iwan menghabiskan puncak kenikmatannya, giliran kontol Tomi yang akan menyemburkan peju. Dengan cepat, Johan mengalihkan mulutnya pada kontol Tomi yang mulai berdenyut keras hendak memuntahkan sperma segar. Tak lama setelah Johan mengulum kontol itu, Tomi benar-benar mengalami orgasme. Seperti halnya yang terjadi pada Iwan, Tomi pun mendesah panjang, dan badannya mengejang kaku beberapa saat setiap kali kontolnya menyemburkan sperma. Dan setiap semburan spermanya selalu disambut dengan antusias oleh hisapan mulut Johan, hingga semua sperma Tomi habis ditelan Johan.
Johan membayangkan, setelah ketiganya puas dengan puncak kenikmatan seks oral itu, mereka pun terkapar berdampingan sambil saling berpelukan. Kemudian, jari Johan iseng mencolek pejunya yang jatuh berhamburan di dada dan perutnya. Lidahnya kemudian menjilati jemarinya yang berlumuran pejunya itu. Dia membayangkan peju itu milik Tomi dan Iwan. Setelah puas dengan fantasinya, Johan pun bangkit. Dengan senyum penuh kepuasan, tanpa mengenakan boxernya lagi, ia melenggang telanjang bulat menuju shower di samping kolam renang pribadinya, dan dia segera membersihkan tubuhnya yang belepotan air maninya.
Usai membersihkan badannya dari sperma yang belepotan dan kemudian mengeringkan badannya, Johan segera mengenakan boxer birunya lagi. Sambil bertelanjang dada, dia melangkahkan kakinya menuju kamar tidurnya. Dia pun segera membaringkan badannya dan mencoba untuk tidur. Onani yang baru dilakukannya membuatnya merasa sedikit lemas, namun juga memberikannya kepuasan. Sambil menunggu kantuk datang, Johan teringat bahwa hari Sabtu besok, dia harus mengikuti pelajaran ekstrakurikuler renang. Ini merupakan kegiatan yang paling digemarinya. Bukan soal olah raga renangnya, tetapi kesempatan untuk dapat menikmati tubuh-tubuh mulus rekan-rekan cowok satu sekolahnya. Selama lebih dari 3 jam dia akan mendapat kesempatan memanjakan matanya memeloti sekitar 60 orang cowok keren di sekolahnya. Dan yang paling membuatnya selalu semangat mengikuti ekstrakurikuler renang ini adalah, kehadiran Tomi dan Iwan di tempat yang sama. Ya, Tomi dan Iwan tercatat di antara siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
Mengingat kehadiran dua cowok idamannya itu, segera kembali terbayang di benak Johan kehangatan dan kejantanan dua penis mereka. Dan bayangan itu membuat birahi Johan kembali terangsang. Dengan cepat kontolnya yang semula terkulai lemas di balik boxer birunya kembali menegang dan berdiri tegak sepanjang 17,5 Cm yang membuat bagian depan boxernya membusung. Kalau sudah demikian, maka Johan tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Kontol itu akan tetap dan terus ngaceng selama belum mendapatkan kesempatan untuk kembali memuntahkan air maninya hingga tuntas. Dan Johan memang sangat menyayangi kontolnya itu. Itu sebabnya dia selalu memanjakan otot kejantanannya, dengan selalu memberikan kocokan penuh nikmat hingga ia mencapai puncak kepuasan sex.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Johan segera melepaskan boxer birunya hingga ia kembali telanjang bulat. Dengan cepat pula tangan kanannya meraih kontolnya itu, untuk kemudian dengan pelan mulai memberikan pijatan-pijatan erotis. Tak kurang dari lima menit ia memijat kontolnya, hingga ia yakin kontolnya sudah benar-benar dalam kondisi ereksi total. Setelah itu, jemari kanannya ganti memberikan rabaan penuh sensasi kenikmatan pada dua buah zakarnya, diselingi dengan remasan-remasan lembut yang membuatnya kembali dialiri rasa nikmat dan memaksa mulutnya untuk mulai mendesah lembut berkepanjangan. Desahan mulutnya makin keras dan nafasnya makin kencang, ketika jemari kirinya mulai turut beraksi menggelitik permukaan anusnya. Gelitikan pada anusnya menambah aliran kenikmatan yang membuat matanya harus terpejam menahan kenikmatan.
Puas dengan permainan awal selama sekitar 10 menit, Johan mulai memusatkan perhatiannya kembali ke batang kontolnya yang sudah mulai berlendir bening pada bagian ujungnya. Tangan kanannya telah menggenggam batang penisnya, sementara jemari kirinya sudah pula memilin dan menggelitik dua puting susunya secara bergantian. Dengan segera tangan kanannya menyusul beraksi dengan melakukan gerakan naik turun sepanjang batang penisnya. Mula-mula gerakan mengocok itu berlangsung dengan pelan. Tetapi beberapa saat kemudian gerakan naik turun itu semakin cepat dan terus meningkat kecepatannya. Sejalan dengan gerakan tangannya yang mengocok dengan cepat itu, pinggul Johan juga telah menggeliat-geliat erotis akibat desakan kenikmatan sex yang mengalir dengan deras pada seluruh syaraf di sekujur tubuhnya. Mulut Johan juga makin keras mendesah dan mengerang-ngerang penuh nada erotis.
Tak kurang dari 10 menit Johan mengocok kontolnya dengan cepat, sampai ia mulai merasakan adanya desakan yang sangat kuat dari dalam tubuhnya. Johan sudah makin mendekati tahap puncak kenikmatan sexnya. Dan desakan itu berlangsung dengan cepat, hingga Johan tak mampu lagi menahannya. Tiba-tiba tubuh Johan mengejang kaku, dan mulutnya mengerang panjang. Bersamaan dengan itu, dari lubang pada ujung penisnya menyemburkan air mani dengan cepat dan deras. Semburan air mani itu sangat kuat dan tanpa kendali lagi langsung menyemprot ke arah dadanya. Tetesan air mani yang kental dan hangat itu langsung dengan bebas jatuh di seluruh dada, perut, dan pinggannya. Pada semburan yang ketiga yang disertai teriakan lirih dari mulutnya, pejunya menyembur paling dahsyat dan jatuh tepat di bibirnya. Dengan cepat, lidah Johan menjilati bibirnya merasakan kehangatan dan gurihnya pejunya sendiri.
Kontol itu menyemburkan peju tak kurang dari 9 kali, yang membuat sekujur tubuh Johan kembali belepotan air maninya. Dan sembilan kali semburan itu kembali memberikan puncak kenikmatan pada diri Johan. Setelah tuntas kontolnya menyemburkan air mani, Johan pun kembali tergolek lemas dengan nafas terengah-engah. Dibiarkannya air maninya yang membasahi badannya hingga mengering sendiri, dan menimbulkan aroma sperma yang nikmat serta membangkitkan birahi di dalam kamarnya. Meskipun kamar tidurnya dilengkapi dengan kamar mandi yang dihubungkan dengan pintu pada kamarnya, tetapi Johan benar-benar malas untuk kembali membasuh badannya. Air mani yang membasahi badannya pun mengering dengan sendirinya. Dan sebelum air mani itu mengering semuanya, ternyata Johan sudah tertidur lelap dengan telanjang bulat.
Johan terburu-buru bangun dan segera mengenakan pakaiannya. Rupanya dia terlambat bangun. Saat itu jam di kamar tidurnya telah menunjukkan pukul 15:00. Padahal seharusnya saat itu dia sudah berada di kolam renang dekat sekolahnya untuk mengikuti pelajaran ekstrakurikler renang. Untunglah, kolam renang itu juga tidak jauh dari rumahnya, hanya berjarak dua blok yang dapat ditempuh dengan sepeda motor dalam waktu kurang dari 10 menit. Segera Johan memacu motornya menuju kolam renang. Ia tidak ingin kehilangan momentum sekali seminggu yang paling menyenangkan dan selalu ditunggunya setiap pekan. Memontum apalagi kalau bukan melihat dua cowok idolanya Iwan dan Tomi sedang berbugil ria berganti pakaian di ruang ganti. Johan selalu tidak melewatkan momentum yang sanggup membuat kontolnya langsung ngaceng.
Begitu usai memarkir motornya, Johan langsung berlari menuju ruang ganti. Begitu semangatnya, sampai-sampai di pintu ruang ganti ia hampir saja menabrak tiga orang temannya yang kebetulan hendak mulai berenang. Umpatan dan makian dari tiga temannya itu pun tidak diperdulikannya, kecuali teriakan sorry sambil terus berlari memasuki ruang ganti. Tapi, belum sempat ia masuk, tiba-tiba terdengar teriakan pelatih renang memanggil namanya. Dengan nada yang galak, pelatik berbadan besar mengingatkannya agar segera berganti pakaian, karena dia sudah terlambat. Johan pun tidak dapat mengelak lagi, karena dia memang datang terlambat lebih dari 10 menit. Untungnya, pelatih tersebut tidak memberikannya hukuman berenang 10 kali putaran.
Tetapi, Johan sempat kecewa saat mendapati ruang ganti tersebut telah kosong. Tak satu orangpun berada di dalamnya, kecuali dirinya sendiri. Dengan wajah lesu dan cemberut, Johan mulai melucuti pakaiannya sembari menggurutu menyesali ketololannya yang terlambat bangun. Rupanya Iwan dan Tomi sudah selesai berganti pakaian, dan tentu sudah mulai melakukan pemanasan di samping kolam renang. Tetapi tunggu dulu, tiba-tiba, Johan ingat, sewaktu melintasi pinggir kolam renang tadi, dia tidak melihat keberadaan Iwan maupun Tomi. Ia pun segera berpikir, jangan-jangan dua cowok idolanya itu memang tidak hadir siang ini. Maka bertambahlah kekecewaan dan kekesalan hatinya. Semangatnya pun segera pudar, menyadari kali ini ia tidak dapat menikmati kemolekan tubuh mulus dua rekan sekelasnya itu.
Rupanya nasib Johan tidak seburuk itu. Ketika sedang meratapi kesialannya sambil berganti baju, lamat-lamat telinganya mendengar suara lirih dan pelan. Ia pun agak terkejut, karena menyadari bahwa dirinya tidak sedang sendirian berada dalam ruang ganti itu. Padahal tadi ia sempat mengamati ruang tersebut telah benar-benar kosong. Semua lorong yang terbentuk dari jajaran lemari baju juga kosong. Demikian pula dengan bilik-bilik kamar mandi semua pintunya juga sudah terbuka, pertanda bahwa bilik shower itu memang kosong. Hal tersebut membuat Johan penasaran. Sambil membenarkan posisi celana renang model bikini yang dikenakannya, ia pun berjalan mengendap-endap mencari sumber suara itu.
Persahabatan Tiga ABG Gay VIII
Dengan cepat dia menemukan arah sumber suara lirih itu, yang ternyata berasal dari sudut kamar mandi yang paling ujung. Tempat itu memang tertutup oleh deretan panjang lemari baju sehingga tidak sempat diamatinya tadi. Apalagi, terdapat deretan bilik kamar mandi yang menyekat posisi sudut yang agak remang-remang karena tidak kebagian sinar matahari yang menembus melalui jendela di atas bilik kamar mandi. Sambil berjingkat, Johan berlahan mengendap menuju sudut ruang ganti itu. Semakin dekat, suara-suara itu makin jelas nadanya.
Ternyata suara itu berupa desahan dan erangan-erangan bernada erotis! Nada itu membuatnya semakin penasaran, dan jantungnya berdegup keras. Setelah berada di balik lemari yang menutupi sudut itu, Johan menjadi semakin yakin bahwa desahan itu ternyata berasal dari mulut dua cowok! Melalui celah lemari tersebut, Johan pun mengintip untuk mengetahui siapa yang sebenarnya sedang mendesah-desah itu.
Astaga! Ternyata dua cowok itu adalah Iwan dan Tomi! Dua cowok idola Johan itu ternyata sedang berdiri saling berhadapan dengan sangat rapat. Sementara mulut mereka sedang asik saling berciuman dengan sangat panas, sementara tangan mereka masing-masing sedang saling meremas dan mengocok penis mitranya. Wah.. pandangan itu tentu saja membuat Johan kaget bukan main. Matanya membelalak, dan mulutnya nyaris menjerit karena kaget. Untungnya Johan dapat mengendalikan dirinya, sehingga tidak melepas jeritan itu. Jantung Johan berdegup makin cepat dan keras, menyaksikan pemandangan erotis yang belum pernah dilihatnya, tetapi hanya ada dalam khayalannya. Ternyata khayalan Johan selama ini tidaklah salah. Dua cowok idolanya itu ternyata juga cowok gay, seperti dirinya. Bahkan kenyataannya justru jauh melebihi khayalannya selama ini, sebab, dua cowok gay itu ternyata sudah saling mencumbu!
Menyaksikan pandangan itu, sejenak terbersit rasa cemburu yang membakar hati Johan. Maklum, Johan cemburu karena tidak dapat turut merasakan kenikmatan seks yang tengah diamatinya dengan matanya yang terus membelalak itu. Johan semakin gemas dan kesal, ketika telinganya mendengar erangan-erangan erotis dari bibir Iwan yang sedang dihisap dengan penuh nafsu oleh Tommy.
"Oh.. yeah.. aukh, nikmat sekali pijitan tanganmu Tom" desah Iwan ketika merasakan jemari tangan Tomi yang sedang memijit dan meremas penisnya yang sudah ngaceng total itu. Desahan itu makin keras dan penuh gairah, ketika Tomi mulai mengocok dengan pelan penis itu.
"Ah.. Wan.. uh, kontolmu sungguh kenyal dan keras, menggairahkan sekali" gumam Tomi yang sibuk menjilati leher dan dada Iwan.
Menyaksikan pandangan yang menggairahkan itu, membuat Johan makin penasaran dan keasikan sendiri. Rasa cemburu tadi sudah hilang, digantikan oleh perasaan nafsu yang membara. Kontol Johan mulai ngaceng meminta perhatian dirinya. Kontol itu terasa sesak berada dalam sekapan celana renangnya ketat itu dan meronta ingin lepas dan bebas darinya. Tangan kanan Johan pun segera menurunkan celana renang itu hingga sebatas paha, sehingga kontolnya kini sudah berdiri dengan gagah bebas dari sekapan celana renangnya. Itu memudahkan tangan kanan Johan untuk mulai mengocok kontolnya sendiri.
Tetapi, ketika sedang asik menyaksikan pemandangan itu sambil mengocok penisnya, tiba-tiba Johan terkejut oleh jeritan lirih dan erotis dari mulut Iwan. Rupanya, Iwan terpaksa menjerit erotis karena bibir dan lidah Tomi semakin nakal menjilati puting buah dadanya, serta kemudian mengisap dengan ganas buah dadanya kiri kanan secara bergantian. Jilatan dan hisapan itu membuat tubuh Iwan menggelinjang dan meliuk-liuk menahan kenikmatan yang sedang mengaliri sekujur tubuhnya. Jeritan-jeritan lirih dari mulut Iwan kemudian mulai reda diganti oleh desahan nafas dan mulutnya yang terdengar sangat jelas. Perubahan itu terjadi ketika mulut Tomi tidak lagi menjilati dan mengulum buah dadanya, karena mulut itu ternyata sudah bergerak turun ke arah perut dan terus ke bawah hingga sampai ke selangkangan Iwan, di mana pada selangkangan itu terdapat sebatang penis 16 Cm yang sudah ereksi dengan sangat keras dan ujungnya mulai dibasahi oleh pre cum yang bening dan kental.
Dengan penuh perasaan, Tomi mulai menjulurkan lidahnya, dan kemudian segera menjilati ujung penis Iwan untuk mencicipi cairan bening yang meleleh dari lubang penis itu. Ketika ujung lidah Tomi menyentuh kepala penis itu, Iwan langsung mengerang keenakan penuh nada erotis. Sentuhan lidah Tomi dengan kepala penisnya yang besar itu mengalirkan sejuta kenikmatan pada dirinya. Tak lama kemudian, Iwan makin keras mengerang dan mendesah ketika mulut Tomi sudah mengulum tigaperempat bagian batang penisnya. Dan kuluman itu sempat membuat Johan kaget lagi, karena ia melihat Tomi tampak sangat ahli dan seperti sudah berpengalaman menghisap dan mengulum penis. Betapa tidak, dengan lincah, mulut Tomi bergerak maju mundur dengan irama yang konstan sehingga penis Iwan tampak keluar masuk mulutnya dengan lancar. Sembari bergerak maju mundur, tampak mulut itu juga menghisap-hisap penis Iwan. Sementara tangan kanannya bergerak mengocok sisa batang penis Iwan yang tak tertampung dalam rongga mulutnya.
Sedangkan tangan kirinya sekali sekali meremas-remas pantat Iwan yang putih montok, dan sesekali meremas dua buah zakar Iwan yang menggelantung ranum di pangkal penisnya. Semua adegan seks yang sangat erotis dan menggairahkan tak lepas dari pengamatan mata Johan. Ia tampak sangat menikmati pertunjukan seks gratis itu dengan penuh perasaan. Sekitar lima menit Johan mengintip adegan panas itu, hingga ia merasa benar-benar tak dapat lagi mengendalikan dirinya. Mulutnya pun mulai ikut mendesah-desah dengan nada erotis, menikmati kocokan tangannya sendiri pada penisnya yang juga sudah mulai basah pada ujungnya. Johan semakin bernafsu ketika ia mendengar desahan dan rintihan penuh nikmat dari mulut Iwan yang sedang dimabuk kenikmatan birahi itu. Badan Iwan yang ramping dan seksi tampak meliuk-liuk erotis mengimbangi kenikmatan yang menjalari tubuhnya.
"Oh.. akh.. yeah.. hes.. aahh.. Tom, mulutmu sungguh hangat.. akh.. teruskan Tom, teruskan, akh.. rasanya aku hampir keluar, akh nikmat sekali Tom" desah Iwan tiada hentinya.
Dan desahan Iwan itu bukannya dibalas oleh Tomi yang sedang sibuk mengulum kontol jantan itu. Tetapi justru dibalas oleh desahan dan erangan dari mulut Johan yang sedang mengintip. Dan akibatnya memang fatal. Johan terlalu jauh menikmati adegan itu, sehingga dia tidak sadar desahannya juga maki keras, sehingga terdengar oleh Iwan maupun Tomi yang sedang asik dengan adegan seks mereka. Begitu mendengar suara orang lain di ruang ganti itu, dengan cepat Iwan dan Tomi segera menghentikan aksi seks mereka. Dengan reflek pula, mereka segera sibuk menaikkan kembali celana renang mereka masing-masing yang sebelumnya sempat diturunkan hingga sebatas lutut. Sementara Johan juga tak kalah sibuknya, begitu menyadari kehadirannya telah diketahui dua sobatnya itu, Johan pun segera menghentikan kegiatan onaninya, dan segera memasukkan kembali penisnya yang masih ngaceng itu ke dalam celana renang mininya, sehingga tampak bagian kepala penisnya yang merah segar itu menyembul dari celana renangnya.
Setelah merapikan posisi penis mereka yang masih setengah ngaceng dalam celana renang, mereka pun segera bergerak mencari asal suara desahan orang ketiga dalam ruangan itu. Maka giliran Tomi dan Iwan yang terkejut bukan main, ketika mendapati bahwa orang ketiga itu adalah sahabat mereka sendiri, Johan. Mulut mereka ternganga lebar dan wajah mereka pun pucat pasi seperti melihat hantu di siang bolong. Mereka bertiga pun sempat berdiri mematung dengan posisi saling berhadapan dan sama-sama tidak tahu harus bicara apa. Untungnya, Johan yang lebih dulu bisa menguasai diri, segera memecah kebekuan suasana.
"Nah! Haa! Kalian sedang ngapain aja dari tadi di sini?" tanya Johan sembari senyum-senyum jahil.
"Eng.. gak, gak ada apa-apa kok. Kami.. kami kan sedang ganti pakaian" jawab Iwan tergagap.
"I.. iya.. Jo, gak ngapa-ngapain kok" timpal Tomi cepat berusaha meyakinkan Johan yang masih tetap tersenyum-senyum nakal.
"Akh.. udah deh kalian gak usah nutup-nutupi. Aku lihat sendiri kok semuanya. Apa yang kalian lakukan barusan.." Belum sempat Johan menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Iwan memotongnya,
"Bener Jo, sumpah aku dan Tomi gak ada apa-apa."
"Ah kalian ini sudah ketangkap basah lagi asik oral seks masih juga gak ngaku. Aku lihat sendiri, kamu sedang sibuk menghisap kontol."
Lagi-lagi Johan belum selesai dengan kalimatnya, tiba-tiba pintu ruang ganti terbuka dengan keras, dan langsung terdengar suara galak pelatih renang.
"Hoi kalian bertiga sedang apa disitu? Kalian sudah terlambat 20 menit masih saja asik ngobrol! Cepat ke kolam renang!" seru pelatih dengan galaknya.
Tak ayal, ketiga ABG gay itu pun tidak berani membantah. Untuk sementara, mereka melupakan masalah di antara mereka, dan segera berlari menuju kolam renang. Tetapi, gara-gara keterlambatan itu, mereka pun harus menerima ganjaran berupa hukuman renang tambahan 10 kali bolak-balik sepanjang kolam renang. Dan hukuman itu harus mereka lakukan setelah pelajaran renang itu usai.
Tak terasa, sudah hampir dua jam mereka mengikuti latihan renang, dan tepat pukul 17:00 latihan itu pun usai saat pelatih meniupkan peluit panjang dan memerintahkan semua peserta untuk naik dan berganti pakaian. "Kalian bertiga tetap di kolam, dan segera laksanakan hukuman kalian" perintah pelatih tetap dengan nada galak, sembari menunjuk Johan, Tomi, dan Iwan.
Sementara semua teman mereka sedang berganti pakaian, tiga ABG gay itu pun masih sibuk berkutat menyelesaikan hukuman mereka, dengan diawasi oleh seorang teman cewek mereka yang kebetulan tidak dapat mengikuti latihan karena sedang menstruasi. Begitu, putaran kesepuluh mereka selesaikan, dengan cepat Iwan dan Tomi mendekati Johan.
"Jo, kamu harus janji pada kami ya" ujar Iwan dengan nafas terengah-engah karena kelelahan.
"Janji apaan?" tanya Johan dengan wajah kebingungan.
"Iya, kamu harus berjanji merahasiakan dan tidak menceritakan ke orang lain apa yang kamu lihat tadi" sahut Tomi dengan cepat, juga dengan nafas terengah-engah.
Persahabatan Tiga ABG Gay IX
Johan pun segera sadar apa maksud dua rekannya itu. Tapi dia ingin menggoda mereka, dan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, dengan lagak bodoh ia pun bertanya, "Aku dari tadi melihat banyak hal. Tapi apa yang harus aku rahasiakan?"
"Dasar otak utang. Kamu kan tadi melihat apa yang sudah aku dan Iwan lakukan di kamar ganti itu!" bentak Tomi mencoba menggertak Johan.
Tetapi Johan tahu betul sifat dua sahabatnya itu. Karena itu, meskipun digertak seperti itu, dia pun tidak merasa takut. Ia yakin, Tomi hanya menggertak saja, maka ia pun tetap berpura-pura bego, "Oh maksud kalian, aku harus merahasiakan bahwa kalian sebenarnya homoseks, dan aku harus tidak boleh cerita ke orang lain, kalau kalian tadi asik dengan nafsu birahi oral seks di kamar ganti?" kata Johan sambil tersenyum-senyum nakal.
"Eh..! Hati-hati kamu bicara ya! Awas kamu ya, jangan seenaknya mengatakan kami ini homoseks. Tadi itu kan Cuma sekadar penyaluran libido saja" bentak Iwan tak mau kalah galak dibanding Tomi.
Ucapan Tomi itu bukannya membuat Johan ketakutan, tetapi malah membuat Johan tidak dapat menahan tawa. Ia pun langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Iwan maupun Tomi. Ulah Johan itu justru membuat dua rekannya makin bingung, tak tahu lagi apa yang musti diperbuat.
"Wah, wah ternyata dua sahabatku ini galak-galak juga ya. Begini sajalah, kalian ini seharusnya berterima kasih padaku. Bukannya malah membentak dan main ancam begitu. Emangnya aku takut dengan gertakan kalian" kata Johan sembari menahan tawa.
Mendengar reaksi Johan itu, Iwan dan Tomi semakin bingung dan tidak bisa lagi berkata apa-apa. Mereka berdua hanya terdiam sambil menunduk lesu di sisi sisi kolam renang.
Merasa berada di atas angin, Johan pun melanjutkan kalimatnya, "Coba kalau tidak ada aku tadi, perbuatan kalian pasti bakal ketahuan pelatih yang galak itu. Bayangin aja, apa jadinya kalau pelatih melihat kalian sedang asik saling bercumbu dan mengisap kontol? Kalian pasti dikeluarkan dari klub renang, dan semua kelakuan kalian pasti akan diketahui semua teman di sekolah" ujar Johan, kali ini dengan mimik serius.
"Eng.. emm.. bukan gitu Jo, tapi.. tapi, benar juga katamu. Untung Cuma kamu yang melihat kami" ujar Iwan dengan nada lesu.
"Makanya, kalian jangan sok galak sekarang. Kelakuan kalian aku udah tahu" jawab Johan balas menekan dua rekannya.
"I.. iya, Jo, aku minta maaf ya, tapi janji ya, kamu jaga rahasia kami berdua" ucap Tomi memohon dengan wajah memelas.
"Ha.. ha.. tenang saja kawan. Bagaimanapun, kalian tetap sahabatku. Aku gak bakalan tega membongkar rahasia kalian. Lagi pula, sebenarnya.."
Belum sempat Johan menyelesaikan kalimatnya, Tomi segera menyela, "Akh.. terima kasih Jo.. terima kasih banget aku terharu mendengar ucapanmu."
Mendengar reaksi Tomi itu, Johan mendekati dua rekannya yang sedang berdiri berdampingan, kemudian melingkarkan tangannya pada pundak mereka.
"Iya, tenang aja kalian, tapi ada syaratnya lho" ujar Johan dengan tersenyum manis.
"Wah pakai syarat segala. Boleh aja deh kamu minta apa? Aku belikan khusus buat kamu. Asal kamu jangan terus memeras kami" ujar Iwan dengan cepat, juga dengan wajah memelas.
"Oh, bukan-bukan itu yang aku mau. Aku bukan serendah itu, tega memeras teman sendiri. Syaratnya gampang aja kok, dan kalian pasti juga akan senang."
"Ah.. apa itu Jo, katakan saja. Kami pasti akan memenuhinya, asal kamu tetap menjaga rahasia kami" ujar Tomi dengan penasaran.
"Gampang aja kok. Tiap kali kalian akan melakukan hubungan seks lagi, kalian harus mengajak aku" kata Johan sambil menatap dua wajah manis dihadapannya.
Tentu saja syarat itu membuat dua temannya itu terperanjat bukan main.
"Hah?! Apa kamu bilang? Aku gak salah dengar?!" ujar Iwan spontan, tidak percaya dengan pendengarannya.
"Kamu serius Jo? Kamu jangan permainkan kami terus dong. Please, please.." timpal Tomi tak kalah kaget.
"Duh kalian ini gimana sih? Kok sekarang jadi bego begini. Aku serius kok. Aku juga mau ikutan permainan seks kalian. Aku juga ingin merasakan enaknya kontolku kalian hisap sampai pejuku muncrat" jawab Johan tak kalah cepat.
"Tapi, tapi.. kamu kan, kamu" ujar Iwan tak sanggup menyelesaikan kalimatnya, karena otaknya benar-benar sedang bingung.
Sementara Tomi juga bengong, berdiri mematung, tak mempercayai peristiwa yang serba mengejutkan itu. Mereka bertiga berdiri terdiam beberapa saat di pinggir kolam renang. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing, sampai tak peduli lagi dengan tatapan belasan pasang mata dari rekan-rekan mereka yang sudah selesai berganti pakaian dan satu persatu mulai meninggalkan kolam renang, hingga kolam renang itu pun sudah sunyi, tinggal mereka bertiga yang masih berdiri mematung. Kemudian terdengar suara lirih dari mulut Tomi.
"Jo, kalau kamu ingin merasakan kenikmatan yang kami rasakan, bukankah itu menjadikanmu homoseks juga, seperti kami?" ujar Tomi dengan nada ragu dan takut.
"Ah.. soal itu gak usah kalian pikirkan. Tenang sajalah, aku juga sama saja seperti kalian. Aku juga gay seperti kalian" sahut Johan tanpa sedikitpun keraguan mengenai jati dirinya yang sebenarnya.
"Hah?!" lagi-lagi Tomi dan Iwan serempak menunjukkan reaksi terkejut mereka.
"Jadi.. jadi kamu ini kamu ini.. gay juga?!" sekali lagi, Tomi dan Iwan kompak menanyakan hal yang sama.
"Memang iya, sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan hal ini pada kalian. Tapi aku takut, kalian malah memusuhiku, dan tidak mau lagi bersahabat denganku" ujar Johan kalem, sambil tetap tersenyum manis.
"Ah.. Ternyata, kita bertiga memang sama saja" sahut Iwan. Sambil menghembuskan nafas lega, Iwan pun memberikan senyum termanisnya untuk Johan.
"Jadi kamu serius ingin menikmati hubungan badan bersama kami?" tanya Tomi mencoba meyakinkan dirinya.
"Iya dong aku serius banget. Bahkan sudah sejak lama aku memimpikan bisa bermain seks bersama kalian" jawab Johan.
"Tapi tapi Jo.." belum sempat Iwan menyelesaikan kalimatnya, Johan sudah menyela, "Tapi kenapa Wan, memangnya ada apa?" tanya Johan.
Iwan tak segera menjawab pertanyaan itu. Sebaliknya ia menatap lekat-lekat wajah Tomi yang ada di samping kirinya. Beberapa saat dua cowok manis itu saling bertatapan mata, tanpa berkata sepatah katapun.
"Duh kalian ini kenapa sih? Kok tiba-tiba jadi aneh gini? Kalau gak mau ya udah, aku gak maksa kok" ujar Johan dengan nada keheranan bercampur kesal.
"Jangan, jangan marah gitu dong Jo. Maksud kami bukan menolak kehadiranmu. Cuma.., Cuma sebenarnya.. sebenarnya.. Emm.. kami.. ini sudah.. emm" Iwan tidak dapat menyelesaikan kalimatnya karena dipenuhi keraguan dan bingung memilih kata-kata yang tepat.
"Iya.. Jo.. sebenarnya kami berdua sudah tiga bulan ini sepakat untuk menjalih hubungan cinta" ujar Tomi menyambung kalimat Iwan yang tidak sempat selesai tadi.
"Oh.. begitu, jadi ngerti aku. Untung kalian mau mengakui hubungan kalian. Ternyata kalian selama ini sudah pacaran ya?" ujar Johan dengan nada cemburu.
"Maafkan.. kami Jo, bukannya kami bermaksud membuatmu cemburu. Tapi memang begitu kenyataannya" balas Iwan dengan lembut.
Sambil memeluk erat bahu Johan, Iwan berusaha menghibur hati Johan yang sedang kecewa.
"Kamu mau kan memaafkan kami, Jo? Tapi kami masih tetap menjadikanmu sebagai sahabat kami yang paling dekat dan paling baik."
"Iya Jo, kamu jangan marah ya. Maafkan kami ya" timpal Tomi dengan nada prihatin, saat melihat mata Johan mulai berkaca-kaca.
Johan pun tak dapat menahan kesedihannya. Ia pun tak kuasa menahan tangisnya. Air matanya satu persatu mulai meleleh di pipinya.
"Ak.. akku ngerti kok. Kalau kalian memang saling mencintai, aku bisa ngerti. Aku gak mau lagi gangguin hubungan kalian.." ujar Johan sambil terisak, kemudian membalikkan badan, dan melangkah menuju ruang ganti, meninggalkan dua sahabatnya yang sedang terdiam.
Beberapa saat, Iwan dan Tomi masih berdiri mematung berdiam diri, sampai terdengar Tomi berujar lirih, "Wan.. sayangku aku gak tega melihat kesedihan Johan. Bagaimanapun dia sahabat kita, Wan."
"Iya Tom, Johan selama ini sungguh baik pada kita. Dia banyak membantu dan selalu setia kawan. Aku gak tega juga Tom" ujar Iwan sambil menghela nafas panjang, kemudian menghembuskannya kuat-kuat, seolah ingin melepaskan beban berat yang menyesaki dadanya.
Mereka pun kembali terdiam beberapa saat. Sampai kemudian, "Tom, kamu tahu gak apa yang aku pikirkan?" ujar Iwan sambil menatap wajah kekasihnya dengan mata berbinar, dan tersenyum-senyum simpul. "Hemm dari senyumanmu itu, aku bisa menebak arah pikiranmu, dan rasanya aku setuju dengan apa yang kamu pikirkan."
"Kalau kamu tahu, apa? Coba tebak" ujar Iwan sambil tersenyum dan menyandarkan kepalanya ke bahu Tomi dengan manja.
"Kalau tidak salah, kamu ingin membuat cinta segitiga di antara kita, dengan melibatkan Johan kan?" ujar Tomi ragu.
"Tepat sekali Tom. Kamu setuju kan? Daripada kita kehilangan sahabat terbaik kita, apa salahnya kita mau membagi cinta di antara kita."
"Aku sih setuju saja. Asalkan, Johan memang benar-benar juga mencintai kita. Aku tidak ingin, kita hanya menjadi tubuh tempat dia melampiaskan nafsu birahinya saja" ujar Tomi dengan nada tegas.
"Benar Tom, persis itu juga yang aku pikirkan. Jadi kita bisa tetap saling berhubungan tanpa ada beban lagi. Dan tidak ada lagi saling cemburu di antara kita" ujar Iwan dengan nada girang dan mata berbinar-binar.
"Oke saja sih, tetapi, tetapi.." Tomi pun kembali ragu.
"Kenapa Tom, apa lagi yang kamu ragukan?" tanya Iwan sambil memeluk pinggang Tomi yang ramping dan seksi.
"Bagaimana dengan hubungan seks kita? Apakah kita harus selalu melakukannya bertiga?" ujar Tomi tidak yakin.
"Ya jelas dong Tom. Kita harus melakukannya selalu bertiga. Tidak boleh di antara kita hanya melakukan hubungan seks berdua, sementara satu di antara kita tidak mengetahui atau tidak ikut. Kalau satu tidak ada, berarti tidak boleh ada seks, biar tidak ada kecemburuan lagi di antara kita bertiga" ujar Iwan panjang lebar berusaha menghapus keraguan di benak kekasihnya.
"Hemm aku pikir adil juga ya. Kecuali kalau satu di antara kita memang benar-benar tidak bisa ikut making love, karena sedang pergi keluar kota misalnya" sahut Tomi sambil tersenyum, "Dan.. rasanya hemm.. memang lebih asik dan lebih menyenangkan kalau kita melakukan threesome" sambung Tomi sambil tersenyum nakal.
"Ha.. ha.. dasar kamu ini. Otakmu ngeres ternyata kamu mau juga threesome. Apa selama ini aku kurang memuaskan buatmu?" sahut Iwan sambil memeluk erat tubuh kekasihnya, kemudian mencium bibir Tomi dengan sangat mesra.
"Akh kamu sih selama ini sangat memuaskan, malah sering membuatku kewalahan. Makanya, kalau ada Johan, dia pasti bisa mengimbangi nafsu kudamu itu" balas Tomi tak mau kalah, sambil membalas ciuman mesra Iwan.
"Udah, udah Tom, yuk kita susul Johan mumpung dia belum pulang" ujar Iwan sembari menarik tangan Tomi.
Persahabatan Tiga ABG Gay X
Mereka pun segera melangkah cepat menuju kamar ganti mencari Johan. Di kamar ganti mereka mendapati Johan sedang menangis, duduk di sudut ruang ganti yang agak gelap. Rupanya, dari tadi Johan belum membilas badannya, dan belum berganti baju. Dia tampak menggigil kedinginan di sela isak tangisnya. Johan sibuk meratapi nasibnya, sampai dia tidak mempedulikan lagi kondisi tubuhnya yang mulai pucat kedinginan. Kondisi Johan itu membuat Iwan dan Johan merasa iba dan terharu. Melihat keadaan Johan itu, mereka berdua semakin yakin, Johan memang benar-benar mencintai mereka. Perlahan, mereka mendekati Johan, dan segera duduk di sisi kiri dan kanan, mengapit Johan.
"Kalian belum pulang" tanya Johan sambil terisak.
"Kamu sendiri kok belum membersihkan badanmu" balas Iwan, sambil menghapus air mata yang membasahi pipi Johan.
"Memangnya kenapa kalau aku belum mandi? Apa hubungannya dengan kalian" sahut Johan dengan acuh, tapi tetap tidak dapat menyembunyikan kesedihan hatinya.
"Jo, kami sangat sayang padamu. Kami jelas sangat peduli dengan kamu. Makanya kami masih di sini sekarang, bersamamu" ujar Tomi sambil melingkarkan lengannya ke pundak Johan, kemudian disusul dengan tindakan serupa oleh Iwan.
"Aku minta maaf, telah mengganggu dan mengusik hubungan kalian. Aku tidak mau menjadi penghancur hubungan cinta kalian" ujar Johan, kali ini sambil menangis tersedu-sedu.
"Jangan, jangan berpikir begitu Jo. Kamu sama sekali tidak merasa terganggu dengan kehadiranmu. Malah sebaliknya, kehadiranmu membuat kami semakin bahagia" kata Iwan.
"Benar Jo, kehadiranmu justru melengkapi kebahagian kami, kehadiran cintamu akan membuat hubungan kita bertiga semakin indah, tidak sekadar persahabatan, tetapi lebih dari itu" timpal Tomi, sambil mempererat pelukannya pada tubuh Johan.
"Apa maksud kalian?" tanya Johan tidak mengerti.
"Begini Jo, kami sudah membicarakan masalah ini. Kami sepakat untuk menerima kehadiranmu, dalam arti, kita bertiga bisa saling berbagi kasih sayang dan cinta. Kamu, aku, dan Iwan, akan menjadi kekasih. Tidak ada salahnya kan, kalau kita bisa saling mencintai, saling berpacaran."
"Iya Jo, kita bisa saling menikmati cinta kasih di antara kita bertiga, dan menjadikan hari-hari kita penuh kasih sayang. Kami mencintaimu, Johan, sayangku" tegas Iwan, kemudian mengecup pipi Johan dengan gemas.
"Bener Jo, kami sepakat, kami memang mencintaimu lebih dari sekedar sahabat" ujar Tomi, kemudian ikut mencium kening dan pipi Johan.
"Kami mencintaimu, sayangku" bisik Tomi dan Iwan berbarengan dengan penuh mesra di telinga Johan, kemudian kembali mencium pipi kiri dan kanan Johan.
"Apakah aku sedang mimpi? Benarkah apa yang kalian katakan?" ujar Johan tidak percaya dengan pendengarannya.
Pertanyaan dan keraguan Johan itu hanya dijawab dengan anggukan penuh yakin dari Tomi dan Iwan, serta tatapan mata penuh cinta. "Oh terima kasih Tom, Wan aku memang sangat mencintai kalian" ujar Johan sambil balas memeluk Tomi dan Iwan.
Sejenak kemudian, merekapun saling berpelukan dan memberikan ciuman penuh mesra. Dan dengan cepat pula, ciuman antara tiga cowok yang sedang dimabuk asmara itu pun berubah menjadi ciuman-ciuman panas dan liar. Kini mereka sudah tidak saja dimabuk asmara, namun lebih dari itu juga dimabukkan oleh nafsu birahi yang begitu menggebu-gebu. Gelegak birahi membuat mereka semakin lupa diri dan makin asik menikmat rangsangan yang saling mereka berikan. Mulut dan bibir mereka saling berebut mencium, mengulum dan memagut diselingi desahan nafas yang tak kalah menggebunya. Tiga batang penis mereka juga sudah makin mengeras, dan ujungnya sama-sama menyembul dari balik celana renang mini mereka masing-masing. Tak kurang lima menit mereka saling menumpahkan cinta dan birahi mereka, sebelum kemudian Iwan menghentikan cumbuannya dengan nafas terengah-engah.
"Hah.. hah.. ternyata memang sungguh asik ciuman bertiga seperti ini. Coba dari dulu kita bisa melakukan ini bertiga" ujar Iwan dengan senyum gembira dan masih terengah-engah.
"I.. iya.. terima kasih, kalian telah memberikan kesempatan padaku untuk merasakan kenikmatan ini. Sudah lama sekali aku memimpikan kejadian seperti ini" sahut Johan dengan cepat.
"Wan, kamu tahu kan apa yang aku pikirkan?" timpal Tomi dengan senyum penuh nafsu sembari matanya melirik ke arah batang penis Johan.
"Hemm.. tentu saja aku tahu maksudku. Lihat tuh, kontol Johan udah ngaceng berat" ujar Iwan.
"Bener Wan, dan aku juga merasakan kontolmu juga udah berdiri. Ayo tunggu apa lagi?" balas Tomi sambil menarik tangan dua kekasihnya itu.
Iwan dan Johan dengan cepat menuruti tarikan tangan mulus itu. Dengan saling berangkulan, mereka berjalan dengan cepat menuju bilik kamar mandi terdekat dari posisi mereka. Begitu memasuki bilik kamar mandi dan mengunci pintunya, Iwan dan Tomi dengan penuh nafsu saling melucuti celana renang mini mereka, sehingga dengan cepat kontol mereka yang sudah ngaceng total itu pun berdiri bebas dengan anggunnya. Dengan disirami oleh air hangat yang mengalir lembut dari shower, penis itu tampak indah mengacung di depan tatapan tajam mata Johan.
"Wow.. Bagus banget kontol kalian. Aku sudah tidak sabar lagi ingin segera merasakan kehangatan kontol kalian dalam mulutku.." ujar Johan dengan nada bergetar karena menahan gelegak birahinya.
Dengan gemetar tangan kanan dan kiri Johan menjulur hendak meraih dua kontol yang berdiri indah di depannya. Dengan mudah, dua kontol itu pun telah berada dalam genggaman tangan itu. Untuk beberapa saat lamanya, tangan Johan segera asik dengan kesibukan meremas-remas, memijit, dan mengocok dua penis jantan itu. Dengan mata terpejam, Johan berusaha menikmati dan mempelajari kekenyalan dan kejantanan penis milik dua kekasihnya itu. Benak Johan dipenuhi dengan pikiran mengenai nikmatnya kontol itu bila berada dalam mulutnya. Sedangkan Iwan dan Tomi juga tampak memejamkan matanya dan sedikit mendesah lembut merasakan kenikmatan pijitan dan remasan lembut tangan Johan pada penis mereka masing-masing. Bilik sempit kamar mandi itu pun kembali sunyi, hanya suara kucuran air dari shower saja yang terdengar, sementara tiga cowok ABG yang ada di dalamnya tampak asik dengan kenikmatannya masing-masing.
Tapi kesunyian itu tidak berlangsung lama, ketika mulut Tomi memecahkan kesunyian itu, "Wan, tampaknya ada pekerjaan menyenangkan yang harus segera kita selesaikan sekarang" ujarnya.
"Kamu benar Tom. Sekarang saja kita berikan kenikmatan dan wujudkan mimpi-mimpi indah Johan kita tersayang" sahut Iwan sambil mencium kembali mulut Johan dengan penuh nafsu birahi.
Dengan cepat, Iwan dan Tomi saling membantu melepaskan celana renang Johan. Dengan cepat, celana renang mini itu sudah tergeletak di lantai kamar mandi. Dan dengan sendirinya, kontol 17,5 cm milik Johan sudah terbebas dari sekapan celana renang itu, dan berdiri tak kalah anggunnya dengan kontol Iwan dan Tomi yang masing-masing memiliki panjang 17 cm. Tiga kontol anggun itu untuk sejenak saling beradu. Tiga ABG itu tampak asik saling mengadu kejantanan kontol mereka masing-masing. Kemudian, Tomi mulai membungkukkan badannya ke arah dada Johan. Mulutnya dengan cepat menuju puting susu Johan dan kemudian lidahnya menjilatinya. Desir-desir kenikmatan dengan cepat menjalari sekujur syaraf tubuh Johan. Gelitikan lidah Tomi segera membuat birahi Johan makin menggebu-gebu. Mulut Johan pun merintih dan mengerang penuh nada erotis, ketika gelitikan lidah Tomi semakin liar, apalagi ketika mulut itu mulai menghisap-hisap susunya dengan ganas dan penuh nafsu.
Mulut Johan makin keras mengerang dan mendesis ketika mulut Iwan tak mau kalah beraksi. Dengan cepat mulut Iwan mengimbangi keliaran mulut Tomi. Pada puting susu kiri Johan, mulut Iwan sudah sibuk mengenyot pentil susu yang merah dan menggairahkan itu. Dengan cepat pentil susu itu berubah menjadi keras, menandakan pemiliknya sudah benar-benar terbuai oleh kenikmatan birahinya. Badan Johan mulai menggeliat-geliat erotis mengimbangi kenikmatan birahi yang terus menjalari tubuhnya. Kedua tangan Johan juga sibuk mengelus-elus rambut dua kekasihnya yang sedang sibuk memberikan kenikmatan seks pada dirinya.
Sementara mulut Iwan dan Tomi sibuk memberikan kenikmatan melalui dua buah dada Johan, tangan mereka juga sibuk meraba dan menikmati kemulusan badan Johan. Tangan kanan Tomi sudah sibuk mengocok dan meremas batang penis Johan yang mengacung gagah itu. Sedangkan tangan kanan Iwan juga sudah sibuk meremas-meremas lembut dua buah zakar Johan. Bagian pantat mulus dan montok milik Johan juga tak luput dari jarahan tangan kiri Iwan yang sibuk meremas-remas belahan pantat putih itu. Tangan kiri Tomi pun tak mau kalah beraksi meremas-remas belahan pantat Johan, bahkan jemari tangan kiri Tomi sudah bergerak jauh dengan menyusup pada bagian rekahan pantat itu, dan mulai menggelitik bibir anus Johan. Gelitikan jemari pada bibir anusnya, serta kocokan tangan Tomi pada kontolnya, membuat Johan semakin keras menggeliat dan mendesah liar. Suatu kombinasi kenikmatan yang sungguh nikmat dan belum pernah dirasakannya, membuat Johan semakin jauh tenggelam dalam arus kenikmatan seks.
Di bagian dada Johan mulut Tomi semakin ganas mengulum dan menjilati buah dada Johan. Kini mulut Tomi semakin bebas bergerak, karena mulut Iwan sudah mulai meninggalkan buah dada itu dan telah bergerak turun ke pinggang dan perut Johan untuk memberikan rangsangan-rangsangan yang tak kalah nikmatnya. Mulut Tomi dengan bebas dan penuh nafsu berpindah dari puting kiri ke puting kanan disertai hisapan-hisapan ganas pada area sekitar buah dada Johan. puting susu yang sudah mengeras itu makin membuat Tomi bernafsu dan tergila-gila untuk terus menghisap dan menggelitiknya. Selama ini, Tomi memang paling senang bermain pada buah dada Iwan saat mereka berdua sedang melakukan hubungan seks. Kini ia mendapatkan mainan baru berupa puting susu Johan yang tak kalah menggairahkannya. Ia begitu gemas dengan mainan barunya itu, sampai tanpa sadar ia melakukan gigitan-gigitan lembut pada dua puting susu Johan maupun kulit sekitar puting itu. Gigitan-gigitan lembut itu membuat Johan berkali-kali terpekik lirih, karena merasa sakit bercampur geli dan nikmat. Selain itu gigitan lembut itu telah meninggalkan bercak-bercak kemerahan pada kulit sekitar puting susu Johan.
Persahabatan Tiga ABG Gay XI
Kesibukan Tomi dan pekikan lirih mulut Johan sama sekali tak mengganggu aktivitas mulut Iwan yang kini sudah sampai pada bagian bawah perut Johan. Lidah Iwan sibuk menjilati setiap bagian perut dan pinggang Johan yang basah disirami oleh siraman air hangat dari kran shower. Mulut Iwan semakin asik dan liar bergerak menyusuri setiap sentimeter kulit mulus tubuh Johan, hingga akhirnya mulut itu sampai pada batang kontol Johan yang sedang dikocok tangan kanan Tomi.
Dengan cepat, mulut itu melahap kepala kontol Johan dan dengan liar menghisap-hisap dengan kuat, sampai membuat mulut Johan makin keras memekik dan mengerang karena menahan beribu kenikmatan yang baru kali ini dinikmatinya itu. Kuluman mulut Iwan kini sudah tidak lagi terbatas pada kepala penis Johan, tetapi sepertiga bagian batang penis itu juga sudah tenggelam dalam sekapan hangat mulut Iwan. Kepala Iwan pun bergerak maju mundur sepanjang batang penis itu, sehingga otomatis memberikan kocokan penuh nikmat pada Johan. Pada saat yang sama tangan kanan Tomi masih mengocok sisa batang penis Johan yang tak tertampung dalam mulut Iwan.
Penasaran dengan keasikan Iwan bermain pada batang kontol Johan, dan setelah puas bermain dengan dua puting susu Johan, mulut Tomi segera menyusul bergerak ke arah penis ngaceng itu. Tomi segera berjongkok di samping Iwan, dan langsung mengarahkan mulutnya ke arah buah zakar Johan. Dengan cepat mulutnya telah melahap dua buah zakar yang menggelantung dengan ranum itu. Bergantian mulut Tomi menghisap-hisap satu persatu buah zakar Johan. Hisapan mulut Tomi pada buah zakarnya yang dikombinasi dengan hisapan mulut Iwan pada penisnya, membuat Johan semakin keenakan. Matanya tampak terpejam rapat dan mulutnya semakin keras mendesah dan mengerang kenikmatan.
Kemudian mulut Tomi dan Iwan bergantian saling mengisap penis Johan, seperti dua anak kecil saling bergantian menghisap es lilin kegemaran mereka. Ketika mulut Tomi menghisap batang penis itu, mulut Iwan dengan sukarela berpindah menghisap dua buah zakar Johan, dan begitu seterusnya terjadi selama sekitar 5 menit. Sementara dua kekasihnya sama-sama sibuk memberikan kenikmatan pada dirinya, Johan hanya bisa mendesah dengan mengerang keenakan, dan tubuhnya terus menggeliat-geliat erotis. Puas bermain pada batang penis Johan, mulut Iwan pun pindah ke pantat Johan.
Untuk beberapa saat, mulut Iwan dengan gemas menggigit-gigit pantat mulus dan seksi milik Johan. Kemudian, kedua tangan Iwan menguakkan belahan pantat seksi itu, sehingga tampaklah mulut anus Johan yang masih perawan dan tertutup rapat. Dengan penuh perasaan, Iwan mengarahkan mulutnya ke arah rekahan pantat itu, dan menjulurkan lidahnya ke arah bibir anus yang merah perawan itu.
Mulut Johan terpekik keras, ketika ujung lidah Iwan menyentuh tepat bagian tengah mulut anusnya. Sentuhan lidah basah pada mulut anusnya menghadirkan sensasi kenikmatan yang sungguh nikmat dan belum pernah terbayangkannya selama ini. Daerah yang sensitif dengan rangsangan itu dengan cepat disapu dan dijilati oleh mulut Iwan, sehingga membuat Johan terus terpekik lirih menahan rasa geli campur nikmat yang belum pernah dibayangkannya itu. Johan makin keras mengerang dan memekik ketika mulut Iwan semakin ganas menjilati dan menghisap mulut anusnya yang masih perawan itu. Dan badan Johan tiba-tiba menggelinjang dan menghentak lembut ketika ia merasakan ada kenikmatan yang lebih hebat menjalari tubuhnya melalui anusnya.
Ternyata Iwan sudah bertindak semakin jauh, dengan mulai menyusupkan jari telunjuk kanannya ke dalam liang anus Johan. Telunjuk yang sudah dibasahi ludah itu, ternyata masih menemui kesulitan untuk menembus keperawanan anus Johan. Tetapi dengan sabar dan lembut diiringi dengan sentuhan-sentuhan rangsangan penuh nikmat oleh lidahnya pada daerah sekitar anus Johan, membuat Iwan berhasil menyusupkan telunjuknya memecah keperawanan anus Johan. Johan sendiri tampak tidak menolak penetrasi pada tubuhnya itu, karena bersamaan dengan gerakan telunjuk Iwan yang menembus kepekatan anusnya, ia merasakan adanya gesekan kenikmatan yang sangat hebat.
Johan pun semakin jauh merasakan kenikmatan arus kenikmatan seks yang baru pertama kali dirasakannya itu. Sementara Iwan sibuk dengan pantat Johan, Tomi terus asik bermain mengulum dan menghisap batang penis Johan. Mereka bertiga pun sekitar 5 menit sama-sama tenggelam dengan kesibukan dan kenikmatan seks itu. Setelah berhasil menyusupkan telunjuknya pada anus Johan, mulut Iwan kini kembali ke buah zakar Johan. Sambil menghisap buah zakar Johan, tangan kanan Iwan sibuk mengocok kontol Tomi yang sempat lemas karena terlalu lama tidak mendapat sentuhan birahi. Dengan cepat kontol Tomi langsung mengacung keras dalam genggaman tangan Iwan, sehingga mempermudah Iwan untuk mengocoknya. Sedangkan Tomi yang masih sibuk menghisap dan mengulum batang penis Johan, juga masih sempat membalas memberikan kenikmatan pada Iwan, dengan jalan mengocok penis Iwan yang sudah lebih dulu ngaceng itu.
Beberapa kali Iwan dan Tomi yang sedang asik bermain di daerah selangkangan Johan dikejutkan oleh pekikan dan erangan panjang serta gelinjangan tubuh Johan. Johan beberapa kali terpekik kenikmatan ketika telunjuk Iwan yang masih berada dalam sekapan kehangatan anusnya tanpa sengaja sempat menyentuh dan menekan prostatnya. Mengetahui telunjuknya menyentuh prostat Johan, Iwan makin keras menekan telunjuknya pada prostat itu, sehingga membuat Johan makin keenakan. Sentuhan-sentuhan erotis pada prostat itu, membuat Johan semakin jauh melambung dalam surga kenikmatan duniawi, dan dengan sendirinya mempercepat proses menuju orgasmenya.
"Oughh.. aahh.. nikmat sekali permainan kalian. Akh.. akh.. ough.. Enak.. Teruskan Wan, nikmat sekali jarimu di pantatku" desahan dan erangan serta ocehan mulut Johan membuat Iwan dan Tomi semakin bersemangat memberikan kenikmatan pada tubuh kekasih mereka.
"Tom.. terus hisap akh enak hangat mulutmu.. Akh ouh Tom, aku hampir keluar Tom" rintih Johan ketika ia merasakan pejunya telah terkumpul semua pada kepala penisnya, dan siap untuk disemburkan dengan deras.
Dan benar, hanya berselang satu menit setelah mengatakan hal itu, tubuh Johan tiba-tiba bergetar hebat dan langsung mengejang. Disertai erangan panjang dan desahan nafas penuh kenikmatan, Johan berhasil mencapai orgasmenya yang pertama kali melalui hubungan seks yang sesungguhnya bersama dua kekasihnya. Bersamaan dengan itu, dari celah pada ujung kontolnya yang sedang dihisap Tomi menyemburkan air maninya dengan deras dan cepat. Air mani itu dengan kuat menyembur ke dalam rongga mulut Tomi. Dengan cepat pula, Tomi langsug menelan semburan peju yang pertama itu, dan tanpa henti terus menghisap-hisap ujung penis Johan. Hisapan itu membuat Johan merasa geli, tetapi rasa geli itu justru membuat kenikmatan orgasme yang dirasakannya semakin hebat lagi. Puncak kenikmatan yang dirasakan Johan ternyata berlangsung cukup lama. Sudah lima kali spermanya menyembur dari celah kontolnya, dan semuanya langsung tertampung pada mulut Tomi untuk kemudian langsung ditelan dengan penuh perasaan oleh Tomi.
Sambil menghisap penis yang tengah menyemburkan sperma segar dan hangat itu, mata Tomi tak lepas menatap semua reaksi dan gerakan yang terjadi. Reaksi erotis yang terjadi pada tubuh Johan itu membuat Tomi semakin bernafsu menghisap kontol Johan, dan tanpa sadar Tomi makin memperkuat hisapan-hisapannya, sehingga sperma Johan makin deras muncrat ke dalam mulutnya. Bersamaan dengan itu, tanpa sadar pula, Tomi makin mempercepat kocokan tangannya pada penis Iwan yang membuat Iwan semakin keras mendesah dan mengerang, sehingga melupakan hisapan dan jilatannya pada dua buah zakar Johan. Tomi baru tersadar dari keasikkannya menikmati puncak orgasme yang terjadi pada tubuh Johan, ketika Iwan dengan terengah-engah setengah mendesah memintanya untuk memberikan kontol Johan padanya.
"Tom.. Please.. Gantian dong ngemut kontol Johan. Aku kan juga ingin menikmati peju perjakanya Johan, please.." ujar Iwan dengan memelas.
"Oke Say.. sekarang giliranmu" ujar Tomi singkat sembari dengan tangan kanannya yang masih mengocok batang kontol Johan yang sedang berdenyut untuk kembali memuntahkan lahar spermanya yang ketujuh.
Dengan cepat mulut Iwan segera melahap kontol itu. Tetapi belum sempat kepala kontol itu masuk ke dalam mulutnya, tiba-tiba dari celahnya sudah terjadi semburan ketujuh sperma Johan. Alhasil sebagian sperma itu muncrat di luar mulut Iwan, dan mendarat di bibir dan pipi Iwan. Johan sungguh jantan, kendati sudah enam kali mucrat dalam mulut Tomi, tetapi pada semburan ketujuh, sperma itu masih sanggup muncrat dengan keras dan deras. Demikian pula pada semburan kedelapan hingga sebelas, masih saja muncrat dengan deras dalam mulut Iwan. Setiap tetes peju itu dengan penuh perasaan ditampung dalam mulut Iwan dan sebagian langsung ditelan dengan penuh nikmat oleh Iwan. Sementara mulutnya sibuk menghisap kontol Johan, jari telunjuk kanannya tetap sibuk menekan-nekan prostat Johan, sehingga makin lengkaplah puncak kenikmatan yang dirasakan Johan.
Sementara Iwan sedang sibuk mengulum dan menghisap penis Johan, serta menelan peju segar itu, mulut Tomi sudah pindah pada mulut Johan. Mereka sudah kembali asik berciuman dengan penuh gairah. Tetapi ciuman itu lebih panas lagi, karena saat dua bibir mereka menyatu, Tomi sempat memberikan sebagian peju Johan yang belum ditelannya. Tomi sengaja menyisakan sedikit peju Johan untuk diberikan kepada Johan, agar Johan dapat menikmati kesegaran rasa pejunya sendiri. Dan dengan penuh nikmat pula, Johan menghisap pejunya sendiri dari dalam mulut Tomi. Sambil menghisap lidah Tomi, pejunya juga turut terhisap. Sambil menikmati pejunya, Johan masih terus merasakan kenikmatan orgasmenya yang belum selesai, sejalan dengan terus terjadinya ejakulasi sperma pada penisnya yang sedang dihisap oleh Iwan.
Setelah pejunya habis dihisapnya dari mulut Tomi, giliran Iwan menyodorkan mulutnya yang berisi sisa peju Johan yang sengaja disisakannya untuk Johan. Dengan cepat, mulut Johan pindah mengulum dan menghisap lidah Iwan, yang otomatis terhisap pula pejunya sendiri yang ada dalam mulut itu. Kesegaran pejunya kembali terasa, ketika mulutnya menghisap kuat lidah Iwan.
Persahabatan Tiga ABG Gay XII
Sementara Iwan dan Johan masih asik saling berciuman, Tomi sudah kembali ke selangkangan Johan untuk membersihkan sisa-sisa peju yang masih merembes keluar dari celah pada kepada penis Johan. Lidahnya dengan liar menjilat-jilat sekujur batang kontol Johan. Tetapi ketika lidahnya menjilati kepala kontol yang mulai melemas itu, tiba-tiba Johan menggelinjang.
"Akh.. akh.. geli Tom, udah Tom, aku gak kuat lagi, ngilu rasanya.." ujar Johan sambil menarik batang penisnya yang masih setengah ngaceng.
Karena belum puas menghisap kontol itu, akhirnya mulut Tomi menyerbu kontol Iwan yang mengacung tepat dihadapannya. Mendapat perlakuan itu, Iwan pun tak kuasa menolak. Kenikmatan yang terjadi akibat sentuhan bibir seksi Tomi dengan kulit penisnya membuat Iwan langsung tenggelam dalam kenikmatan oral seks. Tapi tak lama Tomi menghisap kontol Iwan, karena Iwan kemudian ikut berjongkok di sisi Tomi untuk kemudian kembali menghisap kontol Johan yang kini sudah benar-benar lemas. Karena sudah lemas, sehingga kontol itu tidak lagi terlalu sensitif terhadap sentuhan lidah dan bibir Iwan. Tapi Iwan pun tak lama menghisap kontol lemas milik Johan, karena keasikkan dipecahkan oleh rajukan Tomi.
"Yah.. Wan kok aku gak boleh ngisap kontolmu?" ujar Tomi dengan wajah agak cemberut.
"Sayangku, jangan gitu dong, sekarang kan giliran Johan untuk menikmati kontol kita. Biarkan kita memberikan semua kepuasan untuk Johan, karena Johan sudah sangat memimpikan ingin menghisap kontol kita" sahut Iwan, kemudian mengecup bibir Tomi, yang langsung disambar dengan lumatan maut mulut Tomi pada bibir Iwan.
Beberapa saat mereka terlibat dalam ciuman birahi yang sangat panas, sampai kemudian mereka merasakan pundaknya ditarik oleh tangan Johan. Mereka pun mengikuti tarikan tangan itu, dan kemudian berdiri berdampingan di hadapan Johan. Sambil tersenyum penuh kepuasan dan kedua tangannya menjulur meraih kontol Iwan dan Tomi yang masih mengacung tegang, Johan berujar, "Nah, sayangku Tomi dan Iwan, sungguh hebat dan nikmat hisapan kalian pada kontolku. Bagaimana rasanya pejuku barusan?"
"Wah, kamu sungguh hebat Jo, pejumu nikmat dan segar sekali. Apalagi semburannya sungguh kuat" ujar Iwan, sambil terus meremas-remas penis Johan yang mulai mengembang kembali karena terus mendapatkan rangsangan.
"Iya Jo, kontolmu sungguh jagoan. Lihat tuh sekarang aja sudah mulai ngaceng lagi. Padahal belum lima menit lalu menyemburkan peju, sekarang sudah ngaceng lagi" timpal Tomi, sambil jemarinya menggelitik puting susu kanan Johan.
"Kalian sih terus saja memberikan rangsangan. Aku kan jadi keenakan. Ok deh sekarang giliranku menghisap kontol kalian" ujar Johan dengan tangannya yang terus mengocok dua batang penis itu.
"Baiklah kamu nikmati penis kami berdua" kata Tomi.
Dengan cepat Johan menurunkan badannya, dan kemudian berjongkok depat di antara dua batang kontol Iwan dan Tomi. Kemudian Iwan dan Tomi segera pula menyesuaikan posisinya, menjadi berdiri berhadapan, sehingga memudahkan Johan menghisap kontol mereka secara bergantian. Yang pertama mendapat sentuhan mulut Johan yang haus seks itu adalah kontol Tomi. Kontol yang panjangnya mencapai 17 cm itu segera dijilatinya untuk kemudian kepalanya segera dihisap-hisap. Sementara sibuk menghisap penis Tomi, tangan kiri Johan tak kalah sibuk mengocok batang penis Iwan. Dengan cepat kocokan dan hisapan itu menghadirkan jutaan kenikmatan yang mengaliri tubuh Iwan dan Tomi. Tomi langsung tenggelam menikmati enaknya hisapan mulut Johan pada mulutnya. Dia semakin keras mendesah dan mendesis ketika merasakan sentuhan lidah liar Iwan pada kedua puting susunya secara bergantian.
Sekitar dua menit Johan menghisap penis Tomi, kemudian menggantikan hisapan mulutnya pada penis itu dengan kocokan tangan kanannya. Dan mulutnya berpindah ke penis Iwan untuk kemudian menghisap dan mengulumnya. Adegan seperti itu terus berlangsung berulang-ulang. Mulut Johan dengan liar terus silih berganti menghisap-hisap kontol Iwan dan Tomi, dan tangan kanan kirinya juga tak kalah sibuk mengocok-ngocok dua batang penis yang sama panjangnya itu. Sementara Iwan dan Tomi juga sibuk bergantian menghisap puting susu kekasihnya. Saat kontol Tomi dihisap mulut Johan, maka mulut Iwan pun tak mau ketinggalan menghisap puting susu Tomi. Begitu sebaliknya, ketika penis Iwan sedang dihidap Johan, maka mulut Tomi membantu memberikan tambahan rangsangan kenikmatan pada puting susu Iwan.
Tak sampai 10 menit kemudian, Iwan mulai merasakan gejala hendak mencapai orgasmenya. Tubuhnya mulai bergetar dan mengejang, sementara mulutnya makin keras mengerang dan mendesah. Dan tak lama kemudian, tiba-tiba dari kepala penisnya menyembur dengan deras air maninya ke dalam mulut Johan yang sudah siaga menampung banjir sperma Iwan. Sekitar sembilan kali air mani Iwan muncrat dari kontolnya, dan semuanya langsung ditampung serta ditelah penuh nafsu oleh mulut Johan. Sementara mulutnya sibuk menampung lahar sperma Iwan, tangan kanan Johan tetap sibuk mengocok dengan cepat penis Tomi. Gerakan coli tangan Johan pada penis Tomi yang sangat cepat itu, membuat Tomi makin cepat mencapai puncak kenikmatan birahinya. Tepat pada semburan kesepuluh, terpaksa Johan melepaskan kontol Iwan dari sekapan mulutnya, karena ia harus menampung semburan peju Tomi.
Hampir bersamaan dengan semburan terakhir sperma Iwan, Tomi pun berhasil mencapai orgasmenya. Karena baru pertama kali menghisap kontol dan itupun sekaligus dua batang, membuat Johan kewalahan. Apalagi semburan sperma pertama Tomi tepat bersamaan dengan semburan terakhir sperma dari penis Iwan. Saat Johan hendak pindah menampung semburan sperma pertama dari penis Tomi, terpaksa semburan air mani terakhir dari penis Iwan dibiarkannya muncrat begitu saja dan mengenai pipi kirinya, sementara pada saat yang sama, semburan air mani pertama yang sangat dahsyat dari penis Tomi juga tidak sempat ditampung dalam mulutnya.
Sperma itu sudah tersembur sebelum ia sempat memasukkan batang kontol itu dalam mulutnya. Akibatnya, sperma itu langsung muncrat mengenai wajahnya. Tetapi Johan tidak terlalu lama kewalahan, karena ia segera dapat menguasai keadaan. Dengan wajah belepotan air mani Tomi dan Iwan, Johan segera melahap kontol Tomi yang semakin keras berdenyut. Tepat saat kepala penis Tomi berada dalam sekapan rongga mulut Johan, penis itu langsung menyemburkan air mani yang kedua. Hingga semburan kesepuluh, semua sperma Tomi dapat ditampung dan ditelan dengan tuntas oleh Johan.
Johan benar-benar menikmat semua peristiwa yang terjadi dalam hubungan seksnya pertama dengan dua cowok kekasihnya itu. Sampai ia tidak sadar penisnya sudah kembali ngaceng dan kembali meneteskan pre cum bening ke lantai kamar mandi. Setelah puas menghisap dua batang kontol yang baru mengalami ejakulasi itu, Johan pun kembali berdiri berhadapan dengan dua cowok kekasihnya, dan langsung memeluk tubuh mulus mereka yang masih lemas karena baru saja mengerahkan energi memuntahkan cairan kenikmatan untuk menghapuskan dahaga seks bagi Johan.
"Terima kasih, Tomi sayangku, terima kasih Iwan kasihku, aku benar-benar sayang dan cinta pada kalian berdua. Kalian dua kekasihku yang sungguh aku cintai" bisik Johan bergantian pada telinga Tomi dan Iwan.
"Sama, Jo, aku juga cinta dan sayang kamu. Kamu sungguh hebat dan pintar bermain seks. Meskipun ini pengalaman pertamamu, tapi ternyata kamu sudah cukup lincah menghisap kontol kami" sahut Tomi sambil mencium kening Johan.
"Iya Jo, terima kasih juga, kamu sudah memberikan kenikmatan dan kepuasan pada kami. Kontolmu juga sungguh hebat dan jantan" timpal Iwan sambil meremas-remas dan mengocok penis Johan yang sudah benar-benar ngaceng itu.
"Akh.. akh Wan, kocokanmu enak betul aku jadi kepingin lagi nih" ujar Johan manja, kemudian melumat mulut Tomi yang disambut dengan lumatan yang tak kalah ganasnya.
Tomi pun makin mempercepat kocokan tangannya pada kontol Johan. Sementara tangan Johan juga tak mau tinggal diam, langsung menirukan gerakan onani dengan mengocok penis Tomi yang sudah kembali ngaceng karena terangsang oleh desahan erotis serta ciuman ganas mulut Johan. Giliran Tomi yang kini turut mendesah karena merasakan nikmatnya kocokan tangan Johan pada penisnya. Tapi Tomi segera ingat dengan Iwan, ketika ia melihat kontol Iwan juga sudah ereksi lagi dan sedang dikocok oleh tangan Iwan sendiri. Tomi pun menjulurkan tangan kirinya, meraih kontol Iwan dan menggantikan kocokan tangan Iwan dengan tangannya. Maka Iwan pun menyusul mendesah dan mengerang dengan nada erotis menikmati kocokan tangan Tomi pada penisnya.
Kini mereka bertiga kembali tenggelam dalam kenikmatan-kenikmatan birahi. Mereka saling bergantian mengocok penis kekasihnya. Maka terjadilah rantai onani di antara mereka bertiga. Berganti-ganti, Iwan mengonani penis Tomi, Tomi melakukan hal yang sama pada Johan, dan Johan pun tak kalah sibuk mengonani penis Iwan. Begitu terus terjadi mereka saling sibuk mengonani penis pacarnya. Mulut mereka pun makin keras mendesah dan nafas mereka makin menggebu menikmati onani yang terjadi pada penis mereka masing-masing.
Tak lebih dari 6 menit mereka melakukan onani, tiba-tiba penis Johan sudah kembali menyemburkan pejunya dengan diikuti oleh erangan panjang penuh nada nikmat. Semburan peju Johan yang mengenai perut Iwan, segera dibalas dengan semburan sperma dari penis Tomi yang memancar deras ke arah dada Johan. Dan tepat pada semburan ketiga dari penis Johan dan semburan kedua dari penis Tomi, Iwan pun kembali mencapai orgasme dengan menyemburkan peju yang mengenai wajah Tomi.
Mereka tampak menikmati sekali adegan perang sperma itu. Mereka saling balas menyemburkan air mani. Dari penis mereka masing-masing saling menyembur sperma dengan deras, yang memuncrat bebas ke udara dan mengenai tubuh mereka masing-masing. Tak kurang dari dua menit mereka menikmati momentum orgasme itu ditingkahi dengan erangan dan desahan penuh kepuasan dan kenikmatan, sampai penis mereka tidak mampu lagi memuntahkan peju.
Persahabatan Tiga ABG Gay XIII
Setelah peju mereka habis, maka mereka segera mendapati tubuh mereka masing-masing sudah belepotan peju. Tangan mereka juga basah dan licin oleh air mani yang dikeluarkan dari penis yang mereka onani. Tangan kanan Johan belepotan sperma Iwan, sedangkan tangan kiri Iwan juga belepotan air mani yang meleleh dari kontol Tomi. Sebaliknya tangan kanan Tomi juga tak luput dari semburan peju yang memancar dari batang kemaluan Johan. Setelah puas dengan orgasmenya masing-masing dan nafas mereka mulai tenang kembali, maka mereka masing-masing asik saling memandangi tubuh bugil yang terhidang di depan mereka dengan berlepotan air mani.
"Hem, enak juga rasanya pejumu Jo, gurih dan hangat" ujar Tomi seraya sibuk menjilati jemarinya yang belepotan sperma Johan.
"Iya.. peju Johan ternyata sama enaknya dengan pejumu Tom, sama-sama gurihnya, bikin aku ketagihan ngisap kontol Johan" sahut Iwan dengan senyum nakal, sambil lidahnya sibuk menjilati jari-jari kirinya yang basah oleh air mani Tomi.
"Ah peju kalian berdua juga enak kok.. aku juga senang minum peju kalian lumayan peju kalian bisa jadi tambahan protein segar buatku" balas Johan dengan tersenyum, dan terdorong untuk turut menjalati tangannya yang masih berlepotan oleh sperma Iwan.
"Bener Jo, peju kita masing-masing akan menjadi tambahan protein untuk kita semua" sahut Iwan, sembari meremas penis Johan yang lemas, dan kemudian berkata, "Jaga baik-baik ya, kontolmu ini. Biar bisa setiap saat memberikan kepuasan dan kenikmatan buat kita bertiga. Dan jangan lupa minum STMJ biar produksi pejumu tetap banyak."
"Beres Wan, aku pasti siap memberikan kontolku ini, kapanpun kalian mau, demi kepuasan dan kenikmatan kalian" balas Johan, kemudian memeluk tubuh Iwan dan Tomi bersamaan.
Untuk beberapa saat mereka saling berpelukan dengan erat, dan saling memberikan ciuman mesra penuh kasih sayang. "Wah sial udah jam enam lewat. Pantas kok tambah gelap. Yuk, kita segera mandi, sebelum penjaga memergoki ulah kita" ujar Tomi menyadarkan mereka dari keasikkan permainan birahi itu.
Mereka pun segera sibuk membersihkan badan mereka masing-masing dari sperma yang membasahi perut, dada, tangan, dan selangkangan mereka masing-masing. Mereka pun tampak saling memandikan dan menggosok badan dengan sabun yang segar. Air hangat yang mengucur deras dari shower segera menghadirkan kesegaran baru pada badan mereka yang sempat terasa lemas kehabisan tenaga setelah dua kali mengalami orgasme.
Tapi, dasar ABG dengan nafsu kuda, kesegaran yang dihadirkan air hangat yang mengguyur badan mereka malah kembali membangkitkan birahi mereka. Penis mereka yang semula terkulai lemas, pelan tapi pasti kembali bangkit dan berdiri tegak dengan kerasnya. Johan yang pertama kali mengalami ereksi sekali lagi.
"Wah sialan kamu Jo, masa aku gosok-gosok lembut begini saja, kamu langsung ngaceng lagi" ujar Tomi yang sedang menyabuni batang kemaluan Johan yang memang sudah ngaceng lagi.
"Iya nih abis aku penasaran dan ketagihan dengan kocokanmu barusan" aku Johan sambil tersipu malu, sembari tangannya juga sibuk menyabuni penis Iwan. "Lho Wan.. kamu juga udah ngaceng lagi nih" lanjut Johan sembari meremas batang penis Iwan yang sudah ereksi dengan keras dalam genggaman tangan kanannya.
"Kamu sih, gara-gara ngeliat kontolmu ngaceng, aku jadi terangsang lagi" balas Iwan tak mau kalah.
"Kenapa Wan, kamu mau lagi ya? Jangan khawatir sayangku, aku siap setiap saat memuaskan nafsumu" timpal Tomi, sambil tangannya mengocok-ngocok penis Johan.
"Akh.. ah Tom jangan dikocok terus, ntar muncrat lagi lho" ujar Johan setengah mendesah, tetap dengan wajahnya yang tersipu-sipu malu.
"Huh kamu ini Jo, dasar nafsu kuda. Dikocok dikit aja, langsung mau ngecrot lagi" ledek Iwan sambil tersenyum, dan tangannya juga tak ketinggalan mengocok kontol Tomi yang juga sudah ikut ngaceng.
"Udah ah, jangan diteruskan di sini lagi. Ntar ketahuan penjaga kolam bisa repot. Mendingan kita teruskan lagi di rumah" kata Johan tegas.
Tawaran sekaligus tantangan Johan itu segera mendapat sambutan positif dari dua kekasih barunya itu. Dengan mata berbinar-binar, Tomi dan Iwan saling menatap menanti persetujuan masing-masing. Dari tatapan mata mereka, tampak bahwa mereka memang sangat setuju dengan usul Johan.
"Hemm.. Rasanya tantanganmu itu sungguh menyenangkan dan menggairahkan Jo, kenapa tidak ya Tom?" ujar Iwan meminta persetujuan Tomi.
"Ok aja, kalau untuk urusan kepuasan seks, kenapa harus menunggu lebih lama lagi. Ayo sekarang cepat kita selesaikan mandi kita" jawab Tomi.
"Tapi, Tom, kita mau main di mana?" tanya Iwan kebingungan.
"Yah.. itu soal gampang. Kalian tenang saja. Kebetulan ortuku sedang ke Surabaya sampai hari Senin sore. Jadi kita punya waktu bebas sampai Senin siang di rumahku" jawab Johan dengan cepat.
"Cihuyy.. asik.. kita bisa pesta seks bertiga sampai besok pagi" ujar Iwan kegirangan.
"Kenapa Cuma sampai besok pagi Wan? Kan ortu Johan di Surabaya sampai Senin sore" ralat Tomi dengan cepat.
"Benar Wan, kita punya waktu pesta seks bertiga dua hari dua malam, sampai Senin siang" sambung Johan.
"Wah kalau begitu lebih menyenangkan dong" sahut Iwan sambil tersenyum girang, kemudian memeluk dan menciumi Johan.
"Udah udah Wan cepetan mandinya biar kita cepat sampai rumah Johan" potong Tomi sambil menyirami badan Iwan dan Johan yang masih berlepotan sabun mandi.
Segera setelah mandi, mereka bergegas menuju tempat parkir sepeda motor mereka. Sambil berjalan di sisi kolam renang yang temaram, mereka asik bercakap-cakap mengenai rencana pesta seks dua hari dua malam di rumah Johan. Sementara itu, kolam renang itu sudah sepi, tak seorang pun ada di dalamnya, kecuali seorang penjaga kolam renang yang tampak asik mendengarkan siaran radio di dekat parkiran sepeda motor.
"Jo, tapi aku harus pulang dulu pamit ke ortuku. Kalau nggak mereka bakal bingung mencariku, dan aku bisa kena semprot karena gak pulang dua hari" ujar Tomi.
"Iya Jo, aku juga mau pamit dulu sambil mengambil pakaian ganti dan menaruh celana renang yang basah ini" timpal Iwan.
"Ok deh.. aku ikut kalian aja. Kita jalan bertiga, soalnya aku malas pulang sendirian. Di rumah sepi, lagian bete nungguin kalian datang. Tapi celana renang kalian jangan ditinggal di rumah. Bawa aja sekalian, besok kita bisa puas berenang seharian di rumahku" sahut Johan.
"Beres Wan. Kita bisa makan dulu di rumahku sebelum berangkat ke rumahmu" ujar Iwan.
"Tapi Jo, kalau memang rumahmu kosong, ngapain kita renang pakai celana renang? Kan lebih asik kalau kita renangnya bugil. Jadi bisa pegang-pegang kontolmu" ujar Tomi, sambil kemudian segera terbahak gembira.
"Huh dasar otak ngeres yang dipikir cuma kontol aja" cela Iwan sambil turut terbahak, dan diikuti dengan tawa lepas dari mulut Johan.
"Ya tapi kamu suka juga kan, kalau kontolmu aku pegang-pegang saat sedang renang" balas Tomi tak mau kalah.
Mereka pun segera mengambil dan mengendarai sepeda motor masing-masing, kemudian menjalankannya dengan santai saling beriringan menuju rumah Tomi, kemudian langsung menuju rumah Iwan. Beruntung orang tua Tomi dan Iwan sudah mengenal baik dan percaya dengan hubungan persahabatan mereka bertiga. Sehingga mereka tidak memperoleh kesulitan untuk mendapatkan ijin dari orang tua masing-masing untuk menginap dua hari di rumah Johan.
Segera setelah memarkir sepeda motor masing-masing di garasi rumah Johan, mereka bertiga bergegas menuju kamar tidur Johan yang luas dan nyaman. Dengan tidak sabar, Johan segera mengunci pintu kamar tidurnya, kemudian dia pun segera menelanjangi dirinya di depan mata Iwan dan Tomi yang menatap dengan penuh nafsu birahi. Begitu usai melucuti semua pakaiannya hingga telanjang bulat, Johan segera merebahkan badannya di tempat tidur king size yang empuk dengan kaki mengangkang lebar. Posisi yang menantang itu memaksa Tomi dan Iwan meneguk ludah beberapa kali. Sementara penis mereka juga sudah ereksi total akibat terangsang oleh pemandangan tubuh Johan yang sangat menggiurkan. Apalagi saat mereka mengamati penis 17,5 cm milik Johan yang berdiri dengan gagah dan anggun seolah menantang kejantanan penis mereka.
Tomi dan Iwan tampak terkesima melihat keindahan lekuk liku serta kemulusan badan Johan. Mereka baru menyadari betapa menggairahkannya tubuh Johan, dan karenanya mereka sungguh merasa beruntung bisa menikmati kehangatan tubuh molek itu. Mereka pun seperti tersihir dengan keindahan itu, sampai tidak bisa berkata apapun, kecuali hanya bengong. Tapi mereka tiba-tiba dikejutkan oleh suara Johan yang manja namun penuh nafsu. "Tomi, Iwan, sayangku, mengapa kalian hanya diam saja? Aku udah gak sabar nunggu lebih lama lagi nih. Ayo dong cepat buka baju kalian" desah Johan manja.
"Duh kamu ini membuat aku jadi salah tingkah terus" ujar Iwan tak kalah mesra, sambil segera melepas celana panjang dan disusul dengan melucuti t-shirt serta singlet dan celana dalam model bikininya.
Tomi pun tak kalah cepat melucuti semua pakaiannya, hingga akhirnya ia pun juga bugil menampakkan batang kemaluannya yang sudah ereksi sepanjang 17 cm. Dengan cepat pula, Tomi segera merebahkan badannya di sisi kiri Johan, menyusul Iwan yang sudah lebih dulu merebahkan badannya di sisi kanan Johan. Ketika Tomi merebahkan badannya, ia mendapati Johan sudah asik terlibat dalam ciuman penuh nafsu dengan Iwan. Sehingga Tomi hanya kebagian menciumi dada dan puting susu kiri Johan. Sedangkan puting susu Johan yang sebelah kanan sudah lebih dulu digelitik dan dipilin oleh jemari kiri Iwan. Sementara tangan kanan Johan juga tak mau kalah meremas-remas dan mengocok lembut penis Iwan yang sudah mulai berlendir.
Tomi yang kebagian menggelitik serta mengulum puting kiri Johan, tak mau kalah beraksi. Tangan kanannya segera menjamah penis Johan yang berdiri bebas. Posisi Johan yang rebah terlentang memudahkan tangan Tomi mengocok penisnya dengan bebas dan cepat. Dengan posisi tubuh yang miring, sambil menghisap puting susu dan mengocok penis Johan, Tomi menggesek-gesekkan penisnya ke paha mulus Johan. Perlakuan Tomi dan Iwan secara bersamaan pada tubuh Johan membuat Johan langsung terbang ke alam penuh sensasi kenikmatan seksual.
Persahabatan Tiga ABG Gay XIV
Malam itu, jarum jam di kamar Johan sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB ketika ketiga remaja gay itu sedang dimabuk oleh kenikmatan seksual bertiga. Mulut Johan mulai mendesah-desah ketika ia merasakan sensasi kenikmatan seks yang diterimanya dari perbuatan dua cowok kekasihnya itu. Di tengah kesibukan bibirnya yang saling melumat dan memagut dengan bibir Iwan, Johan masih sempat mendesah dan mengerang erotis, ketika ia merasakan puting kirinya dijepit dengan lembut oleh bibir Tomi. Sebagai reaksi pelampiasan, ia mempercepat kocokan tangannya pada penis Iwan dan tangannya juga mempercepat pelintiran lembut pada puting kiri Iwan.
Perlakuan balasan Johan itu, tak ayal membuat Iwan juga turut mendesah dan mengerang. Desahan dan erangan dari mulut Johan dan Iwan justru membuat Tomi makin bernafsu mengocok penis Johan. Kocokan tangannya pada batang kemaluan Johan semakin lama cepat, sehingga membuat badan Johan menggelinjang dan menggeliat menahan kenikmatan yang makin deras mengaliri sekujur syaraf pada tubuhnya. Mulut Johan pun makin keras mendesah dan mengerang. Desahan dan erangan Johan makin keras, ketika Iwan melepaskan kuluman mulutnya pada bibir Johan yang seksi, dan berpindah mengulum puting susu Johan bagian kanan.
Maka pemandangan pun menjadi semakin erotis, ketika Tomi dan Iwan sama-sama mengenyot buah dada Johan, seperti sepasang bayi kembar sedang mengisap air susu dari ibunya. Hisapan serta gelitikan lidah dan mulut Iwan dan Tomi secara bersamaan pada dua puting susu Johan dikombinasi dengan kocokan-kocokan penuh nikmat tangan Tomi pada penisnya, membuat Johan tidak mampu mengendalikan dirinya lagi. Mulutnya makin keras mengerang, diselingi beberapa kali pekikan lirih pertanda dia sedang merasakan arus kenikmatan yang sungguh dahsyat dan memabukkan. Dengan mata yang terus terpejam, Johan semakin terbuai oleh kenikmatan sentuhan dan aliran seks yang diberikan oleh dua cowok kekasihnya itu.
Tapi beberapa saat kemudian Johan menyadari, kenikmatan yang berasal dari puting susu kirinya tidak terasa lagi. Lembutnya lidah Tomi yang menggelitik puting susunya sudah tidak dirasakannya lagi. Sebagai gantinya, dia merasakan ada sentuhan lembut dan basah serta hangat pada kepala penisnya yang sudah basah berlendir. Ternyata, Tomi sudah puas bermain dengan puting kiri Johan, dan kini memindahkan aksi mulut dan lidahnya pada batang kemaluan sepanjang 17,5 cm yang menjadi kebanggaan Johan. Dengan penuh perasaan, Tomi menjilati setiap tetes pre cum bening yang meleleh membasahi batang penis Johan. Setelah semua bagian batang kemaluan keras dan kekar itu dibersihkan dari pre cum yang terasa asin dan gurih, giliran kepala batang kemaluan yang merah jambu itu mendapat sentuhan erotis dari lidahnya. Begitu ujung lidah Tomi menyentuh permukaan kepala kontol Johan yang licin dan mengkilat, tubuh Johan dengan reflek langsung menggelinjang berkali-kali. Setiap kali lidah itu menyentuh kepala kontolnya, Johan langsung menggelinjang diiringi dengan desahan dan erangan lirih.
Mulut Johan mulai kembali mendesah dengan ritme yang konstan dan gelinjangan pinggang serta pinggulnya mereda setelah seluruh kepala penisnya berada dalam kuluman hangat mulut Tomi. Johan mendesah panjang setelah semua bagian dari kepala penisnya yang bulat dan licin itu masuk ke dalam rongga mulut Tomi. Ia merasakan kehangatan yang nikmat ketika mulut Tomi mengatup rapat dan bibir itu menjepit lembut kepala kontolnya. Johan merasakan sensasi yang lebih nikmat ketika ia merasakan kepala kontolnya disedot dengan lembut oleh mulut Tomi. Dan kenikmatan itu makin meningkat ketika sedotan-sedotan mulut Tomi semakin kuat disertai oleh gerakan kepala Tomi yang maju mundur sepanjang batang kemaluannya, sehingga penisnya pun tampak keluar masuk rongga mulut Tomi. Gerakan mulut Tomi yang maju mundur itu memberikan kenikmatan yang mengalir deras pada setiap syaraf seks di tubuh Johan. Dan gerakan mulut itu telah menggantikan sepenuhnya gerakan onani yang sebelumnya dilakukan tangan kanan Tomi pada batang penis Johan.
Tomi tampak sangat menikmat kelezatan yang muncul dari kekenyalan daging dan urat pada kemaluan Johan. Dengan mata terpejam, ia tampak sangat bernafsu mengulum, menghisap, menjilati serta menggelitik batang kontol yang tampak perkasa itu. Sementara Tomi sedang asik memberikan oral seks pada diri Johan, rupanya Iwan tak mau ketinggalan dalam adegan oral seks itu. Ia rupanya juga ingin merasakan nikmatnya mengulum penis yang keras, hangat dan kenyal dalam mulutnya. Maka ia segera meninggalkan puting kanan Johan, dan bergerak menuju selangkangan Tomi, di mana terdapat batang penis Tomi yang tampak indah menggelantung di selangkangan antara dua paha mulus dan kekar. Dengan cepat Iwan dalam posisi tubuh rebah telentang menyusup di antara selangkangan Tomi yang sedang menungging. Rupanya Tomi juga terlalu asik dengan mainan kontol barunya itu, sehingga ia tidak menyadari bahwa kepala dan mulut Iwan sudah berada tepat di bawah batang penisnya yang menggelantung panjang. Karena penisnya itu panjang, maka dengan mudah lidah Iwan menggapai kepala penis Tomi yang sudah berkali-kali meneteskan pre cum bening.
Tomi baru menyadari kehadiran kepala dan mulut Iwan diselangkangannya, ketika ia merasakan adanya sentuhan lembut dan hangat pada kepala penisnya. Ia sempat melihat, betapa liar dan bernafsunya lidah Iwan menjilati seluruh bagian batang penisnya, serta menggelitik bagian kepala penisnya yang sangat peka rangsangan. Tomi sempat memekik lirih dan mengerang panjang, ketika mulut Iwan mulai mengulum penisnya dari arah belakang. Pekikan itu makin keras ketika mulut Iwan pindah mengulum dua buah zakarnya yang tampak menggelantung ranum seperti buah jeruk. Lidah Iwan tampak bergerak lincah dan liar menari-nari di sela-sela rimbunya bulu jembut yang tumbuh lebat di selangkangan serta bagian pangkal penis Tomi. Kuluman serta sedotan mulut Iwan pada buah zakar Tomi, menimbulkan rasa ngilu bercampur geli dan nikmat yang menjalari seluruh tubuh Tomi.
Ulah mulut Iwan pada buah zakar Tomi yang semakin bernafsu dan liar itu, membuat Tomi makin sulit menahan dirinya. Ia makin keras mengerang dan merintih berkepanjangan, menyaingi erangan dan pekikan erotis yang keluar dari mulut Johan. Maka Johan dan Tomi saling bersahutan mendesah, memekik, mengerang, dan merintih yang semuanya bernada erotis dan membangkitkan gairah birahi setiap orang yang mendengarkannya. Tetapi, untungnya, malam itu, rumah Johan sedang kosong, sehingga mereka bertiga bebas mengeluarkan ekspresi dan menumpahkan seluruh hasrat birahinya, tanpa perlu khawatir terdengar oleh orang lain.
Derasnya aliran kenikmatan yang dirasakan Tomi pada penis dan zakarnya yang dikulum bergantian oleh mulut Iwan, kemudian terhenti, ketika lidah dan bibir Iwan bergeser ke bagian antara buah zakarnya dengan mulut anusnya. Sebagai gantinya, Tomi merasakan kenikmatan yang tak kalah hebat, ketika lidah Iwan menggelitik kulit antara buah zakarnya dengan bibir anusnya. Kenikmatan itu makin meningkat ketika lidah Iwan mulai menyentuh daerah kulit di sekitar bibir anusnya. Tomi menggelinjang beberapa saat ketika ia merasakan ada suatu sentuhan hangat dan basah pada bibir anusnya. Rupanya saat itu, lidah Iwan mulai menggelitik dan menjilati bibir anus Tomi. Saat itulah, Tomi menyadari, bahwa Iwan sudah berada di puncak hasrat birahinya.
Pengalamannya selama tiga bulan menjalin hubungan asmara dan seks bersama Iwan, menjadikan Tomi mengerti dan memahami semua sifat dan keinginan Iwan saat melakukan hubungan seks. Bila lidah Iwan sudah menyentuh bibir anusnya, maka itu merupakan pertanda baginya agar bersiap-siap menerima penetrasi penuh kenikmatan dari sodokan penis Iwan pada anusnya. Karena itu, ketika ia merasakan nikmatnya sentuhan lembut lidah dan bibir Iwan pada anusnya, Tomi segera melemaskan seluruh otot di bagian pinggang dan pantatnya. Setelah semua otot di bagian pinggang dan pantat serta anusnya rileks, Tomi yang sedang menungging dengan wajah menghadapi selangkangan Johan, mulai membuka pahanya lebar-lebar sehingga tampak rekahan pantat
dengan mulut anus yang sudah sedikit membuka karena ototnya sudah rileks. Posisi itu memudahkan jalan bagi kontol Iwan untuk menembus kehangatan dan kepekatan lubang anus Tomi.
Tetapi sebelum Iwan benar-benar memasukkan batang kemaluannya ke dalam anus Tomi, Iwan lebih dulu memasukkan jari telunjuk kirinya dalam anus yang hangat dan kesat itu. Dengan sedikit dibasahi ludahnya, Iwan dengan mudah memasukkan jari tengahnya ke dalam anus Tomi. Tomi merasakan sedikit nyeri ketika telunjuk Iwan mulai memasuki liang anusnya. Tetapi rasa nyeri itu segera berubah menjadi sentuhan penuh nikmat, ketika jari telunjuk Iwan mulai menyentuh otot-otot yang melingkar pada anusnya. Otot itu terasa nikmat dipijit-pijit oleh telunjuk Iwan.
"Akh.. oh aahh. Enak Wan teruskan Wan masukkan lebih dalam lagi aakh ooh.." desah Tomi panjang tanpa henti, ketika pelan tapi pasti telunjuk Iwan menyusup semakin dalam ke liang anusnya.
Desahan erotis dari mulut Tomi itu ternyata makin menggugah gairah birahi Johan yang sejak awal lebih banyak pasif, karena dia memang belum berpengalaman melakukan hubungan homoseks, apalagi sekaligus bertiga. Namun ketika ia melihat Iwan mulai memainkan telunjuknya pada anus Tomi, Johan segera mengambil inisiatif untuk berperan lebih aktif lagi. Ia segera bangun dan membalikkan posisi tubuhnya, dengan kepalanya berada di bagian bawah perut Tomi yang sedang menungging.
Setelah mengatur posisinya, maka mulut Johan kini tepat menganga di bawah kontol Tomi yang tampak berdenyut-denyut dan bergoyang lembut seirama goyangan pinggulnya yang sedang mengimbangi kenikmatan yang terjadi akibat gesekan antara jari telunjuk Iwan dengan dinding anusnya. Dengan cepat, mulut Johan yang haus seks itu segera menangkap ujung kontol Tomi yang makin memerah dan terus meneteskan pre cum dengan deras. Begitu berhasil menangkap kepala penis Tomi, mulut Johan langsung menyedot dan mengulum penis itu dengan ganasnya. Akibatnya, Tomi menggelinjang makin hebat dan goyangan pinggulnya makin liar dan tidak terkendali. Mulut Tomi pun makin keras mendesah dan mengerang karena menahan nikmat yang tiada taranya.
Persahabatan Tiga ABG Gay XV
"Oh.. teruskan Jo, hisap terus kontolku.. akh mulutmu hangat dan nikmat sekali. Sedotanmu enakk akh.. teruskan. Hisap lebih kuat lagi kontolku.. akh.. ya teruskan.. akh" desah Tomi semakin tak terkendali lagi.
"Aukh akh Wan tambah lagi jarimu. aakh masukkan lagi jarimu Wan.. akh.. Oh.." rengek Tomi yang semakin ketagihan menikmati enaknya sodokan-sodokan telunjuk Iwan pada anusnya.
Mendengar rengekan Tomi itu, Iwan pun tak ragu lagi untuk memberikan sentuhan kenikmatan yang lebih hebat lagi. Dengan tangan kanannya, segera diraihnya tube KY yang telah dipersiapkan sebelumnya. Ia segera mengoleskan pelicin KY pada jari tengah kirinya, dan kemudian segera menyusupkan jari tengahnya itu ke dalam anus Tomi, menyusul jari telunjuknya yang telah lebih dulu asik menikmati kehangatan anus Tomi. Begitu dua jari kirinya telah terbenam seluruhnya dalam anus Tomi, Iwan segera menggerak-gerakkan dua jarinya itu keluar masuk liang anus Tomi.
Akibat gerakan jarinya itu, Tomi pun makin keras mengerang dan memekik, karena dua jari itu makin sering menyentuh prostatnya yang merupakan titik paling peka terhadap rangsangan kenikmatan seks. Setiap kali dua jari Iwan menyentuh prostatnya, Tomi langsung merasakan seperti mencapai orgasme, tetapi tidak disertai dengan ejakulasi. Yang terjadi, setiap kali prostatnya tersentuh jemari Iwan, kontol Tomi langsung melelehkan pre cum dalam jumlah lebih banyak. Dan setiap lelehan pre cum itu langsung disambut oleh jilatan lidah Johan, karena batang penis Tomi memang sedang disedot dan dikulum mulut Johan.
"Oh akh akh.. ennaakkhh sekali.. Wan oh.. uh..terus hisap lebih.. akh lebih kuat lagghii Jo" rengekan dan desahan terdengar keras bercampur baur tanpa henti dari mulut Tomi yang sedang dilambungkan oleh kenikmatan seks itu.
"Aauugghhkk.. haahh.. ss.. ss.. ohh aku gak tahan lagi Wan, gak kuat Wan.. cepetan masukkan kontolmu.. Wan, please ouhh" Tomi terus mendesah dan mengerang erotis.
Rupanya, Tomi sudah benar-benar tidak tahan lagi menantikan puncak kenikmatan seksnya. Itu sebabnya ia terus merengek meminta Iwan memasukkan kontolnya segera ke dalam anusnya. Iwan pun mengerti kondisi kekasihnya yang sudah berada di puncak kenikmatan dan tidak sabar lagi untuk mencapai puncak birahinya. Karena itu, Iwan segera menarik keluar jemari kirinya, dan kemudian segera mengolesi penisnya yang sudah semakin ngaceng sepanjang 17 Cm itu dengan pelicin KY. Setelah semua bagian penisnya, terutama bagian kepala yang sudah basah kuyup oleh lendir bening pre cum, Iwan mulai mengatur posisinya berlutut tepat di belakang belahan pantat Tomi yang masih dalam posisi menungging.
Dengan bantuan tangan kanannya, ia menempelkan kepala penisnya tepat di mulut anus Tomi. Ketika kepala penis itu menyentuh bibir anusnya, Tomi langsung memekik lirih karena ia tahu, dirinya segera kembali melambung ke awang-awang penuh dengan pesona jutaan kenikmatan birani. Dan dengan sedikit menekankan pinggulnya menuju belahan pantat Tomi, maka dengan mudahnya kepala penis Iwan menyeruak, membuka kepekatan mulut anus Tomi yang sebelumnya sudah dilonggarkan otot-ototnya oleh pijitan lembut jemari Iwan. Dengan pelan tapi pasti, sedikit demi sedikit Iwan terus menekankan batang kemaluannya, sehingga penisnya pun sedikit demi sedikit menyusup ke dalam hangatnya anus Tomi.
Bersamaan dengan gerakan penetrasi batang kemaluan Iwan ke dalam anusnya, mulut Tomi pun tak henti hentinya mendesah dan mengerang lirih karena ia langsung merasakan betapa nikmatnya saat anusnya disodok-sodok oleh kejantanan penis Iwan. Dan semua peristiwa itu tidak lepas dari tatapan mata Johan yang penuh nafsu. Posisi kepala Johan yang tepat berada di bawah selangkangan Tomi, membuatnya dapat menyaksikan setiap detik dari detil adegan penetrasi anal seks antara Tomi dan Iwan yang kini telah resmi menjadi kekasihnya itu. Johan begitu terpukau dan terkagum-kagum menyaksikan peristiwa yang selama ini hanya hidup dalam khayalannya itu. Sambil tetap mengulum dan menghisap kontol Tomi yang juga tak hentinya melelehkan pre cum gurih, Johan tanpa berkedip terus menyaksikan setiap gerakan kontol Iwan yang mulai bergerak keluar masuk anus Tomi dengan lembut dan lancar. Dan Johan makin terpacu nafsu birahinya ketika ia menyaksikan penis Iwan sepanjang 17 cm benar-benar telah amblas tertelan oleh kehangatan anus Tomi.
Johan benar-benar kagum melihat adegan demi adegan seks antara Tomi dan Iwan yang diperagakan tepat di hadapan matanya itu. Ia terkagum-kagum melihat betapa gagahnya kontol Iwan keluar masuk liang anus Tomi dengan lancar dan konstan. Ia juga kagum melihat kehebatan pantat Tomi yang mampu menampung batang kemaluan Iwan yang panjang dan besar itu. Johan menjadi semakin tidak sabar untuk menanti gilirannya mendapatkan kenikmatan kenikmatan seperti yang sedang dirasakan Iwan maupun Tomi. Ya, Johan semakin tidak sabar lagi untuk mewujudkan semua impian dan khayalannya bermain anal seks yang sesungguhnya dengan dua pacar cowoknya itu. Johan sudah tidak sabar ingin merasakan kehangatan pantat dan anus Tomi maupun Iwan melalui batang kontolnya. Sebaliknya ia juga tidak sabar lagi merasakan hebatnya kenikmatan yang dihadirkan melalui sodokan dan penetrasi penuh birahi dari penis Iwan maupun Tomi pada anusnya. Karena ketidaksabarannya itu, tanpa sadar Johan semakin kuat menghisap dan mengulum penis Tomi masih tetap ngaceng dalam mulutnya.
Johan sempat terkejut ketika ia mendengar Tomi dan Iwan sama-sama mendesah panjang. Ketika mereka berdua mendesah dan mengerang panjang, tampak Iwan untuk beberapa saat menghentikan goyangan pinggulnya yang menyebabkan kontolnya keluar masuk pantat Tomi. Sebaliknya, Iwan justru menekankan dan membenamkan kuat-kuat seluruh batang kemaluannya dalam anus Tomi. Bersamaan dengan itu, Tomi mengunci dan mengerutkan kuat-kuat otot-otot anusnya, sehingga anusnya benar-benar menjepit dan memilin batang penis Iwan. Ketika itu, Iwan merasakan betapa nikmatnya kontolnya yang sedang terbenam dalam anus Tomi. Ia merasakan, penisnya seperti dipijat dan diremas-remas oleh kehangatan otot-otot dalam liang anus Tomi. Sebaliknya Tomi merasakan pula kehangatan yang dihadirkan dari gerakan penis Iwan yang menyodok habis anusnya hingga menyentuh prostatnya. Kenikmatan yang terus mengaliri badannya, terasa semakin meningkat ketika Iwan mulai kembali menggerakkan kontolnya maju mundur sehingga terjadi gesekan-gesekan antara batang penis itu dengan otot-otot dan syaraf pada sepanjang liang anusnya.
Sambil merasakan nikmatnya sodokan-sodokan penis Iwan pada anusnya, Tomi tak melupakan batang kontol Johan yang terhidang bebas di depan matanya. Dengan posisi 69, memudahkan Johan dan Tomi saling menghisap penis yang tersaji di depan mulut mereka masing-masing. Dan Tomi pun mengalami kenikmatan ganda. Di bagian bawah anusnya disumpal oleh kegagahan penis Iwan, sedangkan di bagian atas mulutnya pun dipenuhi oleh kesibukan menikmati hangatnya penis Johan yang sangat panjang itu. Sedangkan kontolnya sendiri juga sedang dihisap habis-habisan oleh mulut Johan, sehingga makin lengkaplah kenikmatan seks yang dirasakannya saat itu. Sambil mendesah-desah dan mengerang menahan kenikmatan seks, mulut Tomi tak hentinya menjilati dan menghisap batang kemaluan Johan. Sensasi kenikmatan yang dirasakannya kali sungguh luar biasa. Ia benar-benar tidak menyesali kehadiran Johan, karena Johan makin melengkapi dan membuat hubungan seks threesome itu makin nikmat dan menggairahkan.
Karena begitu dahsyatnya kenikmatan seks yang dirasakannya kali ini, membuat Tomi tidak dapat mengendalikan nafsu dan tempo permainan seksnya. Ia begitu lepas kendali mereguk setiap kenikmatan yang diberikan oleh dua kekasihnya sekaligus. Akibatnya, Tomi tidak mampu bertahan terlalu lama. Bila biasanya ia berhubungan seks berdua dengan Iwan mampu bertahan lebih dari 10 menit dalam posisi bottom maupun top, atau bahkan bisa sampai lebih dari 15 menit bila melakukan onani berdua dengan Iwan, kali ini, meskipun baru mencapai 5 menit penis Iwan menyodok dan berada dalam anusnya, ia sudah merasakan gejala hendak mencapai orgasmenya. Dan Tomi sengaja tidak mau menahan agar orgasmenya tidak segera datang. Ia membiarkan dirinya hanyut oleh pusaran arus kenikmatan seks itu hingga mencapai orgasme dengan cepat.
Tanda-tanda itu dengan jelas dirasakan oleh Johan sedang sibuk mengisap dan mengulum penisnya. Meskipun baru dua kali menghisap kontol cowok, tapi Johan dengan cepat dapat mempelajari gejala-gejala pasangan seksnya hendak mencapai orgasme dalam mulutnya. Melalui sentuhan lidahnya pada kepala penis Tomi serta bibirnya pada batang penis yang sama, ia merasakan denyutan nadi pada batang kontol itu makin keras dan cepat. Sementara ia juga merasakan desahan nafas dan detak jantung Tomi makin memburu. Sedangkan hisapan-hisapan mulut Tomi pada kontolnya juga semakin tidak beraturan, karena Tomi sendiri sedang sibuk berkonsentrasi mempersiapkan diri untuk mencapai puncak kenikmatan seks yang pertamakali dalam hidupnya melalui hubungan seks bertiga.
"Oh akh ouh nikmat sekali kontolmu dalam pantatku Wan.. oh teruskan Wan.. tekan lebih keras lagi.. ahk.. akh.. Aku udah hampir keluar nih terus..,.. tekan tekan akh akh.. aahh" Tomi mengerang dan mendesah panjang lebar, sembari mengoyang-goyangkan pinggulnya semakin keras, sehingga kontol Iwan makin cepat keluar masuk dan makin dalam menekan ke dalam anus Tomi.
Pada saat yang sama, kontol Tomi yang sedang dikulum Johan juga semakin cepat keluar masuk mulut Johan. Hanya berselang tak sampai satu menit kemudian, "Ouh Wan Jo.. aku keluar sekarang. Oh pejuku keluar akh ah ah.. uh akh.. hahh.. ouhgg.. yeah akh.." bersamaan dengan desahan panjang itu, tiba-tiba dari penis Tomi menyembur dengan deras air maninya ke dalam mulut Johan yang dengan setia telah siap siaga menanti banjir air mani dari kontol Tomi.
Croot.. crott.. croott croott.., air mani Tomi pun muncrat berkali-kali ke dalam mulut Johan. Bersamaan dengan semburan air maninya, tubuh Tomi meregang kuat serta beberapa kali menggelinjang. Setiap kali dari penisnya terjadi semburan air mani, pada saat yang sama tubuh Tomi menggelinjang dan meregang dengan kuat, disertai dengan desahan dan erangan panjang, pertanda ia benar-benar merasakan dahsyatnya surga kenikmatan duniawi itu. Dengan mata terpejam rapat, Tomi mencapai orgasmenya yang disertai dengan semburan demi semburan spermanya. Johan yang dalam posisi di bawah tubuh Tomi tampak tak kalah sibuk menyedot dan menelan setiap tetesan sperma yang disemburkan berkali-kali dari penis Tomi. Sementara di bagian bawah Johan sibuk menghisap dan menelan air mani Tomi yang mengalir deras, di bagian atas Iwan terus asik menggenjotkan kontolnya keluar masuk liang anus Tomi. Sehingga kombinasi sedotan mulut dan jilatan lidah Johan serta sodokan-sodokan kontol Iwan memberikan puncak kenikmatan yang dirasakan Tomi semakin sempurna.
Persahabatan Tiga ABG Gay XVI
Meskipun di kolam renang tadi, Tomi sudah dua kali mengalami orgasme dan ejakulasi, tetapi pada orgasmenya yang ketiga dalam tempo 2,5 jam itu tetap terjadi ejakulasi yang dahsyat berupa semburan air mani yang mencapai 9 kali tanpa henti. Dan semua semburan air mani itu ditelah hingga tuntas dan bersih oleh Johan yang benar-benar menikmati gurih dan segarnya air mani hangat milik Tomi. Begitu habis air maninya disemburkan ke mulut Johan, tubuh Tomi langsung ambruk tertelungkup lemas di samping tubuh mulus Johan. Akibatnya, kontol Iwan yang sebelumnya tertancap erat dan amblas seluruhnya ke dalam anus Tomi, langsung tercabut begitu saja.
Kontol yang sedang ngaceng keras itu langsung melejit berdiri mengacung bebas di atas wajah Johan yang sedang terkapar terengah-engah karena kelelahan setelah menghisap habis-habisan batang penis milik Tomi. Tomi sendiri langsung terkulai lemas dengan nafas terengah-engah tapi wajahnya tetap dihiasi senyuman manisnya yang menandakan ia benar-benar telah mencapai puncak kepuasan yang terhebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Sementara itu, Johan dan Iwan juga tampak bernafas terengah-engah dengan wajah yang memerah karena menahan gejolak birahi yang belum terpuaskan. Johan sempat hendak menyambar kontol Iwan yang teracung di hadapan wajahnya, untuk segera mengulum dan menghisapnya sampai memancarkan air mani lagi. Tapi keinginannya itu dicegah oleh Johan. "Lho kenapa Wan, kok aku gak boleh ngisap kontolmu? Kita kan sudah sepakat bebas melakukan apa saja di antara kita bertiga" rajuk Johan manja sambil mengelus-elus dua buah zakar Iwan.
"Tenang Jo, nanti pasti kamu dapatkan giliranmu menghisap kontolku sampai kamu puas. Tapi sekarang kan kontolku ini sudah kotor, belepotan pelicin KY, masa kamu masih mau menghisapnya? Kan rasanya KY itu tidak enak" ujar Iwan menjelaskan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
"Wah benar juga kamu Wan..aku memang belum pengalaman soal seperti ini" ujar Johan sambil segera menyambar mulut seksi Iwan untuk kembali memberikan ciuman-ciuman maut.
Sementara mereka berciuman dengan ganas, Tomi tampak senyum-senyum melihat tingkah dua pacarnya yang sedang dimabuk nafsu birahi yang belum tuntas tersalurkan. Setelah nafasnya normal, dan rasa lemas mulai berkurang setelah digenjot dan dihisap habis-habisan oleh Iwan dan Johan, Tomi pun mulai beraksi kembali. Perlahan ia menggeserkan badannya menuju arah selangkangan Johan di mana terdapat kontol Johan yang tampak sedikit lemas karena sempat tidak mendapat rangsangan seks lagi. Dengan mudah, Tomi segera mendapatkan kontol yang menyusut menjadi tinggal 14,5 cm dan kemudian segera mengulumnya lagi. Johan yang sedang asik melakukan French kiss dengan Iwan, tidak menolak perlakuan Tomi terhadap kontolnya. Bahkan Johan sangat menikmati hisapan dan kuluman mulut Tomi pada batang penisnya.
Akibatnya, dengan cepat, batang penis Johan segera ereksi lagi hingga sekeras batang kayu jati. Segera saja, hisapan dan kuluman mulut Tomi itu kembali menghadirkan sejuta kenikmatan pada diri Johan, sampai membuat Johan kembali mendesah dan mengerang erotis sebagai reaksi atas sentuhan penuh nikmat yang terjadi melalui batang kemaluannya.
"Akh.. oh.. ternyata kamu memang hebat Tom udah ngecrot masih juga kuat ngisap kontolku" ujar Johan, sambil menghentikan ciuman ganasnya pada mulut Iwan yang semakin terengah-engah menahan gejolak birahinya.
Iwan tampak senang menyaksikan adegan Tomi mengisap batang penis milik Johan, sementara tangan kanan Tomi sibuk mengocok kontol Iwan.
"Jo, kamu pasti ingin menikmati enaknya anal seks kan?" tanya Iwan sambil memberikan kecupan mesra pada bibir Johan.
"Tentu saja aku sangat menginginkannya. Kalau tidak, untuk apa kita bertiga ada di sini sekarang" jawab Johan dengan cepat sambil tak kalah mesra memberikan ciuman balasan kepada Iwan.
"Kalau begitu sekarang giliranmu melakukan anal seks padaku Jo. Kamu mau kan Jo? Aku benar-benar ingin merasakan kehadiran dirimu yang menyatu dengan diriku melalui anal seks" ujar Iwan masih dengan mesra dan tatapan sayu yang mencerminkan nafsu birahinya sudah memuncak hingga ke ubun-ubun.
"Kamu mau aku memasukkan kontolku ke pantatmu sekarang Wan? Tentu saja aku mau sekali. Sudah lama aku memimpikan peristiwa seperti ini. Sekarang aku sudah siap melakukannya untukmu, sayangku" ujar Johan sambil kembali memberikan ciumannya untuk Iwan.
Mendengar jawaban Johan, Iwan segera mengubah posisinya, menjadi terlentang dan kemudian mengangkat kedua kakinya dalam posisi menganggkang. Posisi itu dengan jelas memperlihatkan rekahan pantat seksi Iwan. Dan Johan semakin bernafsu ketika matanya menatap lubang sempit dan gelap tepat di tengah-tengah rekahan pantat itu. Anus Iwan yang selama ini hanya pernah dimasuki kemaluan Tomi, tampak terkatup rapat, dengan bibirnya yang memerah segar. Iwan sengaja menggerak-gerakkan otot anusnya, sehingga bibir anusnya tampak bergerak kembang kempis, seolah menantang kejantanan batang penis Johan untuk segera menikmati kehangatan dan remasan lembut otot-otot anusnya.
"Wah.. Wan, ternyata anusmu sungguh menggairahkan aku gak sabar lagi nih" ujar Johan sembari berlutut tepat di depan selangkangan Iwan, sehingga ujung kontolnya menempel tepat di bibir Iwan.
"Iya.. Jo, aku juga tidak sabar lagi merasakan sodokan kontolmu. Ayo Jo, masukkan cepat, jangan ragu lagi. Aku udah pasrah nih" balas Iwan.
Kemudian dengan bantuan Tomi, kontol Johan yang semakin ngaceng itu segera disaput oleh pelicin KY. Sejenak tangan kanan Tomi mengocok-ngocok kontol Johan untuk meratakan sapuan pelicin KY ke sekujur batang penis Johan, terutama bagian kepala kontolnya yang sangat besar itu. Tomi tampak dengan gemas mengocok-ngocok kontol itu untuk beberapa saat sampai Johan kembali mendesah-desah penuh nikmat. Setelah merasa kontol itu telah dibaluri pelicin KY dengan rata, jemari Tomi segera mengolesi bibir dan permukaan rongga anus Iwan dengan pelicin yang tersisa di jemarinya. Dengan mudah jari telunjuk Tomi menyusup ke dalam anus Iwan, sehingga menghadirkan sensasi kenikmatan bagi Iwan. Setelah jari telunjuknya lancar keluar masuk anus itu, Tomi juga segera menyusupkan jari tengahnya ke anus itu hingga dua jarinya habis terbenam dalam anus hangat Iwan. Iwan makin menggelinjang dan menggeliat keenakan ketika dua jari Tomi menggelitik serta memijit-mijit dinding lorong anusnya untuk beberapa saat, sampai penis Iwan meneteskan banyak pre cum. Puas melemaskan otot-otot anus Iwan, Tomi segera menarik keluar dua jarinya dari anus itu.
Ketika jari itu telah tercabut, maka tampaklah anus Iwan yang menganga kemerahan, sebagai pertanda bahwa anus itu telah siap menerima penetrasi dari kontol Johan. Johan yang sudah tak sabar lagi, segera menempelkan kepala penisnya yang sudah licin oleh pelicin KY dan bercampur dengan pre cum bening. Karena belum pengalaman melakukan anal sex, beberapa kali Johan gagal memasukkan kepala penisnya ke dalam mulut anus Iwan. Selain itu kepala kontolnya yang bulat dan besar seperti jamur merang, membuatnya makin kesulitan melakukan penetrasi. Beruntung, ada Tomi yang dengan setia membantu Johan mengatasi kesulitannya. Tangan kanan Tomi tampak menggenggam kontol Johan dan membantu mengarahkannya ke mulut anus Iwan, sehingga kepala penis itu tidak lagi tergelincir. Sedangkan kedua tangan Johan tampak menahan kaki Iwan yang mengangkang lebar ke atas. Berkat kesabaran mereka, akhirnya kepala penis Johan berhasil menyusup ke dalam mulut anus Iwan.
Tapi, begitu kepala penis itu berhasil masuk semuanya ke dalam mulut anus Iwan, tiba-tiba Iwan menjerit lirih sambil meringis. Dengan wajah memerah dan peluh mulai membasahi keningnya, Iwan tampak merasa kesakitan.
"Akh.. aduh ah nyeri Jo, perih rasanya Jo" jerit lirih Iwan yang memang merasakan sakit, nyeri, dan ngilu pada anusnya.
Dengan cepat, Johan berusaha menarik keluar lagi kepala penisnya dari jepitan otot anus Iwan. Johan tidak tega menyaksikan Iwan yang tampak kesakitan seperti itu. Tetapi sebelum ia berhasil menarik keluar kepala penisnya, tangan Tomi segera mencegah gerakan kontol itu. "Biarkan saja begitu Jo, diamkan saja dulu sebentar sampai otot-otot anus Iwan rileks semuanya" ujar Tomi mengajari Johan dengan penuh kesabaran.
"I.. i.. iya Jo. Biarkan saja begitu sebentar. Nanti juga sakitnya hilang sendiri" ujar Iwan terbata-bata.
"Kok kamu masih merasa sakit sih Wan? Kan kontol Tomi udah sering masuk ke pantatmu" ujar Johan merasa kebingungan dengan tatapan bersalah.
"Abis kepala kontolmu besar banget sih Jo" jawab Tomi.
"Iya Jo kepala kontolmu besar sekali, jauh lebih besar dari kontol Tomi dan dan kontolku sendiri. Sampai rasanya pantatku ini sobek. Berdarah nggak Tom?" ujar Iwan dengan nada khawatir.
"Tenang Wan, nggak berdarah kok. Kan anus kamu udah gak perawan lagi" ujar Tomi sambil tersenyum geli melihat tingkah dua kekasihnya itu.
Johan baru menyadari bahwa kepala penisnya memang memiliki ukuran yang tidak normal. Kepala penisnya itu tampak membulat dan membesar melebihi besarnya lingkar batang penisnya. Ia pun segera melirik ke kontol Tomi yang sudah ngaceng lagi. Tampaklah perbedaan kepala penis Tomi dengan miliknya. Kepala penis Tomi ternyata tidak membulat pada bagian ujungnya, tetapi meruncing dan kemudian sedikit membesar ke arah leher kepala penis sehingga seperti membentuk kerucut. Kemudian Johan membandingkan kepala penis Tomi dengan milik Iwan.
Meskipun penis Iwan tampak setengah lemas karena konsentrasi Iwan tidak tertuju pada penisnya melainkan pada anusnya, tetapi, Johan masih bisa melihat bahwa bentuk kepala penis Iwan ternyata berbeda dengan dengan miliknya maupun milik Tomi. Kepala penis Iwan ternyata berbentuk standar, dengan ujung yang membulat tapi tidak membesar dan kemudian merata hingga ke leher penis dengan ukuran besar yang rata dengan batang penisnya. Sehingga penis Iwan sepintas tampak seperti batang sapu yang lurus dengan dihiasi tonjolan urat-urat dan pembuluh darah.
Ketika Johan sedang asik membanding-bandingkan ukuran dan bentuk kepala penisnya dengan milik dua kekasihnya, tiba-tiba Iwan mengingatkann, "Ayo Jo, sudah ngga terasa sakit lagi sekarang. Teruskan, masukkan semua kontolmu hingga habis" ujar Iwan sambil menghela nafas panjang.
Mendengar perintah Iwan itu, Johan pun mulai melanjutkan menekankan batang penisnya ke arah anus Iwan. Pelan tapi pasti, penis Johan mulai menyusup dengan lancar menembus kegelapan dan merasakan kehangatan rongga anus Iwan. Sementara penis Johan bergeser pelan memasuki rongga anusnya, mulut Iwan tidak hentinya mendesis dan mendesah berkepanjangan. Setiap centimeter kontol itu bergerak masuk, maka desahan dan desisan dari mulut Iwan terdengar semakin keras dan semakin erotis. Iwan tiba-tiba mendesah keras diselingi erangan panjang ketika ia merasakan kepala penis Johan menyentuh dan menekan prostatnya. Padahal ketika itu, baru tiga perempat bagian batang kemaluan Johan yang telah memasuki rongga anusnya.
Persahabatan Tiga ABG Gay XVII
"Ouh, wah.. hah.. akh enak sekali Jo. Kontolmu terasa enak di pantatku.. akh udah masuk semua Jo? Enak sekali Jo.. akh.." desah Iwan dengan tubuh yang meregang dan menggeliat menahan jutaan nikmat dari hasil sentuhan serta gesekan penis Johan dengan dinding anus serta prostatnya.
"Be.. bel.. umm Wan masih seperempat lagi.. akh.. pantatmu sungguh sempit dan hangat Wan.. ah.. nikmat sekali rasanya" ujar Johan merasakan detik-detik penuh sensasi kenikmatan anal seks yang baru pertama kali dirasakannya ini.
"Wah pasti lebih enak lagi rasanya ayo Jo masukkan akh semua uh.. kontolmu.. aahh.. emmhHPp ahmmpp." Iwan terus merintih dan mendesah menahan sejuta nikmat dari bagian anusnya.
"I.. ya iya Wan tunggu ya.. bentar lagi juga masuk semua kok" ujar Johan dengan detak jantung yang makin menggebu serta desah nafas yang makin memburu.
Dan benar.. beberapa saat kemudian bleess.. bless.. Semua batang penis Johan akhirnya amblas tertelan oleh kehangatan dan kelembutan dinding anus Iwan. Bersamaan dengan amblasnya seluruh kontol Johan dalam rongga anus Iwan, Iwan pun tak dapat menahan jeritan penuh kenikmatan dari mulutnya. Dan pada saat yang sama, Johan juga merasakan puncak sensasi kenikmatan itu, sehingga ia tanpa sadar mengerang keras dan panjang. Erangan dan desahan ditingkahi jeritan sangat erotis itu makin membakar nafsu birahi Tomi yang masih berdiam diri menyaksikan adegan seks hidup di depan matanya. Tapi Tomi juga tidak berdiam diri, karena tangan kanannya asik mengocok penisnya sendiri yang sudah ngaceng total, sementara tangan kirinya sibuk mengusap-usap pantat Johan, dan jemarinya beberapa kali menyusup di belahan pantat mulus dan seksi itu serta sempat menggelitik bibir anus Johan yang masih perawan.
"Ah.. ah.. ohhaahh.. uh.. aouhh.." Iwan hanya bisa mendesah panjang saat merasakan kepala penis Johan menekan dengan kuat prostatnya.
Saat Johan hendak menggerakkan pantatnya mundur untuk menarik kontolnya, Iwan pun segera mencegahnya. Kedua tangan Iwan langsung menahan gerakan mundur pinggul Johan, sebaliknya malah menarik pinggul itu dan menekankan ke arah selangkangannya sehingga kontol Johan makin kuat tertancap dalam anusnya dan memberikan tekanan lebih besar pada anusnya.
"Akh.. oh.. uhh uugghh. Terus tekan lebih keras lagi Jo.. enakkhh sekali akh.. ennaakkhh.. ahh.. rasanya" desah Iwan.
Johan pun menuruti kemauan Iwan yang sedang melambung dalam awang-awang anal seks yang penuh kenikmatan itu. Begitu Johan memperkuat tekanan pinggulnya sehingga kontolnya makin kuat tertancap, Iwan langsung memekik panjang. Dan pada saat itu, tiba-tiba dari celah pada kepala kontolnya sudah memancarkan air maninya. Ya.. benar-benar air mani bukan sekadar pre cum. Tampak penis Iwan menyemburkan air mani yang putih dan kental hingga empat kali dan langsung menggenang di perutnya. Hal itu tidak hanya membuat Johan terkejut. Tomi yang sedang sibuk melakukan onani sendiri, juga terkejut melihat reaksi hebat dari tubuh Iwan itu. Sebab selama ini kendati telah berkali-kali melakukan anal seks dengan Iwan, tetapi dia maupun Iwan belum pernah mencapai orgasme otomatis seperti itu. Tanpa melalui rangsangan berupa kocokan atau hisapan pada kontolnya, Iwan telah berhasil mencapai orgasmenya yang pertama dari hasil hubungan anal seks dengan Johan.
Panjangnya batang penis Johan serta besarnya kepala penisnya, membuat tekanan-tekanan lembut pada prostat Iwan menjadi maksimal, sehingga merangsang Iwan untuk tanpa sadar memuncratkan air maninya. Iwan sendiri juga terkejut dengan reaksi yang terjadi secara spontan pada dirinya. Tetapi ia benar-benar puas karena mendapatkan pengalaman baru dalam berhubungan anal seks. Karena itu ia semakin semangat menekankan pinggul Johan ke arah selangkangannya, dengan harapan ia akan mencapai orgasmenya sekali lagi. Dan Johan pun dengan cepat mengimbangi gerakan badan Iwan dengan memperkuat tancapan penisnya pada anus Iwan. Tetapi rupanya mereka tidak berhasil menciptakan orgasme lagi pada Iwan. Karena itu Johan yang sudah tidak sabar ingin segera mencapai orgasmenya, langsung mulai menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur, sehingga batang kemaluannya ikut tertarik keluar dan terdorong masuk liang anus Iwan. Makin lama gerakan keluar masuk kontol itu makin cepat, sehingga menimbulkan irama kenikmatan yang konstan dan terus mengalir dengan deras pada seluruh syaraf tubuh Iwan maupun dirinya sendiri.
Sambil menikmati goyangan ritmis yang sangat erotis dari kontol Johan pada anusnya, Iwan dengan tangan kanannya sibuk mengocok penisnya yang belepotan air maninya sendiri. Sementara tangan kirinya sibuk memilin-milin puting susu kanannya. Sodokan-sodokan penuh nikmat batang penis Johan pada anusnya, yang dikombinasikan dengan kocokan tangannya pada penisnya sendiri serta pilinan lembut jemarinya pada puting susunya, menimbulkan satu kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Iwan semakin keras mendesah dan mengerang berkali-kali. Sensasi kenikmatan seks yang dirasakannya benar-benar nikmat. Iwan merasakan kenikmatan tiada tara dari gesekan batang penis Johan dengan dinding anusnya. Penis Johan yang sungguh panjang dan besar benar-benar membuatnya keenakan dan tenggelam dalam arus pusaran kenikmatan seks menuju puncak birahinya. Setiap detik kenikmatan yang terjadi, dirasakannya dengan penuh perasaan. Dengan mata terpejam dan sambil terus mengocok batang kemaluannya sendiri, dia terus menikmati goyangan pinggul Johan pada selangkangannya.
Tetapi kocokan tangan Iwan pada batang kejantanannya sendiri itu harus berhenti. Ternyata kepala Tomi telah berada di atas perut Iwan. Dengan lidah yang terjulur, Tomi tampak penuh nafsu menjilati sperma Iwan yang berceceran di perut dan pinggang setelah tadi sempat muncrat karena orgasme spontan. Sementara lidahnya sibuk menjilati sperma segar di perut dan pinggang Iwan, tangan kiri Tomi yang sudah memegang handuk kecil juga sibuk membersihkan batang kemaluan Iwan dari sperma bercampur cairan KY yang membasahinya. Setelah sperma di perut dan pinggang Iwan dijilatinya hingga habis, serta penis Iwan juga sudah bersih, maka mulut Tomi pun segera pindah menghisap batang kemaluan Iwan. Dengan cepat, mulut itu melahap kepala penis Iwan hingga habis. Dan dengan cepat dan buas mulut Tomi langsung menghisap kuat-kuat kepala penis itu, sehingga Iwan merasakan kenikmatan yang lebih dahsyat lagi. Penisnya seperti hendak tersedot dan tercabut dari akarnya. Sementara liang anusnya juga sedang disodok berkali-kali oleh batang penis Johan yang sangat perkasa.
"Ouh akh.. ah terus genjot Jo.. ouh yeess.. akh.. kontolmu sungguh nikmat dan keras akh enak sekali sedotanmu Tom" desah Iwan panjang, merasakan kombinasi kenikmatan antara sodokan kontol Johan pada anusnya dengan hisapan mulut Tomi pada batang kontolnya.
Iwan tampak tergolek pasrah menerima perlakuan demi perlakuan penuh birahi dari dua pacarnya itu. Tubuhnya sudah basah oleh keringat birahinya yang mengalir deras. Sementara Tomi dan Johan juga tak kalah panasnya. Tubuh mereka juga sudah basah kuyup oleh keringat birahi yang menetes dari setiap pori pada kulit tubuh mereka. Tetapi derasnya peluh itu tidak mengurangi semangat tiga remaja gay itu untuk menimba dan mereguk setiap kenikmatan adegan seks yang sedang mereka jalani. Mereka sudah sama-sama jauh tenggelam dalam arus kenikmatan seks sesama jenis yang sungguh nikmat tiada taranya.
Meskipun asik dengan kesibukan masing-masing, namun mereka masih sempat saling berbagi kenikmatan. Iwan yang semula hanya terkapar pasrah, segera menarik kaki Tomi menuju ke arah kepalanya. Sehingga kini posisi tubuh Tomi merangkak di atas tubuhnya yang terlentang. Dengan posisi itu, maka kontol Tomi tepat berada di atas mulus Iwan. Dalam posisi 69 seperti itu, maka Tomi dan Iwan menjadi mudah melakukan oral seks. Kehadiran batang kejantanan Tomi yang sudah sangat mengeras di mulutnya, membuat nafsu birahi Iwan makin terpacu. Ia sudah tidak sabar lagi menantikan hadirnya puncak kenikmatan seksnya. Maka penis ngaceng milik Tomi menjadi pelampiasan nafsunya.
Mulutnya dengan buas dan liar menyedot kuat-kuat penis itu. Sementara jemarinya juga sibuk memilin dan menggelitik dua puting susu Tomi. Sedotan ganas serta gelitikan jemari Iwan itu membuat Tomi tak kalah bernafsu. Seperti halnya Iwan, mulut Tomi juga semakin ganas dan buas menghisap batang kemaluan Iwan yang semakin basah oleh precum. Kepala Tomi pun makin cepat bergerak naik turun sepanjang kontol Iwan, membuat penis itu terkocok-kocok dengan cepat. Kocokan mulut Tomi pada penis Iwan semakin memperbesar aliran kenikmatan yang menjalari seluruh syaraf pada tubuh Iwan.
Kombinasi rojokan penis Johan pada liang anusnya, serta hisapan maut mulut Tomi pada penisnya, membuat Iwan semakin dekat dengan puncak kenikmatan birahinya. Sekitar lima menit dalam posisi itu, Iwan mulai merasakan tanda-tanda hendak mencapai orgasmenya. Tubuh mulusnya mulai meregang, dan gelinjangan pinggul dan selangkangannya semakin kuat. Nafasnya juga makin tidak beraturan, sementara desahan dan erangan dari mulutnya yang tersumpal kontol Tomi semakin keras. Akibatnya hisapan mulutnya pada penis Tomi menjadi tidak beraturan, karena pikirannya tengah terkonsentrasi pada puncak kenikmatan yang akan segera dinikmatinya.
"Ouh akh.. Ough.. aah Jo, aku ma.. mau kelluaarr.. akh En.. naakhh.. sekali" rintih Iwan yang sudah benar-benar mendekati titik puncak kenikmatan seksnya.
"Go.. yang akh lebbih ceppaatt. Jo.. terus terus Jo, masukkann. Tancapkan lebih dalam lagi akh ya ya.. begitu.. ouh akh. Terus Jo.. lebih cepat lagi Jo akh" Iwan semakin tergila-gila dengan detik-detik menjelang orgasmenya.
"Tom, his.. hissaapp terus Tom, ah ah.. enak sekali hisapanmu" lanjut Iwan terus memacu semangat dua kekasihnya yang sedang sibuk memompakan kenikmatan pada dirinya.
Mendengar desahan dan ucapan erotis Iwan yang semakin dekat dengan puncak kenikmatannya, Johan dan Tomi semakin semangat pula. Johan mempercepat goyangan pinggulnya menghajar selangkangan Iwan. Akibatnya kontolnya yang panjang dan gagah semakin cepat keluar masuk merojok liang anus Iwan. Beberapa kali Johan membenamkan dalam-dalam seluruh batang penisnya ke anus Iwan. Setiap kali Johan menekan kuat-kuat penisnya dalam anus itu, kepala penisnya langsung menyentuh dan menekan prostat Iwan. Akibatnya Iwan semakin merasakan kenikmatan menjelang puncak orgasmenya. Iwan semakin tidak dapat lagi mengendalikan dirinya akibat semakin kuatnya kenikmatan seks yang dialaminya. Sedangkan Tomi pun makin memperkuat sedotan dan kocokan mulutnya pada batang kontol Iwan. Semangat dua remaja gay itu memacu kenikmatan pada diri Iwan, membuat Iwan tidak dapat lagi menahan orgasmenya lebih lama lagi.
Tepat pada menit ke enam setelah mereka bertiga dalam posisi itu, akhirnya Iwan benar-benar mencapai orgasmenya. Tubuh Iwan tiba-tiba mengejang kuat-kuat. Badannya meregang dan menegang bersamaan dengan terjadinya semburan spermanya yang pertama dalam mulut Tomi. Semburan pertama air mani dari celah pada kepala penisnya itu, disertai dengan erangan dan desahan panjang dari mulut Iwan. Semburan air mani sangat kuat dan segera diikuti dengan semburan-semburan dahsyat berikutnya yang langsung muncrat ke dalam mulut Tomi.
Persahabatan Tiga ABG Gay XVIII
Akibatnya, mulut Tomi yang sedang mengocok dan menghisap kontol Iwan semakin sibuk, karena ada tambahan pekerjaan baru yaitu segera menelan habis setiap sperma yang tersembur dari kontol itu. Ternyata Iwan menyemburkan peju sangat banyak. Pada semburan yang keempat, Tomi mulai kewalahan. Belum semua peju yang tersembur dimulutnya sempat ditelannya, semburan kelima telah terjadi. Akibatnya sebagian peju sempat meleleh di antara celah bibirnya dengan batang kemaluan Iwan. Peju itu meleleh membasahi batang penis Iwan.
Sementara kontolnya terus menyemburkan peju dengan dahsyat, Iwan terus mengerang dan mendesah keenakan. Dengan mata yang terpejam rapat, ia berkonsentrasi menikmati orgasmenya itu. Sementara kedua tangannya mencengkram kuat-kuat pantat Tomi yang ada di atas kepalanya, dan mulutnya masih mengulum batang penis Tomi. Akhirnya mulut Tomi yang sedang mengulum dan menghisap penis Iwan mampu menguasai keadaan. Setelah pada semburan kelima dan keenam sempat kewalahan sehingga sebagian peju Iwan ada yang meleleh keluar mulutnya, pada semburan ketujuh hingga kesembilan, semua peju yang keluar berhasil ditelannya hingga habis.
Lucunya, setelah semburan air mani yang kesembilan itu, penis Iwan untuk beberapa saat tidak berdenyut keras lagi. Hal itu membuat Tomi mengira puncak orgasme Iwan sudah selesai, dan kontol itu tidak akan menyemburkan pejunya lagi. Karena itu Tomi segera melepaskan kuluman dan hisapan mulutnya dari batang kejantanan Iwan. Ia segera menjulurkan lidahnya hendak menyapu dan menjilati peju yang meleleh pada batang penis Iwan. Tapi belum sempat lidahnya menyapu sperma yang membasahi batang penis Iwan, tiba-tiba Iwan kembali mendesah panjang dan tubuhnya menggelinjang, dan pada saat yang sama dari lubang pada ujung kepala penisnya kembali menyemburkan peju. Bahkan semburan peju sisa-sisa puncak kenikmatan itu terjadi hingga dua kali dan muncrat begitu saja ke udara. Akibatnya, mulut Tomi tidak sempat menampung muntahan lahar kenikmatan itu. Sebaliknya peju Iwan yang muncrat bebas itu langsung jatuh di pipi kiri Tomi tanpa sempat ditelan lagi.
Karena sudah tanggung, Tomi membiarkan saja tetesan semburan air mani itu membasahi pipinya. Lidahnya langsung kembali melanjutkan aksinya menjilati setiap tetes air mani hangat dan gurih milik Iwan yang membasahi sekujur batang penis yang gagah itu. Setelah batang penis itu bersih dari air mani yang belepotan, mulut Tomi kembali mengulum batang penis Iwan, hendak menghabiskan air mani yang tersisa dan belum sempat tertelan. Lidahnya langsung menjilati kepala kontol yang memerah itu. Tapi Tomi tidak bisa lama-lama menjilati kepala kontol itu. Karena begitu lidahnya menjilatinya, langsung mendapatkan reaksi negatif dari Iwan.
"Akh.. aduh geli Tom udah Tom.. udah akh.. aduh.. ngilu nih" ujar Iwan yang sedang tergolek lemas di tempat tidur setelah berhasil mencapai puncak orgasmenya yang ketigakalinya dalam satu hari itu.
Rupanya kepala penis Iwan menjadi sangat sensitif setelah memuncratkan air maninya. Akibatnya sentuhan lembut lidah Tomi menimbulkan rasa geli dan ngilu pada diri Iwan. Karena itu, mulut Tomi yang buas segera berpindah mengulum puting susu Johan yang masih berlutut di depan selangkangan Iwan, dalam kondisi batang kemaluannya masih tertancap seluruhnya pada liang anus Iwan. Dengan liar lidah Tomi langsung menggelitik bergantian dua puting susu Johan. Gelitikan lidahnya itu dikombinasikan dengan hisapan-hisapan maut bibirnya pada puting susu Johan. Hal itu membuat gairah seks Johan kembali membara. Sembari menikmati rangsangan mulut dan lidah Tomi pada buah dadanya, Johan mulai kembali menggoyang pinggulnya sehingga pelan-pelan batang kontolnya kembali keluar masuk liang anus Iwan dan kembali menghadirkan sensasi kenikmatan anal seks pada dirinya.
Sementara Iwan yang sudah berhasil mencapai orgasmenya hanya tergolek pasrah saat tubuhnya kembali digenjot oleh Johan. Setelah beberapa kali goyangan dan sodokan penis Johan pada anus Iwan, Tomi memindahkan aksi mulutnya menuju mulut Johan. Dengan cepat mulut Johan menyambar kehadiran bibir seksi Tomi. Dan dengan segera mereka kembali terlibat adegan french kiss yang sangat menggairahkan.
"Jo.. ah akh.. Jo.. aku ingin merasakan kenikmatan dan kejantanan kontolmu dalam anusku. Please Jo.. sekarang gantian masukkan kontolmu dalam anusku" bisik Tomi dengan penuh nafsu dan kemesraan di telinga kanan Johan.
"I.. ya.. ah.. aku juga ingin merasakan kehangatan tubuhmu Tom" sahut Johan dengan desahan erotis.
Setelah itu, Johan langsung mencabut batang penisnya yang masih ngaceng dengan sangat keras itu dari sekapan anus Iwan. Saat kepala penisnya tercabut, Johan maupun Iwan sama-sama mendesah keenakan merasakan enaknya akibat jepitan bibir anus Iwan pada kepala kontol Johan. Begitu kontol Johan terlepas dari sekapan anus Iwan, Tomi dengan penuh nafsu dan tidak sabar lagi segera mendorong badan Johan sehingga Johan terlentang di tempat tidur. Dengan cepat pula, Tomi segera berjongkok tepat di atas selangkangan Johan, sehingga kepala penis Johan langsung menyentuh bibir anusnya. Segera tangan kanan Tomi meraih kontol yang masih licin oleh cairan KY itu, dan langsung mengarahkan kepala kontol Johan menguak bibir anusnya yang juga masih belepotan KY.
Dengan mudah kepala penis Johan membuka dan menembus kehangatan bibir anus Tomi. Setelah sebagian kepala penis Johan berada dalam mulut anusnya, Tomi mulai menurunkan pinggulnya, sehingga pelan-pelan kepala kontol Johan terbenam dalam mulut anusnya. Setelah kepala kontol itu terbenam seluruhnya dalam mulut anusnya, Tomi beberapa kali menggerakkan pinggulnya naik turun sehingga kepala penis Johan juga bergerak keluar masuk mulut anusnya.
Gerakan-gerakan itu segera menimbulkan kembali sensasi kenikmatan anal seks antara Johan dan Tomi. Akibatnya mulut dua cowok seksi dan cakep itu langsung kembali mendesah-desah penuh nada erotis. "Akh.. ah.. enak Jo ternyata kontolmu benar-benar jantan dan nikmat ini baru kepalanya yang masuk sudah enak banget apalagi kalau semuanya yang masuk akh.. terima kasih Jo kontolmu sungguh enak" ujar Tomi, sembari langsung membungkukkan badannya, dan kemudian menciumi bibir sensual Johan.
"Akh.. pantatmu juga hangat dan ketattom akh.. rasanya bibir pantatmu menggigit dan memijat kontolku. Ouhg enak sekali Tom.. nikmat Tom.. terus goyang Tom" rintih Johan disela ciuman mesra antara dua bibir mereka.
Mendengar permintaan Johan itu, Tomi pun tidak menolaknya. Ia segera menurunkan pinggulnya dengan cepat, sehingga dengan cepat pula seluruh batang kontol Johan langsung terbenam habis dalam kehangatan liang anusnya. Tomi maupun Johan langsung mendesah dan mengerang panjang dan keras begitu kontol Johan amblas seluruhnya dalam anus Tomi. Mereka terus saling berciuman dan berpelukan erat-erat, ketika merasakan aliran seks yang sangat nikmat saat penis Johan amblas seluruhnya dan langsung menyentuh prostat Tomi. Untuk beberapa saat, mereka berdua saling berdiam diri dalam posisi saling berciuman, dan mulut mereka terkunci menjadi satu dalam ciuman penuh gelora nafsu birahi. Mereka tampak berkonsentrasi menikmati enaknya awal persetubuhan itu.
Sementara Johan dan Tomi sedang terbuai oleh arus kenikmatan seks, Iwan masih tergolek lemas di sisi mereka. Tetapi adegan seks yang diperagakan Johan dan Tomi segera membangkitkan kembali gairah seks Iwan. Kontol Iwan yang tadi sempat lemas, pelan pelan kembali ngaceng. Tetapi Iwan tampaknya kelelahan, sehingga dia malas untuk bangkit dan bergabung bersama Tomi dan Johan mereguk kembali kenikmatan sex bertiga. Ia hanya rebah telentang di sambing badan Johan sembari mengocok batang kemaluannya sendiri. Dan Iwan tampak sangat menikmati onaninya itu, sampai mulutnya mendesah desah sendiri. Desahan mulut Iwan itu makin menambah meriah suasana erotis yang sedang terjadi di kamar tidur Johan, meningkahi desahan dan erangan kenikmatan yang disuarakan Tomi dan Johan.
Begitu hebatnya sensasi seksual yang diperagakan Tomi dan Johan, sampai-sampai Iwan tidak tahan melakukan onani sendiri. Begitu Tomi dan Johan selesai dengan french kiss mereka, Iwan langsung bangkit dan berlutut di samping kepala Johan. Dengan cepat Johan menyambar kontol ngaceng milik Iwan yang sudah terhidang dengan menggiurkan tepat di depan mulutnya. Sementara Johan sibuk mengulum dan menghisap kontol gagah itu, Iwan dan Tomi kembali terlibat french kiss yang sungguh memabukkan. Tomi sendiri tetap dengan keasikkan menggerakkan badannya naik turun, sehingga kemaluan Johan yang tertancap di anusnya tampak bergerak keluar masuk dengan irama yang konstan. Kenikmatan yang timbul dari gesekan dinding anusnya dengan batang kemaluan Johan semakin menjadi-jadi, ketika Tomi merasakan batang penisnya dikocok dengan cepat oleh tangan kanan Iwan.
Sekitar lima menit mereka dalam kondisi itu, kemudian Iwan menghentikan aktivitas tangannya pada batang kemaluan Tomi yang semakin banyak melelehkan lendir bening. Iwan segera berdiri sehingga kontolnya terlepas dari kuluman dan hisapan mulut Johan, kemudian ia berdiri mengangkang di atas perut Johan dan menghadap ke arah badan Tomi, sehingga kontolnya kini berada tepat di depan mulut Tomi yang sedang ribut mendesah-desah. Dan desahan itu segera terhenti, ketika kontol besar milik Iwan langsung membungkam mulut yang haus oral seks itu.
Mulut Tomi tampak rakus dan penuh nafsu melahap kehadiran batang kontol yang kepalanya sudah basah belepotan oleh lendir bercampur liur Johan. Lidah Tomi langsung menyapu dengan penuh kenikmatan setiap tetes precum yang terus saja meleleh dari celah sempit yang terdapat pada kepala penis Iwan. Pre cum itu terasa asin dan gurih di lidah Tomi yang terus menggelitik celah sempit pada kepala penis Iwan, sehingga Iwan merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat.
Iwan sangat menikmati oral seks yang sedang dilakukan Tomi pada dirinya. Sambil berdiri mengangkang, dengan mata terpejam, mulutnya terus mendesah-desah kenikmatan. Kenikmatan yang dirasakannya semakin meningkat, saat jemarinya merangsang badannya sendiri dengan menggelitik dan memilin-milin dua puting susunya secara bersamaan. Sekarang mulut Iwan dan Johan yang terdengar ribut mendesah bersahutan.
Kamar Johan malam itu benar-benar menjadi panas. Tiga ABG gay yang berada di dalamnya tengah sibuk saling memacu gairah birahinya masing-masing, tanpa peduli lagi dengan peluh yang semakin deras membasahi sekujur tubuh mereka.
Johan yang tidur terlentang tampak sangat menikmati setiap gesekan yang terjadi antara batang kontolnya dengan dinding anus Tomi. Setiap kali Tomi menurunkan badannya, sehingga kontol Johan yang panjang itu langsung tenggelam dalam sekapan kehangatan dan kelembutan anus Tomi, sekaligus menimbulkan kenikmatan yang tiada taranya. Bersamaan dengan itu, desahan mulut Johan makin keras, sebagai pertanda dirinya tengah dimabuk kenikmatan asmara.
Persahabatan Tiga ABG Gay XIX
Kenikmatan yang tak kalah hebatnya juga menjalari sekujur tubuh Tomi yang terus menerus menggenjot batang kejantanan Johan dengan anusnya. Tomi merasakan anusnya disodok-sodok dengan penuh nikmat. Apalagi ketika kepala penis Johan menyentuh dan menekan prostatnya, serta merta Tomi merasakan gejala hendak mencapai orgasme dan ejakulasi. Karena itu, ketika ujung kontol Johan menyentuh prostatnya, maka Tomi pun reflek menekankan kuat-kuat pantatnya, sehingga seluruh batang penis sepanjang 17,5 Cm itu tertancam seluruhnya dan ujungnya menekan dengan kuat prostatnya.
Hasilnya memang sungguh nikmat dan luar biasa. Mata Tomi sampai terpejam rapat dan tubuhnya meregang karena menahan kenikmatan yang begitu hebat yang mengaliri syaraf pada badannya. Pada saat itu, dari celah pada kepala penisnya melelehkan air mani segar berwarna putih kental. Cukup banyak lelehan pejunya itu, sampai ada beberapa tetes yang jatuh di perut putih mulus Johan. Johan merasakan ada cairan hangat yang menetes pada perutnya. Dan dengan cepat mata Johan mendapati Tomi telah mengalami separuh ejakulasi hanya gara-gara sodokan kontolnya.
Dengan cepat jari telunjuk tangan kanan Johan meraih tetesan air mani itu dan kemudian ia menjilati telunjuknya yang belepotan peju segar itu. Setelah itu, Johan segera mengocok kontol Tomi yang semakin ngaceng keras. Kocokan itu segera mengalirkan sensasi kenikmatan pada diri Tomi. Tomi pun semakin jauh tenggelam dalam pusaran arus birahi menuju puncak kenikmatan pesta anal sex malam itu.
"Oughh.. Akh.. aahh.. Yaahh.. terus kocok terus kontolku Joohh.. haann sayang.. akhh enak sekali, lebih cepat Jo.. Akkuu mau kell.. lluuaarr! ahh" desah Tomi terbata-bata menikmati gempuran kombinasi kenikmatan antara gesekan dinding anusnya dengan batang kontol Johan, serta kenikmatan kocokan tangan Johan pada batang kontolnya.
Johan segera tanggap dengan kondisi Tomi yang sedang berada pada detik-detik terakhir menjelang orgasme. Dengan segera Johan mempercepat kocokan tangan kanannya pada batang kontol yang gagah itu, seirama dengan gerakan pinggul Tomi yang bergerak naik turun semakin cepat pula. Sementara Iwan pun tak mau kalah beraksi memberikan tambahan kenikmatan pada Tomi. Ia segera melepaskan batang kemaluannya dari sekapan mulut seksi Tomi, karena Tomi sendiri memang sedang sibuk konsentrasi merasakan detik-detik menuju puncak kenikmatannya yang semakin dekat, sehingga ia tidak dapat terlalu konsentrasi mengisap kontol Iwan.
Maka Iwan segera berlutut di samping Tomi dan mulutnya menyambar bibir sensual Tomi. Segera saja Iwan dan Tomi kembali terlibat french kiss yang sungguh menggairahkan. Tangan kanan Iwan memilin-milin puting susu Tomi, sementara tangan kirinya sibuk mengocok batang penisnya sendiri. Beberapa saat tiga remaja gay itu terlibat dalam hubungan sex dengan posisi tersebut, kemudian mulut Iwan pindah ke puting kanan Tomi dan segera mengisap serta menggelitik puting susu yang kemerahan itu. Hisapan mulut serta gelitikan lidah Iwan yang liar membuat sensasi kenikmatan birahi yang dirasakan Tomi semakin memuncak. Dan akibatnya, tidak lama kemudian, tiba-tiba mulut Tomi mendesah panjang diiringi erangan keras pertanda ia telah benar-benar mencapai puncak kenikmatan sex bertiga itu.
"Aakkhh.. aku keluar sekaaraanngg aahh.. ahh.. Ahh.. aahh" Iwan mengerang keras menumpahkan semua gejolak birahinya.
Tepat saat erangan panjang dari mulutnya itu, dengan cepat dari celah sempit pada kepala penisnya menyemburkan air maninya dengan deras dan keras. Begitu kerasnya semburan sperma segar dan kental itu, sampai-sampai semburan pertamanya langsung mengenai wajah Johan yang sedang terlentang memberikan genjotan penuh gairah pada pantat Tomi. Melihat semburan peju yang terbuang sia-sia itu, Iwan pun merasa sayang. Ia segera melepaskan hisapan mulut dan gelitikan lidahnya pada puting susu Tomi. Mulutnya segera menyambar batang kontol Tomi yang sedang memancarkan air mani segar dalam kocokan-kocokan cepat tangan Johan. Tepat pada semburan air mani yang ketiga, mulut Iwan segera menggantikan peranan tangan Johan mengocok kontol itu disertai dengan hisapan-hisapan ganas. Alhasil, seluruh peju Tomi yang menyembur dengan deras langsung tertampung dalam rongga mulut Iwan.
Iwan yang memang sedang kehausan tidak menyia-nyiakan setiap tetes air mani Tomi yang memenuhi rongga mulutnya. Ia segera mereguk kesegaran sperma hangat Tomi dengan sangat lahap, seperti tidak pernah minum selama berhari-hari. Setiap semburan sperma Tomi yang terasa sangat gurih itu segera ditelannya dan langsung memberikan kesegaran pada tenggorokannya. Setiap kali peju segar Tomi menyembur, selalu disertai dengan hentakan lembut pada batang kontol itu dan erangan penuh kenikmatan dari mulut Tomi, menandakan ia memang benar-benar sedang menikmati puncak orgasmenya. Disertai oleh hentakan-hentakan pinggul dan selangkangannya, Tomi menghabiskan seluruh sensasi kenikmatan homosex itu hingga ia merasa lemas kelelahan.
Erangan dan desahan erotis dari mulutnya semakin lemah, dan batang penisnya yang semula tampak berdiri keras dan tegak memuntahkan peju berkali-kali masih dalam sekapan mulut Iwan. Iwan sendiri belum puas menyedot dan mengulum batang penis yang kini terasa gurih dan licin oleh air mani. Meskipun Iwan sempat menghitung terjadi delapan kali semburan dahsyat air mani Tomi dalam mulutnya, namun ia tampak tidak rela menyia-nyiakan setiap tetes air mani yang masih tersisa di celah pada kepala penis yang memerah itu. Lidahnya segera menggelitik kepala penis Tomi, sampai pemiliknya merasakan geli dan ngilu seperti yang dirasakannya tadi.
"Akh.. Thanks Jo, Wan, kalian sungguh hebat telah memberikan semua kenikmatan ini padaku. Aku puas sekali dan benar-benar ketagihan" ujar Tomi dengan senyum penuh rasa puas sambil agak terengah-engah.
"Iya Tom pejumu juga sangat segar dan gurih. Aku mau lagi ya nanti" sahut Iwan sambil memeluk tubuh mulus Tomi yang basah oleh keringat birahi. Iwan kemudian menjilati hingga habis semua air mani Tomi yang sempat tercecer di wajah, dada, dan perut Johan saat semburan pertama dan kedua.
"Ya.. tapi ntar aja dong aku masih capek dan lemas nih" jawab Tomi yang kali benar-benar merasa lelah dan lemas setelah mencapai orgasme yang keempatkalinya hanya dalam waktu kurang dari 5 jam.
Dengan pelan, Tomi merebahkan badannya menindah tubuh Johan yang masih terbaring. Pelan-pelan, Tomi melepaskan kontol Johan yang benar-benar perkasa itu. Kontol Johan ternyata masih ngaceng dan sangat keras. Begitu terlepas dari sekapan liang anus Tomi yang hangat dan basah, batang penis sepanjang 17,5 cm itu langsung berdiri bebas mengacung dengan gagah, seolah menantang birahi kedua mitra sexnya. Sementara Iwan yang masih dalam kondisi tanggung tampak tak mau terlalu lama membiarkan tantangan sex itu. Ia pun segera mengambil alih posisi Tomi yang kini sudah berbaring di lemas di samping Johan.
Iwan segera berjongkok tepat di atas pinggul dan selangkangan Johan, namun dalam posisi yang membelakangi wajah Johan. Dengan cepat, tangannya meraih batang kontol Johan yang masih ngaceng dan dengan cepat pula ia menyelipkan batang kontol yang panjang dan besar itu dicelah pantatnya, untuk kemudian mengarahkan kepala batang kontol itu tepat pada bibir anusnya. Dengan sedikit menekankan pinggulnya, akhirnya Iwan dapat merasakan kepala kontol Johan telah mulai menyusup masuk ke mulut anusnya.
Johan yang sedang tanggung dan penasaran dengan puncak kenikmatan anak sex itu tak menyia-nyiakan setiap gerakan sex yang dilakukan Iwan. Ia segera bereaksi mengimbangi gerakan pinggul Iwan yang mulai turun. Pelan tapi pasti, kepala penis Johan kembali tenggelam makin dalam di kehangatan liang anus. Kali ini untuk kedua kalinya batang kontol Johan merasakan nikmatnya kehangatan, pijitan, dan jepitan lembut namun penuh gairah birahi pada liang anus Iwan. Dan sebaliknya, Iwan juga untuk keduakalinya dalam hari itu merasakan kegagahan dan keperkasaan kontol Johan pada anusnya. Tanpa menunggu terlalu lama, akhirnya seluruh batang kemaluan Johan terbenam hingga ke pangkalnya di dalam anus Iwan. Dan beberapa saat Iwan duduk diam setengah jongkok, menikmati lembutnya desakan kepala penis Johan pada prostatnya.
Dengan mata terpejam dan mulutnya mendesis lirih, Iwan kemudian mengerut-ngerutkan otot anusnya sehingga desakan kontol itu pada dinding anusnya semakin terasa nikmat. Bersamaan dengan itu, Johan juga mendesah panjang merasakan nikmatnya pijatan lembut otot yang melingkari liang anus itu pada kontolnya.
"Akh.. pantatmu benar-benar sempit dan hangat. Akhh.. enak sekali pijatan pantatmu Wan ahh.. ah." desah Johan setiap kali ia merasakan kontolnya dijepit dan dipijat oleh otot anus Iwan.
Tomi yang masih lemas hanya mampu mengamati dan menikmati adegan sex hidup yang terpampang di depan matanya. Kali ini kontolnya tetap lemas. Rupanya ia benar-benar kehabisan tenaga setelah empat kali mengalami orgasme melalui berbagai pergumulan sex yang sungguh indah dan menyenangkan itu. Tapi lidahnya tetap tidak bisa berdiam diri. Sambil merebahkan kepalanya di dada bidang Johan, lidahnya menggelitik puting susu Johan yang kemerahan. puting mungil itu semakin mengeras merasakan kenikmatan gelitikan lidah Tomi. Johan semakin keenakan ketika mulut Tomi mulai berulah dengan mengisap-isap puting susunya kiri dan kanan bergantian.
Sambil memejamkan matanya, Johan tampak benar-benar menikmati layanan sex yang diberikan kedua cowok yang telah resmi menjadi pacarnyaa itu. Pahanya mengangkang lebar-lebar sehingga memberikan ruang gerak yang bebas bagi Iwan untuk menggenjot kontolnya. Johan benar-benar merasakan suatu paduan kenikmatan birahi yang sulit untuk diceritakan. Sementara Iwan menggerakkan pinggulnya naik turun mengocok batang penis Johan yang terselip di dalam pantatnya, Tomi pun terus sibuk mengenyot dan menghisap puting susu Johan. Sedangkan Johan tak mau kalah aktif, dia pun semakin cepat memutar-mutar pinggulnya, sehingga ia merasakan batang kejantanannya seperti dipilin-pilin penuh nikmat oleh suatu mulut ompong.
Tetapi Iwan tidak dapat terlalu lama bertahan dalam posisi berjongkok seperti itu. Karena ia harus menahan beban badannya sendiri, sementara tenaganya sudah habis terkuras setelah tiga kali mengalami orgasme. Akhirnya ia menghentikan gerakan pinggulnya yang naik turun itu. Kemudian ia dengan perlahan merebahkan badannya sehingga menindih badan Johan dengan kondisi batang kemaluan Johan tetap tertancap dalam liang anusnya. Dalam posisi seperti itu, Johan tetap dapat menggerakkan pinggulnya naik turun sehingga kontolnya terus bergerak keluar masuk dalam liang anus Iwan yang sangat hangat dan menimbulkan gesekan-gesekan penuh birahi.
Kenikmatan yang dirasakan dua remaja homo itu pun terus mengaliri seluruh syaraf pada sekujur tubuh mereka. Iwan yang kini lebih pasif hanya mampu mendesis-desis serta mendesah panjang setiap kali ia merasakan batang kontol Johan menyodok lembut prostatnya.
"Ah.. akh.. akhh.. aa.. Jo enak sekali kontolmu, terus masukkan lebih dalam lagi Jo.. sungguh enak rasanya sayang" ujar Iwan setengah merintih menahan desakan kenikmatan birahi yang tak kunjung tuntas.
"Haahh.. ahkk yah.. Wan pantatmu sungguh nikmat. Akh.. akh.." ujar Johan menimpali dengan nafas terengah-engah karena sibuk menggenjot pantat Iwan yang sempit dan hangat.
Persahabatan Tiga ABG Gay XX
Sekitar dua menit saja Johan melakukan hal tersebut, karena dengan posisi tubuh yang ditindih Iwan, ia merasa kurang leluasa menggempur lobang pantat seksi itu. Kemudian, tanpa melepaskan kontolnya dari sekapan pantat Iwan, Johan menggulingkan badannya, sehingga kini ia berada dalam posisi miring rapat dengan tubuh mulus Iwan. Dalam posisi miring itu, Johan kemudian melanjutkan gempuran batang kejantannya pada liang anus Iwan. Ternyata dalam posisi itu kenikmatan yang dirasakannya semakin hebat.
Kontolnya semakin terasa kuat bergesekan dengan dinding anus Iwan yang semakin basah dan lembab karena lendir pre cum yang semakin deras mengalir dari penisnya. Hal yang sama ternyata juga dirasakan Iwan. Posisi itu membuat penis Johan semakin sering menyentuh dan menekan prostatnya. Karena itu, mulut Iwan semakin keras mendesah, merintih dan mengerang panjang karena kenikmatan yang dirasakan semakin menjadi-jadi.
"Oh.. ah.. uh.. akh.. Jo, enak sekali rasanya, terus Jo, teruuss.. Teruss.. kan sodok lebih dalam lagi. Jo.. Akh.. lebih cepat lagi Jo.." ucap Iwan sembari turut menggoyang-goyangkan pantatnya mengimbangi kenikmatan yang diberikan Johan.
Desahan dan rintihan manja Iwan itu makin membuat Johan bernafsu. Ia semakin gemas melihat kemolekan tubuh Iwan. Nafsu Johan makin memuncak ketika Iwan berinisiatif mengangkat kaki kanannya sehingga ia kini dalam posisi miring sambil mengangkangkan paha kanannya lebar-lebar ke udara. Posisi itu membuat kontol Johan makin mudah bergerak keluar masuk liang anus Iwan, dan Johan juga semakin mudah menggempur pantat seksi itu. Posisi Iwan yang mengangkang dalam keadaan tubuh miring itu juga memancing birahi Tomi.
Kontol Iwan yang terlihat ngaceng menggelantung terayun-ayun seirama gerakan pantat Iwan serta sodokan kontol Johan membuat Tomi kembali bernafsu. Pelan-pelan kontolnya yang tadi sempat lemas, kini sudah kembali berdiri tegak. Kontol dan nafsu Tomi semakin membara ketika Tomi melihat dari celah sempit batang penis Iwan melelehkan lendir bening dan membuat basah batang penis itu. Tanpa menunggu lebih lama, Tomi beringsut mendekati selangkangan Iwan, dan mulutnya langsung menyerbut penis yang sudah basah bagian kepalanya.
Rupanya dalam posisi kaki kanan yang mengangkang lebar ke atas itu membuat Iwan tidak bisa lagi mengocok batang penisnya. Sebab tangan kanannya kini sibuk menahan paha kanannya agar tetap dapat mengangkang lebar-lebar. Sementara tangan kirinya menopang kepalanya. Karena itu kehadiran mulut Tomi yang haus kontol pada batang penisnya itu sungguh membuatnya gembira. Dengan demikian mulut dan lidah binal Tomi segera menggantikan gerakan tangan kanan Iwan mengocok batang penis yang Indah dan gagah itu.
Dengan cepat mulut Tomi segera mengulum dan mengisap batang penis Iwan. Lidah Tomi dengan liar menjilati setiap tetes pre cum asin dan gurih itu hingga tandas. Jilatan lidah Tomi pada batang dan kepala penis Iwan kembali menghadirkan kombinasi sensasi kenikmatan seks pada diri Iwan. Dari belakang pantatnya disodok terus menerus oleh batang kontol Johan, sedangkan dari depan kontolnya dilumat dan dikulum serta dihisap habis-habisan oleh mulut Tomi. Maka mulut Iwan pun semakin liar mengerang dan mendesah tak henti-hentinya.
Tetapi beberapa saat kemudian Iwan tidak dapat mengerang dan mendesah lagi, apalagi merintih dengan irama penuh birahi. Sebab tanpa menunggu terlalu lama, mulut Iwan sudah disumpal oleh batang kontol Tomi yang sudah ngaceng total. Sekarang Iwan dan Tomi sudah dalam posisi 69 dengan tubuh miring. Dua cowok seksi dan cakep itu masing-masing sudah disibukkan dengan kegiatan mengisap, mengulum, dan menjilati batang kontol yang segar dan hangat. Mereka sibuk saling menggerakkan kepalanya maju mundur sehingga kontol yang ada dalam hisapan mereka masing-masing bergerak keluar masuk mulut menghadirkan gesekan-gesekan dan kocokan yang sungguh nikmat.
Johan yang menggenjot anus Iwan dari belakang terus bersemangat memacu birahinya untuk mencapai puncak kepuasan. Mulutnya terus mendesah-desah menahan kenikmatan tiada tara yang dirasakannya. Johan benar-benar gemas menikmati kemulusan dan kenikmatan serta kehangatan tubuh Iwan. Begitu gemasnya, sampai Johan tak tahan untuk menggigit lembut tengkuk, leher, dan bahu Iwan hingga meninggalkan bercak-bercak merah pada bekas gigitannya itu. Gigitan itu ternyata malah memacu birahi Iwan. Sambil mengulum dan menghisap penis Tomi, Iwan mengerang-ngerang lirih, sementara Johan sambil mendesah lirih sekali-sekali menjilati telinga Iwan.
Tiga remaja gay itu semakin asik dengan permainan sex yang mereka lakoni tanpa mempedulikan jarum jam yang kini sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sudah lebih dari 2 jam mereka saling memacu birahi, menimba kenikmatan demi kenikmatan sex yang benar-benar memabukkan. Suasana kamar tidur Johan semakin panas oleh desahan, rintihan dan lenguhan penuh nada birahi. Tempat tidur Johan juga semakin acak-acakan karena geliatan dan gerakan-gerakan penuh erotis tiga cowok seksi itu. Sekitar lima menit mereka bertiga memompa birahi itu, kemudian Johan tanpa mencabut kontolnya dari liang anus Iwan berinisiatif merubah posisi sex. Ia menyadari posisi itu membuat tenaga Iwan dan dirinya lebih cepat terkuras. Apalagi ia melihat Iwan mulai kelelahan menahan paha kanannya untuk terus mengangkang.
Dengan gerakan pelan ia mendorong tubuh Iwan sehingga Iwan dalam posisi tengkurap dan ia berada di atas tubuh Iwan juga dengan posisi tengkurap. Posisi itu membuat Tomi dan Iwan tidak mungkin lagi melanjutkan aktivitas oral sexnya, padahal mereka belum puas untuk saling menjilat dan menghisap kontol. Karena itu kemudian Tomi meminta agar Johan dan Iwan melanjutkan aksi fucking itu dengan posisi doggy style. Tentu saja Johan dan Iwan tidak menolak permintaan itu, dan lagi-lagi tanpa melepaskan kontolnya dari sekapan kehangatan liang anus Iwan, Johan menarik pinggul Iwan ke arah belakang dengan hati-hati agar kontolnya tidak terlepas dari anus Iwan.
Sambil bertumpu pada lututnya, kini Johan sudah berada dalam posisi menggempur liang anus Iwan dari belakang. Sedangkan Iwan dalam posisi menungging mulai menggerakkan-gerakkan pinggulnya maju mundur sehingga pelan-pelan kontol Johan tampak bergerak keluar masuk anusnya. Sementara dengan gerakan seperti itu, dua buah pelir Iwan dengan batang kejantanannya yang tetap ngaceng keras itu tampak terayun-ayun menggemaskan. Batang kontol yang gagah dengan dua buah zakarnya yang ranum itu tentu saja memancing minat Tomi untuk kembali mengulum dan menjilatinya.
Ternyata perubahan posisi itu belum selesai. Belum lama Iwan menggerakkan pinggulnya maju mundur, Johan kembali menarik pinggul itu ke arah belakang, sementara ia sendiri terus beringsut mundur pelan-pelan, sampai ia berada di pinggiran tempat tidur, kemudian ia turun dan kini berada dalam posisi berdiri dan Iwan masih tetap menungging di pinggiran tempat tidur. Dengan posisi itu, Johan kemudian sambil berdiri mulai kembali menggerak-gerakan pinggulnya maju mundur sehingga kontolnya kembali bergerak keluar masuk memompa liang anus Iwan. Posisi doggy style sambil berdiri membuatnya lebih mudah dan bebas bergerak mengayuh kenikmatan-demi kenikmatan sex yang diimbangi dengan goyangan pinggul Iwan yang sekali-sekali memutar-mutar sehingga Johan merasakan penisnya seolah dipilin-pilin oleh mulut ompong yang hangat.
Gerakan dua cowok cakep itu sungguh mengasikkan. Buah pelir dan penis Iwan terus terayun-ayun bebas seolah meminta perhatian dari mulut Tomi. Sementara Iwan dan Johan sudah kembali terseret arus penuh kenikmatan sex yang sungguh menyenangkan itu. Tentu saja melihat ayunan buah pelir dan batang kontol Iwan, Tomi tidak dapat menahan diri lebih lama. Ia segera kembali berbaring menyusup di bawah tubuh mulus Iwan. Dengan cepat mulut Tomi yang haus kontol segera melahap penis Iwan yang masih tergantung setengah ngaceng sambil terayun-ayun seirama gerakan pinggulnya yang maju mundur akibat gempuran kontol Johan pada liang anusnya.
Dalam posisi itu, Iwan benar-benar merasakan kenikmatan sex yang sangat sempurna. Setiap sodokan batang kontol Johan sangat terasa nikmat setiap kali menyentuh prostat Iwan. Posisi itu memudahkan Johan menancapkan batang kontolnya secara maksimal, hingga kontolnya tertancap seluruhnya hingga pangkalnya ke dalam liang anus Iwan. Karena itu pula, ujung kontol Johan semakin mudah dan sering menekan prostat Iwan, sehingga Iwan merasakan kenikmatan yang makin memuncak. Sementara itu, batang kontolnya sendiri terus menerus dihisap dan dikulum serta dikocok oleh mulut Tomi, makin menyempurnakan setiap detik kenikmatan yang mengaliri sekujur saraf pada tubuhnya.
"Akh.. akh, oughh.. ahh.. ohh.. enakk! Terus, terus.. tekan lebih keras lagi Jo.. Akh.. kocok lagi kontolku Tom" rintih Iwan disertai desahan penuh nada erotis, diselingi perintah-perintah erotis yang menandakan Iwan semakin jauh terlena oleh kenikmatan sex yang menjalari tubuhnya.
Tomi semakin bersemangat menyedot dan mengocok kontol Iwan sembari tangannya sesekali meremas-remas lembut dua buah pelir Iwan yang menggantung ranum di atas hidungnya. Sesekali jemari Tomi tampak usil menggelitik kulit antara buah pelir dengan lubang pantat Iwan. Gelitikan itu makin menambah rangsangan sex yang dirasakan Iwan, dan rangsangan itu semakin memuncak ketika jari telunjuk Tomi ikut-ikutan menyusup ke celah sempit yang masih tersisa pada liang anus Iwan. Padahal dalam liang anus itu sudah bersarang kontol Johan yang sangat besar dan sibuk mengaduk-aduk liang anus Iwan. Jemari Tomi semakin nakal dan liar.
Puas ikut menyusup ke dalam liang anus Iwan, jemari Tomi kemudian berpindah meraba-raba selangkangan sekitar buah pelir Johan yang sedang sibuk menggenjot liang pantat Iwan. Dan jemari Tomi semakin bergerak liar, ketiga dengan reflek Johan memberikan ruang lebih bebas bagi jemari Tomi dengan mengangkangkan kaki kanannya. Johan mengangkat kaki kanannya dan menumpukan pada pinggiran tempat tidur. Dengan posisi itu, jemari Tomi lebih mudah mengelus-elus dan meremas-remas lembut kedua buah pelir Johan di sela goyangan-goyangan erotis pinggul Johan yang tetap sibuk menggenjot pantat Iwan.
Setelah puas meremas-remas dan mengelus-elus buah pelir Johan, jemari tangan kanan Tomi pun bergerak meraba-raba celah pantat Johan. Dengan cepat jemari Tomi menemukan bibir anus Johan yang masih perawan itu. Jemari itu kemudian menggelitik bibir anus Johan yang masih tertutup rapat dan dengan cepat gelitikan itu mendapat respon dari Johan. Johan merasakan rasa geli dan nikmat pada bibir anusnya. Ia merasakan gelitikan itu sungguh nikmat dan menambah rangsangan serta gairah birahi pada dirinya. Belum pernah Johan merasakan gelitikan yang sungguh nikmat seperti itu. Dan birahinya semakin memuncak akibat tambahan rangsangan yang sangat nikmat itu. Tomi pun makin semangat menggelitik bibir anus Johan.
Setelah sempat membasahi jari telunjuknya dengan ludahnya, Tomi kembali menggelitik bibir anus Johan. Ludah yang membasahi jemarinya memudahkannya untuk menggelitik bibir anus yang perawan itu. Bahkan ujung jari telunjuknya sempat menyusup ke celah bibir anus Johan dan sempat membuka keperawanan anus itu untuk beberapa saat. Desakan lembut jemari Tomi pada permukaan anusnya, membuat konsentrasi Johan terganggu untuk sesaat. Johan sempat menghentika
Persahabatan Tiga ABG Gay XXI
Johan sendiri dengan mata terpejam mencoba menikmati rangsangan pada pantat yang baru pertama kali dirasakannya itu.
"Akh enak juga pantatku kamu rangsang Tom akh.. gelitik lagi Tom" desah Johan menahan kenikmatan, sembari terpejam merasakan gelitikan pada bibir anusnya.
Namun belum lama Johan merasakan kenikmatan itu, tiba-tiba terdengar nada protes dari mulut Iwan yang masih sibuk menghisap dan mengulum kontol ngaceng Tomi.
"Jo kenapa berhenti? Teruskan lagi dong. Tanggung nih udah hampir keluar lagi pejuku. Terusin lagi ngisap kontolku, Tom" desak Iwan sembari menggoyang-goyangkan pinggulnya agar tercipta lagi gesekan-gesekan penuh nikmat antara dinding anusnya dengan batang kontol Johan.
Mendengar rengekan Iwan itu, Johan segera melanjutkan kembali goyangan penuh hasrat sex. Pinggulnya yang seksi dan sudah basah oleh peluh birahi itu kembali bergerak maju mundur sehingga kontolnya kembali bergerak keluar masuk liang anus Iwan. Sedangkan Tomi juga sudah tidak lagi melanjutkan aksi jemarinya pada bibir anus Johan. Jemarinya sudah kembali mengelus-elus dan meremas lembut dua buah pelir Iwan. Sedangkan tangan kirinya yang bebas, tampak meremas-remas lembut puting susu Iwan. Jemari tangan kirinya meremas-remas dua puting susu itu bergantian. Dan ketiga remaja gay itu kembali terlibat dalam pusaran arus kenikmatan birahi, saling memberi dan menerima kenikmatan demi kenikmatan hubungan kelamin antar sesama cowok.
"Akh.. akh enak sekali sodokan kontolmu Jo, terus Jo, lebih cepat lagi Jo, akh pejuku hampir muncrat nih. Akh.. akh" desah Iwan yang sedang mendaki menuju puncak kenikmatan birahinya.
"Iya Wan.. aku juga hampir keluar nih akh.. enak sekali pantatmu. Akh.. uh.. aahh.. hangat pantatmu Wan.. akh.. akh.." balas Johan di sela desahan penuh nada erotis.
"Hisap lebih kuat lagi kontolku Tom.. oh.. oh.. enak Tom" Iwan terus mendesah dan merintih sembari badannya menggeliat-geliat lebih kuat lagi karena menahan arus kenikmatan sex yang semakin memuncak.
Tomi pun mempercepat hisapan-hisapan mulutnya pada kepala kontol Iwan. Tangan kanan Tomi tak mau kalah cepat mengocok batang kontol Iwan yang tersisa dan tak tertampung oleh hisapan mulutnya. Geliatan tubuh Iwan yang sudah basah bermandikan keringat itu mempersulit hisapan mulut Tomi. Namun Tomi tetap berusaha memberikan pelayanan yang terbaik demi kepuasan kekasihnya itu. Ia terus mengisap sekuat dan senikmat mungkin sembari menantikan detik-detik penuh kenikmatan berupa muncrat peju gurih dari celah sempit pada kepala kontol Iwan.
Sementara Johan yang juga sudah mendekati puncak kenikmatan birahinya semakin mempercepat dan memperkeras sodokan-sodokan kontolnya pada liang pantat Iwan. Tubuh Johan makin deras mengalirkan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Gerakan pinggulnya semakin cepat, sehingga batang kejantannya semakin cepat pula bergerak keluar masuk menggempur liang anus Iwan yang sudah semakin licin itu. Iwan semakin kuat menggeliat dan mengerang pada detik-detik terakhir menjelang orgasmenya.
Iwan dan Johan sama-sama sedang mendekati orgasmenya masing-masing. Dan tak lama kemudian, Iwan menjerit lirih dan panjang disertai oleh hentakan-hentakan lembut tubuhnya yang kemudian meregang beberapa saat. Bersamaan dengan itu, dari kontolnya yang sedang dihisap Tomi, langsung menyemburkan air maninya dengan sangat deras. Setiap semburan air maninya itu langsugn tertampung dalam mulut Tomi dan segera direguk dengan penuh nikmat oleh Tomi. Tak kurang dari tujuh kali kontol Iwan menyemburkan sperma kental dan hangat yang langsung habis ditelah oleh Tomi.
Tepat pada semburan air mani Iwan yang ketiga, tiba-tiba Johan menyusul mendesah dan mengerang panjang disertai dengan hentakan-hentakan keras pinggulnya pada pantat Iwan. Dengan hentakan keras itu, batang kontolnya langsung menghujam dalam-dalam ke liang anus Iwan. Dan setiap hujaman kontol itu disertai dengan semburan-semburan deras peju Johan yang langsung mengisi dan membasahi liang anus Iwan. Tak kurang dari sembilan kali hujaman keras dan tajam kontol Johan, di mana setiap kali kontol itu menusuk keras pantat Iwan selalu disertai dengan semburan sperma Johan. Johan terus mengerang panjang selama ia mengalami orgasme yang disertai ejakulasi air mani yang sangat deras itu. Tubuh Johan tampak mengejang-ngejang beberapa kali sementara kedua tangannya menggenggam erat-erat pantat mulus Iwan selama ia menikmati orgasmenya itu.
Iwan dan Johan nyaris mencapai orgasmenya masing-masing dalam waktu yang bersamaan. Hanya berselang beberapa detik dua cowok ganteng itu berhasil mencapai puncak kenikmatannya. Iwan mencapai orgasmenya yang keempat kalinya dalam satu hari itu. Sedangkan Johan baru berhasil mencapai orgasmenya yang kedua kalinya. Karena baru pertamakali melakukan hubungan kelamin homoseks, Johan memang kurang pengalaman untuk merasakan kenikmatan yang menjalari tubuhnya. Pikirannya lebih banyak disibukkan dengan mempelajari setiap gerakan, gaya dan posisi dalam berhubungan kelamin itu, dibandingkan menikmati setiap gerakan erotis yang dilakukannya.
Tetapi orgasmenya yang pertama kali dalam hubungan anak sex itu sungguh membuatnya benar-benar puas dan bahagia. Kendati sudah cukup lama kontolnya menyemburkan air mani, namun Johan belum mau mencabutnya dari sekapan kehangatan pantat Iwan yang masih menungging dengan lemas itu. Tampaknya Johan belum puas menikmati orgasmenya dalam kehangatan anus Iwan. Sehingga untuk beberapa saat ia masih mencoba menggoyang-goyangkan kontolnya yang mulai lemas itu keluar masuk anus Iwan. Tetapi goyangan-goyangannya itu tidak mendapat respon dari Iwan. Selain Iwan sudah lemas dan kelelahan, kondisi kontolnya sendiri yang mulai lemas itu tidak menimbulkan efek gesekan yang maksimal.
Karena tidak mendapatkan reaksi yang diharapkan, Johan segera mencabut batang penisnya dari liang anus Iwan. Saat penisnya itu tercabut, tampak kepala penisnya masih meneteskan beberapa tetes air maninya yang segar dan langsung terjatuh ke kain pelapis tempat tidurnya. Dan dari lubang anus Iwan tampak melelehkan sedikit air mani segar milik Johan. Dibiarkannya saja air mani itu meleleh dan menetes jatuh ke pahanya yang mulus.
Begitu penis Johan terbebas dari sekapan anusnya, Iwan langsung tergeletak lemas dengan nafas terengah-engah di ranjang Johan yang empuk itu. Dengan nafas terengah-engah dan badan basah kuyup oleh peluh, Iwan langsung beristirahat menormalkan tarikan nafasnya. Sementara itu Johan segera ikut merebahkan tubuh mulusnya yang juga basah kuyup oleh keringat di sisi kiri Iwan. Johan tidak memperdulikan lagi kondisi kontolnya yang masih basah belepotan air mani bercampur KY, dan langsung memeluk tubuh mulus Iwan kemudian menciumi bibir Iwan.
Rupanya Johan benar-benar terkesan oleh pengalaman pertamanya berhubungan intim dengan sesama cowok itu. Puas memeluk dan menciumi Iwan, Johan kemudian beralih menciumi dan memeluk penuh nafsu tubuh Tomi. Dasar Tomi yang bernafsu besar, dan dia belum mencapai orgasmenya lagi padahal kontolnya masih ngaceng saat Iwan dan Johan mencapai orgasme, maka pelukan dan ciuman Johan itu pun langsung disambutnya dengan penuh nafsu birahi.
Johan yang menyadari bahwa Tomi masih ingin mencapai orgasmenya sekali lagi, segera tanggap. Ia pun bangkit dan beringsut menuju selangkangan Tomi, di mana terdapat penis Tomi yang masih setengah ngaceng. Begitu tangannya menyentuh batang penis itu, dengan cepat kontol Tomi langsung membesar dan ereksi total. Mulut Johan segera mengulum batang kontol besar dan keras itu beberapa saat sebelum kemudian kuluman dan kocokan mulutnya digantikan dengan kocokan cepat dan lembut dari tangan kanannya. Tomi tampak benar-benar menikmati kocokan tangan Johan pada batang kontolnya. Sambil tergeletak pasrah di sisi kanan Iwan, Tomi menikmati aktivitas Johan yang melakukan onani pada batang kontolnya.
Sementara tangan kanannya mengonani kontol Tomi, tangan kiri Johan juga sibuk mengocok kontolnya sendiri yang sudah ngaceng lagi meminta perhatian dan pemuasan sex. Iwan sambil terbaring lemas turut membantu Tomi mencapai puncak kenikmatannya sekali lagi. Bibirnya menggelitik puting susu Tomi dan lidahnya sekali sekali menggelitik puting susu itu. Sementara mulut Johan yang berada di selangkangan Tomi sibuk mengulum bergantian buah zakar Tomi yang ranum. Perbuatan dua cowok itu pada dirinya membuat Tomi benar-benar menikmati rangsangan dan kenikmatan sex yang menjalari tubuhnya. Mulutnya terus mendesah-desah dan merintih-rintih erotis selama kontolnya dalam sekapan dan kocokan tangan kanan Johan.
Dan tak berapa lama kemudian Tomi pun mengalami orgasme dan ejakulasinya yang kelima kali dalam satu hari itu. Penisnya yang sedang dionani oleh Johan dengan sangat buas menyemburkan air mani yang sempat muncrat jauh hingga jatuh di dada dan lehernya. Baru pada semburan kedua, mulut Johan sempat mengulum dan mengisap serta menelan setiap tetes air mani yang tersembur dari batang kontol Tomi.
Setelah puas menghisap dan menelan peju Tomi, Johan segera bangkit dan kemudian berlutut di antara kepala Tomi dan Iwan yang sedang berbaring miring menatapi kegagahan batang kontolnya itu. Kontolnya yang ngaceng sepanjang 17,5 Cm itu kemudian dikocoknya sendiri dengan cepat dan cepat. Sekali-sekali tangan kanannya memilin-milin kepala kontolnya yang merah mengkilat dan basah oleh precum itu.
Dan kocokan itu diselingi oleh hisapan mulut Tomi dan Iwan secara bergantian. Seperti dua bocah yang akrab berbagi manisnya dan segarnya es lilin, Tomi dan Iwan dengan penuh perhatian bergantiang mengisap, mengulum dan menjilati batang kontol Johan Tak berapa lama setelah melakukan onani, kontol Johan pun kembali menyemburkan air maninya yang ketiga kalinya dalam satu hari itu. Dengan lahap Tomi dan Iwan bergantian mengisap dan menelan kesegaran setiap tetes sperma gurih yang tersembur dari batang penis Johan.
Setelah puas menghabiskan sisa-sisa kenikmatan sex maraton itu, Tomi, Iwan dan Johan langsung rebah dengan kondisi tubuh yang sama-sama berkeringat dan merasakan kelelahan. Begitu lelahnya mereka sampai mereka pun langsung tertidur tanpa sempat membersihkan sisa-sisa peju dan KY yang sudah mengering dan melekat di badan mereka. Mereka tertidur dalam kondisi tubuh bugil dan saling berpelukan sehingga dinginnya AC tidak begitu terasa lagi. Mereka bertiga tidur seperti tiga bayi yang baru lahir, dengan kontol masing-masing yang terbuka bebas di sela selangkangan mulus mereka masing-masing.
Johan, Tomi dan Iwan benar-benar puas dengan pesta threesome yang baru pertamakali mereka alami dan rasakan itu. Pengalaman bertiga ini benar-benar membuat mereka ketagihan. Tetapi tenaga mereka yang terbatas membuat mereka akhirnya harus menyerah kelelahan, kendati sebetulnya mereka masih bernafsu untuk melanjutkannya hingga benar-benar puas. Tenaga dan peju mereka telah terkuras habis dalam hubungan sex bertiga itu. Begitu lemas dan lelahnya mereka, sehingga langsung tertidur hingga pagi hari.
*****
Hubungan kami bertiga masih berlanjut cukup lama. Dan kelanjutan hubungan itu akan aku tuliskan dalam cerita-ceritaku berikutnya. Sama seperti serial ceritaku ini, kelanjutan ceritaku nantinya tetap akan penuh dengan adegan-adegan sex yang sungguh memabukkan, dan selalu membuat kontol ngaceng dan basah. Ada banyak kejutan indah dan menyenangkan dalam cerita-cerita itu, yang memang benar-benar kisah nyata dalam hubungan kami. Sungguh beruntung kami bertiga bisa menikmati dan merasakan kejutan-kejutan itu.
Sampai sekarang, kami masih saling berkomunikasi, dan bila bertemu, kami bertiga selalu mengulangi dan melakukan hubungan sex yang menyenangkan itu. Cerita ini juga aku tuliskan atas persetujuan dua sahabatku tercinta itu. Mereka juga memberikan saran-sarannya, terutama mengenai alur cerita dan adegan sex yang perlu dituliskan. W dan K, terima kasih kalian masih mencintai dan menyayangiku. Cinta dan kasihku kepada kalian tidak akan pernah pupus.