Aku adalah seorang pemuda yang berasal dari salah satu kota kecil di daerah Riau dan pada saat ini berdomisili di kota Pekanbaru. Aku berada di Pekanbaru sejak kelas 2 SMP hingga saat ini aku sudah punya pekerjaan tetap dan memiliki kendaraan dan rumah sendiri walaupun tidak terlalu mewah. Aku tinggal sendirian di Pekanbaru sementara keluargaku tinggal di kota kecil kelahiranku. Boleh dibilang kehidupanku saat ini sudah cukup mapan dan bebas tentunya. Di kota ini juga aku pernah menjadi anggota TNI AD selama lebih kurang 2 tahun. Kurasa tidak perlulah aku jelaskan dari kesatuan yang mana.
Sebut saja namaku Bobby. Sehari-hariku adalah orang yang cukup tegas, macho dan tidak kewanita-wanitaan. Umurku dua puluh delapan tahun. Wajahku menurut orang cukup tampan dan jantan (menurutku juga begitu sih ;)). Tubuhku sangat ideal dengan bahu lebar, dada bidang menonjol, perut yang seperti papan cuci dan pinggang yang ramping dan tinggi 178 cm berkat latihan yang ketat dan penuh disiplin sebagai anggota TNI yang pernah kujalani itu. Dan sekarang aku rajin fitness dan mengatur pola makan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sexy. Bukan sombong lho, aku sendiri cukup betah kalau bercermin sambil onani.
O ya, aku menyadari kalau aku gay saat SMA dan tentu saja saat itu saya belum menjadi tentara. Sejak remaja aku selalu senang jika melihat cowok macho dan ada debaran aneh gitu. Setelah menemukan artikel di suatu majalah baru aku tahu kalau itu disebut homoseks atau gay. Aku sempat menjadi minder dan agak tertutup dalam pergaulan. Aku juga sangat hobi onani sejak masih SMP dan sampai saat ini aku masih melakukannya dengan beragam cara dan teknik. Atau dengan kata lain aku onani sebelum punya air mani sampai saat ini dengan air mani seabrek. Toast..;). Mungkin suatu saat nanti akan kuceritakan pengalaman onaniku.
Waktu itu aku sempat mengenal seorang teman cowok yang usianya lebih tua dariku. Sebut saja Anton. Aku mengenalnya karena menemukan dompet yang tercecer di jalan yang setelah kulihat isinya ada keterangan tentang alamat pemilik sehingga aku memberanikan diri untuk mengembalikan dompet tsb. Rupanya dompet itu milik seorang cowok yang perawakannya sedang dengan body yang cukup kokoh. Wajahnya imut dan sangat ramah. Saat itu dia bermaksud memberikan imbalan karena dompetnya kukembalikan namun aku menolaknya. Ia lalu mempersilahkanku masuk dan kami saling berbincang-bincang tentang diri masing-masing. Rupanya ia adalah eksekutif di salah satu perusahaan swasta di Riau. Kami cepat menjadi akrab dan sejak saat itu aku sering jalan ke rumahnya yang penuh fasilitas dan membuatku betah dan Antonpun tampaknya tidak keberatan dengan kehadiranku. Akupun merasa tidak ada yang aneh dengan semua itu. Sampai pada suatu hari aku menyadari kalau Anton juga seorang gay. Begini ceritanya.. (kok seperti KISMIS saja ya?:)
Suatu hari ketika aku jalan ke rumahnya (dia tinggal sendirian), saat dia sedang di dapur aku melihat di meja ruang tamu ada majalah asing yang covernya ada bule macho telanjang. Aku langsung mengambil dan membolak-baliknya. Di dalamnya ada gambar 2 cowok yang lagi bertelanjang ria dengan berbagai pose. Ada yang sedang mengisap kontol temannya, ada yang sedang mengocok batang kontol dan ada yang kontolnya masuk ke lubang pantat temannya. Saat itu aku merasa jantungku berdegup kencang dan kontolku mulai mengeras dan terasa ada sedikit cairan yang keluar. Rupanya ekspresiku sudah diamati sejak tadi oleh Anton yang berdiri di pintu dapur yang tidak kusadari karena mataku tidak lepas dari majalah itu. Aku tergagap dan salah tingkah saat kusadari Anton sudah ada didepanku dengan wajah penuh senyum. Aku sangat malu sekali dan cepat-cepat meletakkan majalah pada tempat semula. Rasanya seperti ingin segera menghilang dari sana saja.
Anton tersenyum maklum sambil berkata, "Tidak perlu malu kok, Bob. Itu adalah majalah kesukaanku. Kalau kamu mau masih ada lagi" Cerita Gay http://ceritakita.hexat.com
Aku hanya tersipu-sipu sambil menundukkan kepala. Anton kemudian pindah duduk di sampingku yang semakin membuatku salah tingkah.
Kemudian dia memegang bahuku sambil berkata dengan lembut, "Wajar saja kok. Dulunya aku juga seperti kamu, merasa malu dengan keadaan diri sendiri yang dianggap tidak wajar. Namun sebagai teman aku ingin berbagi rahasia denganmu kalau aku sebenarnya gay"
Dadaku semakin berdebar kencang karena pengaruh majalah yang belum hilang.
Anton kemudian mendekatkan wajahnya dan berbisik di telingaku, "Aku sebenarnya sangat suka padamu, kamu tidak keberatan bukan?"
Aku merasakan nafasnya yang menerpa pipiku yang membuatku makin terangsang, namun aku tetap diam saja. Melihat aku yang diam Anton mulai mencium pipiku, kemudian merambah ke bibir. Karena baru pertama kali dicium sesama cowok perasaanku saat itu aneh, tegang, terangsang dan takut yang berbaur menjadi satu membuat nafasku agak terengah, namun aku tidak berani membalas ciumannya. Anton meneruskan aksinya dengan membuka kaos yang kukenakan kemudian melumat dada dan putingku dengan nafsunya sehingga aku keenakan hingga tanpa sadar aku mendesah kecil. Tanganku secara refleks mulai meremas-remas bahu Anton. Hanya sebatas itu karena aku masih lugu:). Tindakanku rupanya semakin membuat Anton terangsang. Posisiku saat itu masih duduk di sofa sementara Anton ada di depanku sambil terus beraksi.
Anton mulai membuka ritsleting dan kancing celanaku, menurunkan CD sehingga kontolku yang sudah tegang sejak tadi bebas mencuat dengan kepala yang membasah licin oleh lendir bening. Saat itu aku sudah telanjang bulat dengan celana yang merosot sampai mata kaki tapi Anton masih berpakaian lengkap. Sejenak Anton seperti terpesona melihat kontolku yang memang berukuran besar walaupun masih belum 100% matang. Saat ini kontolku panjangnya lebih kurang 19 cm dan batangnya gemuk merata yang tentunya udah matang abis..:).
Anton lalu melumat kontolku dengan lahap sambil memajumundurkan kepalanya yang membuatku mengerang saking tidak tahan oleh rasa nikmat yang belum pernah kurasakan. Tidak berapa lama kemudian aku mulai merasa kalau air maniku hampir ditembakkan, tubuhku mulai menegang dan rupanya Anton juga sepertinya tahu dan dia semakin ganas mempermainkan kontolku. Akhirnya.. aku menembak beberapa kali di dalam mulut Anton tanpa sempat permisi lagi. Rasanya enak sekali sampai langit ketujuh:). Anton dengan lahap menelan semua mani yang ada dalam mulutnya dan juga menjilat sampai bersih kontolku. Anehnya setelah aku neMbak, aku mulai merasakan perasaan berdosa dan takut sehingga aku cepat-cepat menaikkan celanaku dan menyambar kaosku mengenakannya dengan terburu-buru. Hampir berlari aku segera meninggalkan rumah Anton. Sekilas aku melihat Anton yang saat itu masih horny sepertinya ingin mencegahku namun aku tetap saja berlalu dengan cepat.
Sejak saat itu aku tidak pernah lagi mengunjungi Anton. Anton juga sama sekali tidak pernah mencoba menghubungi atau mencari ke alamatku yang membuatku merasa lega. Aku mulai membatasi pergaulanku untuk mencegah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Cara lain yang kujalani adalah kalau sudah terangsang aku selalu onani di kamar atau kamar mandi sampai puas yang penting kontolku tidak mengeras di hadapan cowok lain. Cara tersebut cukup berhasil meredam keinginanku untuk melakukan hubungan secara fisik dengan cowok lain, namun fantasiku tentang hubungan gay semakin beragam dan bervariasi sejalan dengan bertambahnya usia dan semakin canggihnya dunia informasi dengan kehadiran internet yang punya info seabrek tentang dunia gay.
Sekarang aku sudah mulai bisa menerima kalau diriku gay, habis mau gimana lagi kalau dari sononya sudah demikian. Dan kalau dipikir-pikir kasihan juga si Anton karena saat itu aku sudah neMbak dan puas sedangkan dia belum. Tapi hitung-hitung dia sudah menelan maniku yang enak itu (aku tahu karena sering menelan punyaku sendiri saat onani ;)). Aku juga mulai merasa kalau Anton sebenarya cowok yang gentle. Logikanya dia dapat saja mencampurkan obat perangsang atau obat tidur ke dalam minuman saat aku berkunjung ke rumahnya kemudian memperkosaku:0. Namun hal itu tidak dilakukannya sama sekali. Dia juga tidak berupaya keras mencegah kepergianku saat itu yang semakin membuktikan kalau dia adalah tipe idaman sebagai pasangan teman sehati. Sejujurnya aku cukup rindu padanya. Kalau pembaca sekalian bertanya kenapa aku tidak berkunjung saja ke rumahnya lagi jawabannya aku sudah melakukannya. Namun rupanya rumah itu sudah tidak ditempati Anton lagi. Aku juga sudah mencoba menghubungi perusahaan tempat Anton bekerja dan rupanya Anton sudah pindah tugas ke lain kota:(. Yah..Apa boleh buat.. Bye-bye Anton.. untung-untung Anton bisa hubungi saya kalau Anton baca cerita ini..
*****
Seperti yang telah kuceritakan di atas, sejak kejadian dengan Anton aku membatasi diri sehingga tidak pernah melakukan 'itu' lagi sama cowok beneran (kalo sama cowok dalam fantasi sering ;)). Dan keadaan itu terus bertahan sampai suatu ketika ada 'kejadian' lagi saat aku menjadi tentara yang notabene selalu berada diantara cowok-cowok macho gagah. Ceritanya lebih oke dan panas dibanding cerita ini. Tentunya akan kuceritakan di bagian dan kesempatan lainnya (soalnya sudah larut malam dan besok adalah hari yang sibuk bagiku).
So.. Pastikan pembaca sekalian menyimak terus ceritaku dan harapanku agar pembaca sekalian dapat terhibur dan membaca dengan gairah dan senyum terkulum (bukan 'anu' terkulum lho ;) he.. he.. he..
Jika anda masih belum membaca ceritaku sebelumnya sebaiknya anda segera membacanya karena di dalamnya banyak sekali hal yang berkenaan dengan diriku dan tentunya anda akan lebih menghayati cerita ini jika telah merasa mengenalku. Tak kenal maka tak sayang, maka aku akan memperkenalkan diriku lebih jauh lagi. Aku bukanlah orang yang suka dengan kehidupan diskotek atau kehidupan malam yang diselingi dengan narkoba dan minuman keras. Aku menjalani kehidupan seperi kebanyakan orang 'biasa'.
Aku sangat menyukai cowok yang tidak kemayu dengan tubuh OK, terutama cowok dengan rambut cepak. Sebaliknya aku kurang suka dengan cowok yang rambutnya panjang karena kelihatannya ribet sekali. Aku juga tidak suka dengan cowok yang bulunya tebal kasar plus lebat. Kesannya jorok bagiku (maaf bagi anda yang berbulu, tidak berarti anda jorok, yah.. namanya juga hanya perasaanku saja kok). Aku pribadi memiliki rambut yang cepak sejak masih tentara hingga saat ini. Demikian juga dengan rambut bawahku, aku lebih suka menggundulinya atau membuatnya cepak juga jika sudah mulai meranggas ke mana-mana (atas cepak bawah cepak/gundul):).
Pada waktu kecil aku sangat senang dengan film kartun Superman dan G.I. Joe. Mungkin G.I. Joe juga yang mengilhamiku muntuk menjadi tentara walaupun akhirnya aku berhenti karena merasa tidak cocok dengan kehidupan tentara yang kesannya berbau kekerasan. Sedangkan alasan aku menyukai Superman adalah CDnya yang dipakai di luar itu lho:). Aku sangat menyukai modelnya yang seksi sehingga sampai saat ini CDku juga selalu bermodel segitiga juga. OK, cukup sekian saja tentang diriku, sekarang silakan simak cerita pengalamanku yang kedua dengan cowok.
Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya bahwa aku pernah menjadi tentara yang setiap hari disuguhi pemandangan 'indah' cowok-cowok macho yang berlatih bersama-sama denganku. Cukup sulit untuk membuat kontolku lemas saat melihat otot-otot yang tercetak pada kaos ketat basah dan membaui keringat mereka yang jantan. Untunglah perhatianku agak teralihkan oleh latihan yang keras yang disertai bentakan dan teriakan dari komandan yang melatih kami. Celakanya adalah saat mandi tiba. Dengan kondisi tempat pemandian di asrama tentara yang cukup terbuka sehingga teman-teman sepasukanku yang memakai handuk atau hanya kolor saja cukup membuatku kelimpungan. Apalagi jika kondisi tubuhku sedang fit, kontolku pasti berdenyut-denyut minta 'jatah'. Untunglah aku menyiasatinya dengan cara onani di kakus yang tentunya tertutup, baru kemudian aku mandi dengan kondisi kontol yang sudah melemas.
Karena saat itu aku masih berusaha untuk melawan sifat gayku, daripada aku nafsu terus-terusan sama sesama teman cowok seasrama, aku memutuskan untuk menyewa rumah kontrakan kecil yang letaknya tidak begitu jauh dari kesatuanku dengan harapan agar obsesiku pada tubuh cowok bisa berkurang walaupun sebenarnya usaha itu gagal karena pada dasarnya aku memang gay. Aku semakin gundah dan mengira kalau hanya akulah yang tidak normal di dalam lingkunganku itu. Pada akhirnya aku baru tahu kalau perkiraanku salah. Sekali lagi, begini ceritanya:)..
*****
Pergaulanku dengan teman-teman sepasukan walaupun sangat akrab tapi masih dalam konteks yang sangat wajar karena aku selalu membatasi diri agar jati diriku yang sebenarnya tidak tampak dari luar. Aku tidak pernah mengenal istilah curhat ataupun ngomong dari hati ke hati dengan orang lain apalagi dengan teman sepasukanku. Malah biasanya akulah yang dijadikan tempat curhat yang kebanyakan masalah mereka adalah tentang cewek yang sebenarnya membuatku bosan. Dengan demikian aku dikenal dan dianggap sebagai teman baik yang wajar-wajar saja.
Diantara teman sepasukanku ada seorang yang kita sebut saja sebagai Anto. Wajahnya gagah dengan rambut halus cepak dan kulit yang kelihatan bersih walaupun agak kelam karena terpanggang sinar matahari. Dia orangnya sangat pendiam dan tertutup. Hubungan kami biasa-biasa saja dan obrolan kami pun sangat terbatas pada masalah ketentaraan saja. Pada waktu itu diam-diam sebenarnya aku sangat tertarik padanya. Menurutku dia sangat perfect. Perasaan sukaku terhadapnya terus meningkat dari hari ke hari yang tentunya membuatku cukup merasa cemas. Pada suatu hari kebetulan aku dan dia sedang jalan bersebelahan menuju pos piket sambil mengobrol ringan. Saat itu saking tidak tahannya aku memberanikan diri merangkul bahunya yang menurutku masih wajar dan tidak akan dicurigai. Bagaimana mungkin dua orang teman yang berjalan bersisian dan ngobrol akrab sambil seorangnya merangkul bahu temannya bisa dianggap tidak wajar? Begitu pikiranku saat itu. Yang membuatku surprise adalah saat tanganku menyentuh bahu Anto aku merasa tubuh Anto agak tergetar dan dia tiba-tiba saja menjadi agak aneh gitu. Saat itu aku mengira mungkin itu hanya perasaanku saja yang 'nafsu'. Dengan demikian, seperti hari-hari biasanya tidak terjadi apa-apa alias normal dan lancar-lancar saja.
Pada suatu malam saat selesai latihan dan tidak sedang dalam giliran jaga/piket, aku bermaksud pulang ke kontrakanku yang kira-kira dengan berjalan kaki memakan waktu lebih kurang 15 menit. Saat itulah aku melihat Anto berada di pinggir jalan dan kelihatannya ia sedang menunggu kendaraan umum.
Aku segera mendekatinya sambil menyapa, "Hei, To. Mau kemana kamu? Bukannya kamu tinggal di asrama?"
"Mau jalan ke plaza Bob, ingin membeli keperluan sehari-hari sambil cuci mata. Kebetulan hari ini lagi bebas." jawab Anto sambil tersenyum.
Bagiku senyumnya saat itu benar-benar maut dan membuat dadaku berdebur. Ingin sekali rasanya aku menubruk mengecup bibir yang seksi itu.
"Wah, boleh barengan tidak, aku juga ingin membeli beberapa keperluan".
Entah kenapa saat itu aku mengucapkan kata-kata tsb, padahal pada awalnya aku berencana untuk langsung tidur begitu sampai di kontrakan.
Anto kelihatan berpikir sejenak kemudian menjawab, "Boleh-boleh saja. Kita langsung berangkat atau gimana? Tuh, di depan ada oplet yang bisa ditumpangi."
"Aduh, badanku bau nih, soalnya belum mandi. Ke rumah kontrakanku sebentar yuk. Biar aku bisa mandi dulu. Tidak jauh kok." Aku menjawab sambil mencium lengan baju kaosku yang basah oleh keringat.
"Baik. Tapi jangan lama-lama ya. Takut kemalaman." jawab Anto.
Saat itu aku rasanya aku sangat senang sekali dan sama sekali lupa dengan usahaku untuk 'menjauhi' cowok.
"Siap.. Komandan", candaku.
Kami segera menuju ke kontrakanku.
Sesampainya di kontrakanku setelah membuatkan minuman untuk Anto aku segera menanggalkan kaosku dan sambil menenteng handukku aku masuk ke kamar mandi. Kunci kamar mandi kontrakanku sudah lama rusak sehingga hanya bisa sekedar ditutup saja. Aku tidak pernah memperbaikinya karena malas. Biasanya aku juga tidak pernah menutup pintu kamar mandi. Pikirku untuk apa diperbaiki karena aku tinggal sendirian dan siapa pula yang akan melihat aku telanjang atau tidak?
Saat aku mulai mengguyurkan air ke tubuhku sambil bernyanyi kecil dan menyabuni tubuhku tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka. Mulanya aku mengira karena ditiup angin. Aku sempat kaget karena rupanya Anto yang membukanya. Saat itu didepanku terpampang pemandangan yang benar-benar membuatku goyah. Anto berdiri di depan pintu kamar mandi dengan hanya mengenakan celana dalam seksinya yang berwarna merah lengkap dengan tonjolan 'kenikmatan' yang mengagumkan.
Sejenak aku terpesona lalu hampir tergagap aku bertanya, "Lho, ngapain kamu disini?"
"Mau ikutan mandi juga Bob, tidak keberatan bukan?"
Tidak menunggu jawabanku Anto langsung saja melangkah masuk.
"Hoh heh", aku tergagap dan merasa malu sekali karena saat itu aku sudah tekanjang bulat sama sekali.
Anto juga kelihatan tidak seperti biasanya.
"Malu ya? Kitakan sama-sama cowok. Jadi tenang saja", kata Anto kalem.
Ia lalu ikut-ikutan mengguyurkan air dan menyabuni tubuhnya dengan masih bercelana dalam. Melihat rambutnya yang basah dan tubuhnya yang licin oleh sabun dengan celana dalam seksi itu telah membuat kontolku tanpa dapat dicegah lagi langsung berdiri berdenyut-denyut minta pelampiasan. Rasanya aku ingin sekali langsung menubruk si seksi itu, namun saat itu aku masih terpaku dengan nafas yang agak memberat. Kemudian aku cepat-cepat membelakangi Anto walaupun kondisi kontolku sudah ketahuan.
"Bisa berabe nih', batinku saat itu.
Anto sepertinya cuek saja lalu menyabuni punggungku yang menghadap padanya. Aku semakin tersengat gairah yang meluap saat merasakan tangan Anto dan tanpa dapat ditahan lagi aku langsung berbalik dan menubruknya dan memeluknya dengan erat sambil tanganku menjelajahi punggungnya yang kekar sampai menurun ke pantatnya yang segera kuremas-remas. Aku tidak memikirkan apa-apa lagi dan rupanya Anto juga tidak menolak perlakuanku padanya. Aksiku berjalan lancar karena saat itu tubuh kami berdua masih penuh sabun yang belum dibilas. Anto malah ikutan membalas dengan aksi yang serupa. Akhirnya kami nyemplung ke bak mandi sambil masih saling raba. Kami lalu berciuman ala french kiss.
Setelah sabun di badan kami bersih, kami lalu keluar dari bak mandi. Anto segera menciumi dadaku dan kemudian memainkan putingku dengan sedotan dengan sapuan lidahnya yang hangat yang mengingatkanku pada pengalaman pertamaku itu. Ciuman Anto menjalar turun ke arah perutku yang punya tiga pasang tonjolan otot itu lalu semakin turun dan akhirnya hap.. Anto memasukkan kontolku yang sudah full tegang sejak tadi ke mulutnya dan mulai menghisap-hisap keluar masuk maju mundur yang membuatku makin menggila. Setelah merasakan akan nembak, aku segera ganti posisi. Giliranku yang jongkok dan sejenak kukagumi tonjolan yang membayang di CD seksi yang masih dipakainya. Secara perlahan kuturunkan CDnya. Kontol Anto berdiri dengan gagahnya yang membuatku blingsatan.
Ukuran kontolnya tidak kalah dengan punyaku dan sangat keras. Aku mulai menyapukan lidahku di kantong kontol, kemudian naik ke bagian batangnya dan akhirnya kepala kontol Anto yang memerah itu masuk ke mulutku dan kuhisap dengan nafsu yang menyala-nyala. Cukup lama aku melakukannya hingga akhirnya..
"Oooh.. Aku mau keluar..", desah Anton.
Mendengar itu aku semakin giat menyedot kontol Anto hingga tubuh Anto menegang dan crott.. croot.. Anto menembak di dalam mulutku. Maninya segera kuhisap dan kutelan dengan lahapnya. Rasanya enak sekali. Sementara itu tanganku terus mengocok kontolku sendiri. Aku juga merasa mau nembak. Tubuhku mulai menegang. Tanpa bicara Anto segera mengulum kontolku dan menyedotnya lagi. Akhirnya aku nembak juga dan seperti aku Anto juga menghabiskan mani yang kukeluarkan. Tanpa terasa kami saling hisap, cium dan raba selama satu jam lebih di kamar mandi.
Aku tersenyum puas dan saling berpandangan mesra dengan Anto. Kami hanya diam saja sambil mengeringkan tubuh masing-masing. Aku dan Anto sama sekali tidak menyinggung kejadian barusan karena sepertinya kami sudah saling mengerti isi hati masing-masing. Sesungguhnya perasaan inilah yang sejak lama kudambakan, ibarat bebas dari kungkungan beban berat.
"Tak jadi belanja nih", kataku sambil mengenakan kaosku yang kuambil dari lemari di samping tempat tidur.
"Kayaknya tidak deh. Boleh kupinjam CDmu? Punyaku sudah basah di kamar mandi sana", kata Anto yang juga sudah mengenakan kaosnya.
"Boleh, pilih saja di lemari sana. Ambil saja satu untukmu. Tapi punyamu untukku saja ya. Soalnya aku suka sekali yang model begitu", kataku sambil menunjuk ke lemariku.
"Oke deh. Gile.. Kamu koleksi CD ya? kok banyak sekali?". Anto terheran melihat tumpukan CD ku yang banyak itu.
Aku hanya cengengesan saja. Anto memilih salah satu CDku yang berwarna coklat tua dan langsung mengenakannya. Melihat itu aku mulai terangsang lagi.
"Malam ini aku boleh kan tidur disini?" Anto melirikku dengan senyum penuh arti.
Singkat cerita aku dan Anto ngesex beberapa kali dengan gaya dan posisi yang selama ini hanya ada dalam fantasiku. Aku bagaikan orang kelaparan yang baru menemukan makanan berlimpah. Teruss.. terus.. dan terus menikmati sex dengan Anto sampai subuh. Semua kerinduanku tersalurkan sudah. Kami sama sekali tidak bisa tidur karena terus bertanding beberapa ronde. Yang istimewa dari Anto adalah ia sangat menyukai bagian pantat sehingga fokusnya selalu ke bagian itu. Hasilnya keesokan harinya lobang pantatku terasa panas bekas sodokan Anto yang nikmat itu. Ngomong-ngomong itu pengalaman analku yang pertama. Awalnya terasa sakit tapi akhirnya menghasilkan kenikmatan tiada tara. Aku juga sempat memasukkan kontolku ke pantat Anto dan nembak di dalamnya. Detilnya silakan anda bayangkan sendiri..:).
Perbuatan yang kami lakukan tertutup rapat karena aku dan Anto sangat pandai menyembunyikannya. Sehari-harinya kami masih seperti teman biasa saja, tidak ada yang berubah. Namun bila ada kesempatan kami terus melakukannya di tempat berbeda. Paling sering kami bermalam di penginapan murahan tiap ada kesempatan dan tentunya terus berpindah dari satu ke penginapan lainnya. Hubungan kami mulai merenggang saat aku keluar dari kesatuan. Dan semakin merenggang saat Anto menceritakan kalau orang tuanya sudah mencarikan jodoh yang tidak bisa ditolaknya. Terakhir aku mendengar kalau Anto sudah pindah ke Jawa dan menikah di sana. Semoga berbahagia selalu.. Aku selalu mengingatmu dan turut berbahagia. Semoga saja Anto membaca cerita ini.
Kita mulai saja dari bagian saat Anto selesai mengenakan CD yang diambilnya dari lemariku yang membuatku terangsang.
"Boleh bermalam di sini", tanya Anto lagi dengan senyumnya yang seksi plus penuh 'nakal bermakna'. Aku tersenyum mengiyakan dan masuk lagi ke kamar mandi. Saat itu aku masih mengenakan kaos playboy ketat favoritku yang mencetak tubuh seksiku dengan jelas. Kuambil CD Anto dan kuperas airnya hingga tidak begitu basah lagi lalu kukenakan. CD merah Anto sangat pas kukenakan karena sangat serasi dengan bentuk pantatku. Aku lalu keluar menemui Anto yang saat itu sudah duduk di tepian ranjang tuaku yang berkasur cukup empuk walau sudah tidak terlalu baru lagi. Kulihat mata Anto agak membesar melihat penampilanku saat itu dan tonjolan yang membayang di CD yang dikenakan Anto juga mulai 'tumbuh'.
Aku lalu duduk disamping Anto dan kami saling bertatapan sejenak dengan nafsu yang semakin membara. Tanpa dikomando kami mulai saling mendekatkan wajah dan cup.. cpott.. kami mulai saling berciuman. Anto memelukku dan aku memegang kepala Anto sambil saling melumat bibir dengan lembut, kemudian lumatan kami makin lama makin cepat, liar dan makin menjalar ke mata, hidung, telinga, leher, dahi. Pokoknya wajah kami benar-benar 'lumat' ;). Kemudian aku mengangkat kedua tanganku dan Anto dengan lembut membuka kaos yang kukenakan dengan menariknya ke atas. Anto lalu bermaksud membuka CDku yang sudah penuh sesak dengan kontolku yang menegang.
"Tidak perlu dibuka To, kita lakukan sambil pakai CD saja ya?"
Aku segera mencegah maksud Anto. Anto tidak jadi membuka CD yang kukenakan. Giliranku membuka kaos Anto. Seperti halnya denganku, Anto juga masih memakai CD. Kemudian aku mulai mencium dada Anto yang kekar menonjol dan bersih tanpa bulu. Aku memang sangat menyukai bagian dada dan perut cowok yang kekar berotot, apalagi yang tipenya seperti Anto yang boleh dibilang sebagai kombinasi antara body perenang dengan body binaragawan yaitu body yang bangunnya berbahu lebar atletis, tidak terlalu besar seperti perenang namun memiliki otot yang menonjol bak binaragawan.
"Oh.. Ah.. hah..", Anto mendesah nikmat saat kumainkan putingnya yang menggemaskan itu. Desahan Anto membakar semangatku hingga aku makin bernafsu menjelajahi dada hingga perutnya dengan sapuan lidahku. Anto menggelinjang geli saat kumainkan ujung lidahku di pusarnya. Anto makin 'high' hingga tangannya tanpa sadar mulai menjambak rambut cepakku dan juga mengelus-ngelus plus meremas punggungku. Aku lalu menindih Anto dan dengan posisi 'misionaris' aku mulai goyang dengan menaik turunkan pantatku hingga kontolku yang masih terbungkus CD bergesekan dengan sekitar perut bawah dan paha Anto. Kontol Anto yang berkondisi sama juga bergesekan dengan perutku di bawah pusar. Dapat kulihat ekspresi Anto yang sangat menikmati goyanganku dan remasannya di punggungku juga makin kuat.
Goyanganku membuat ranjang tuaku ikut berderit-derit dengan irama yang dinamis yang merupakan bumbu yang membuatku tambah semangat. Kemudian giliran Anto yang goyang di atas. Anto dengan semangat menghentak dengan kuat menaik turunkan pantatnya hingga kontol kami kadang-kadang saling bergesekan dengan dibatasi oleh CD masing-masing. Cukup lama Anto menghentak hingga akhirnya aku mulai merasakan sensasi nikmat di selangkanganku yang menandakan kalau aku hampir sampai ke puncak. Aaah.. crott.. crott, aku mendesah lega sambil menembak beberapa kali di dalam CD. Kurasakan tubuh Anto juga mulai menegang dengan hentakan yang makin menggila dan Anto akhirnya klimaks tidak beberapa lama setelahku. Anto mendesah lega dan berbaring terlentang di sebelahku dengan nafas yang agak memburu.
"Enak.. kan Sayang..", aku berbisik di telinganya.
Anto hanya melihatku sambil tersenyum puas. Tubuh kami sat itu basah licin mengkilat oleh keringat kami yang membaur. Aku juga tersenyum puas. Rasanya beda dan sangat nikmat sekali sex dengan cara ini..
Sejenak kami beristirahat. Kemudian aku bangkit sambil menanggalkan CDku yang basah oleh cairan mani sambil mengelap sisa sisa cairan yang menempel di selangkanganku. Saat itu posisiku menungging sambil membelakangi Anto. Saat aku menolehkan kepala kulihat Anto sedang menatap pantatku dengan mata berbinar dan kulihat kontolnya mulai bergerak berdenyut-denyut di dalam CDnya yang belum dilepaskan. Rupanya ia sangat terangsang melihat pantatku saat aku menungging tadi. Aku sendiri juga sebenarnya sudah 'on' lagi. Tapi aku pura-pura cuek dan segera menghempaskan diri si samping Anto dengan posisi terlungkup.
Kulihat Anto bangkit sambil melepaskan CDnya yang dilempar begitu saja ke sudut ruangan. Kemudian Anto mendekat dan mulai menyapukan lidahnya di punggungku.
Aku menggelinjang geli merasakan kehangatan lidah Anto yang menari-nari di sela-sela otot punggungku. Rupanya berbeda denganku yang menyukai bagian dada dan perut, Anto sangat suka dengan bagian belakang tubuh cowok, tertama bagian pantat. Dari obrolanku dengan Anto di kemudian hari kuketahui kalau Anto rupanya sudah terobsesi dengan pantatku sejak lama sebelum kejadian hari itu. Hal ini terbukti dengan jilatan Anto yang makin rakus di sela bukit pantatku. Aku merasakan geli nikmat yang luar biasa saat Anto menyapukan ujung lidahnya di lobang pantatku. Anto terus melakukannya di lobangku sambil diselingi dengan ciuman dan sedotan mautnya yang membuat meram melek saking nikmatnya.
"Truss.. To.. terrus.. akh", aku mendesah nikmat.
"Sekarang menungging, Bob..", instruksi Anton. Aku segera menurutinya.
Kulihat Anto membasahi jarinya dengan mani yang yang masih menempel di selangkangan dan di kontolnya yang tadi dikeluarkan saat sex CD dan masih belum sempat di lapnya. Ia lalu mulai memasukkan jarinya ke lobangku. Sebenarnya aku sangat takut dengan yang namanya anal sex. Tapi saat itu aku pasrah saja berhubung sudah sangat nafsunya.
"Aduh.. sakit To..", aku mengaduh saat kurasakan jari tengah Anto memasuki lobangku hingga aku terus mengencangkan otot anusku.
"Santai aja Bob.. Nanti pasti nikmat..", kata Anto dengan suara agak parau.
Kemudian giliran jari telunjuknya yang masuk.
"Sssh..", aku meringis kesakitan sambil memejamkan mata saat Anto mulai menggerakkan jarinya keluar masuk lobangku.
Tak lama kemudian rasa sakitnya mulai berkurang dan aku mulai bisa menikmati gerakan jari Anto yang menghasilkan sensasi nikmat di dalam lobang pantatku. Melihat aku yang mulai rilex Anto mengeluarkan jarinya dan mulai mengarahkan kontolnya yang licin oleh lepotan mani ke sasaran.
"Pelan-pelan To..", aku agak ngeri juga membayangkan kontol Anto menjebol lobangku.
Anto mulai memasukkan kontolnya pelan-pelan. Dapat kurasakan kepala kontolnya yang besar secara perlahan bergerak masuk yang membuatku meringis lagi sambil menegangkan otot dubur.
Anto sejenak menghentikan aksinya dan saat aku mengendurkan otot dubur tiba-tiba saja Anto menghentakkan pantatnya hingga kontolnya masuk seluruhnya ke dalam.
"Aakh..", aku hampir menjerit merasakan sakit yang cukup hebat. Perutku juga rasanya mulas melilit-lilit. Untung mentalku cukup kuat sebagai seorang tentara.
"Tenaang.., janji deh pasti nikmat", desah Anto sambil tangannya yang satu memainkan putingku dan meremas-remas dadaku.
Aku mulai tenang menikmati tangan Anton yang ahli dalam membakar gairahku yang sempat surut tadi. Kemudian Anto mulai menarik dan memompa kontolnya yang membuatku merasa sangat mulas sekali hingga tanpa dapat kukendali aku mulai menegang-negangkan otot duburku.
"Enak.. Bob, lobangmu benar-benar masih perawan".
Sambil berucap Anto mulai memajumundurkan pantatnya lagi.
Dari rasa sakit dan mulas lama kelamaan aku mulai merasakan sensasi nikmat yang makin menghebat.
"Teruss.. To.. Enak.. Ohh.. umph.. akh..", lepas kontrol aku mulai mengeluarkan suara lenguhan dan desahan nikmat yang membuat goyangan Anto makin hebat.
Saat itu tanganku juga aktif mengocok kontolku dengan cepat. Makin lama lobang pantatku makin terasa nikmat-nikmat pedas. Tubuh Anto juga mulai menegang dengan entotan yang makin cepat dan..
"Aaah..", Anto mendesah sambil mendongakkan kepalanya seraya menembak di dalam anusku.
Kurasakan cairan maninya yang mendatangkan sensasi hangat panas pedas nikmat di dalam pantatku.
Anto kemudian menungging sambil menunjuk pantatnya memintaku memasukkan kontolku. Kulihat lobang anus Anto agak besar hingga aku menduga kalau Anto sudah pernah melakukan anal juga atau minimal ia selalu memasukkan sesuatu ke dalamnya:O.
Aku membasahi kontolku dengan ludah lalu mulai mengarahkannya ke lobangnya Anto. Tanpa basa-basi lagi aku mulai memasukkan kontolku. Mulanya agak susah dan membuat Anto meringis karena walaupun lobangnya besar, kontolku malah lebih besar lagi ;).
Aku mulai mengentoti pantat Anto. Aku merasa kontolku seperti dilingkari cincin hangat yang berdenyut-denyut. Sensasi itu sangat nikmat sekali. Anto mendesah pelan menikmati sodokanku sambil memperhatikan ekspresi wajahku. Rupanya Anto sangat menikmati itu.
Setelah beberapa lama mengentoti pantat Anto"Oh.. Aku mau keluar To..", aku mendesah.
"Keluarkan, keluarkan di dalam Bob.." kata Anto.
Dan akhirnya crott.. crott.. aku benar-benar nembak di dalam anus Anto.
Aku terhempas di sebelah Anto dengan kontol masih menancap di pantatnya. Sambil memeluk Anto aku berusaha menenangkan nafasku yang masih memburu itu.
Sekali lagi kami beristirahat sejenak sambil ngobrol dari ringan hingga akhirnya sampai ke obrolan panas tentang pengalaman gay kami. Rupanya Anto lebih aktif jika dibandingkan dengan diriku, cuma Anto sangat pandai sekali menyembunyikan rahasianya. Ceritanya membuat kami sama-sama panas lagi hingga kami melakukannya lagi.. dan lagi.. Totalnya 2 ronde. Satu ronde dengan posisi 69 dan satunya lagi ronde terakhir yaitu blowjob saat kami mandi lagi bersama-sama.
Sekali lagi.. Detilnya silakan bayangkan sendiri.. ;) Ronde terakhir selesai saat subuh tiba dan aku kemudian siap berangkat dengan seragam yang sudah lengkap. Anto sudah terlebih dahulu berangkat lapor ke tempat latihan dan rupanya dia mendapat hukuman karena tidak pulang ke asrama tanpa izin. Untung Anto dapat mengemukakan alasan bohongan yang dapat diterima hingga 'hanya' dihukum bentakan plus push-up saja. Akhirnya aku mengajak Anto untuk tinggal bersamaku namun Anto menolaknya karena ia sangat berhati-hati sekali. Takut terbongkar atau digosipin macam-macam begitu pendapat Anto (profesional juga tuh anak ya..?:)). Ia lebih memilih mengontrak sendiri. Singkat cerita seperti yang aku tuturkan di atas kami lebih bebas 'melakukannya' lagi.