Saya sebenarnya adalah seorang cowok normal yang suka dengan lawan jenis. Namun entah kenapa, belakangan ini saya merasa ada kelainan dalam diri saya yang dimulai pada saat saya pergi ke kolam renang di salah satu kota di tempat saya kerja. Pada saat berenang, saya memakai kacamata renang yang sering saya gunakan bila berenang yang kadang kala saya suka iseng melihat bagian bawah milik wanita walau di dalam air. Dan setelah itu saya ke kamar mandi untuk melepaskan "peluru" yang telah lama tersimpan dalam "pistol" saya.
Namun kali ini saya iseng melihat kemaluan cowok itu, dan saya sangat terkejut sekali ketika dia memergoki saya ketika melihat senjata dia yang gede banget, padahal miliknya itu sedang "tidur". Dia tersenyum dan saya pura-pura tidak sengaja, namun dia memperkenalkan dirinya.
"Hi, nama saya Andre", katanya. Cerita Gay http://ceritakita.hexat.com "Hi, Edo ", kataku.
Dia tersenyum manis, saya suka senyumnya, tapi hanya sesaat. Namun dia mulai cerita mengenai hobby yang sering dilakukannya ini. Saya memperhatikan gaya bicaranya sambil duduk di bibir kolam yang diikuti olehnya. Saya begitu tertarik melihat postur tubuhnya yang atletis, 175 cm dan saya perkirakan beratnya 69 kg. ideal buat saya. Dan ketika saya melihat ke arah kemaluannya, dia menangkap pandangan saya itu. Dia pura pura tidak melihat atau malu.
"Ah.. masa bodoh", pikirku.
Kira-kira 2 jam lamanya berenang, aku menuju kamar mandi, sedangkan dia masih asyik berenang. Namun ketika mandi, dia masuk ke kamar mandi yang sedang saya pakai dengan mendorong saja pintu kamar mandi tersebut. Pintu itu dengan mudah terbuka karena kuncinya rusak. karena di kamar mandi itu sebelumnya sunyi dan tidak ada siapa-siapa, saya mandi dengan tidak sehelai benang pun di badan.
Tapi ketika dia masuk, aku terkejut. tapi dia tersenyum dan mulai masuk, kemudian membuka celana renangnya. ternyata dia tidak memakai celana dalam, wow, ternyata senjata itu.. 13 cm terkulai. gimana kalo tegang? pikirku. Sepertinya dia tahu apa yang kupikirkan.
"Kamu mau?", tanyanya sambil menuntun tanganku ke arah senjatanya.
Aku mulai memegangnya dan mulai meremasnya sesuai arahannya. Namun tak lama dia menyuruhku untuk mengulumnya. Saya semula tidak mau, karena belum pernah. yang ada juga kemaluan saya pernah dikulum sama pacar saya. Tapi saya tidak berani menolaknya karena kita berdua berada di kamar mandi dan dia mulai menguasai medan. saya kemudian mengulumnya dan dia mulai mendesah kenikmatan. Dia kemudian membasahi tubuhnya dengan shower di kamar mandi dan saya pun ikut basah.
"Mau nggak saya tembak?" pintanya.
saya bagai kesambet pelet, mengiyakan kemauannya. Tak sadar kemaluanku sejak tadi berdiri terus. Dia kemudian mengambil sabun yang aku pakai dan mengoleskannya ke kemaluannya yang sedang mengacung tegang dengan dahsyatnya, 18 cm saya rasa ada panjang senjata yang dia miliki itu.
"Ahh.. pelan donk", rintihku pelan, takut ketahuan sama tetangga sebelah kamar mandi.
Dia kemudian mencoba dengan pelan dan peruh rangsangan ke arah kemaluanku. Akhirnya dia berhasil menembus gawangku yang belum pernah disentuh oleh penis manapun. dia kemudian mengocok penisnya di anus ku dan dengan cepat dan cepat dia mengocoknya. Terakhir dia mulai tegang dan memegang tubuhku dengan kuatnya. Cret.. cret.. cret.. akhirnya peluru itu pun keluar dan masuk ke dalam anusku.
Perlahan lahan dia menarik kembali penisnya dan dia berjongkok ke arah kemaluan ku. dia kemudian menjilati dan mengulum dan mengisap sampai ke pangkal kemaluanku. Memang kemaluanku tidak sebesar punya dia. hanya 15 cm. Namun ada persamaan diantara kemaluan kami, yaitu sama sama tidak sunat. Dia kemudian membuka kulup penisku. dan mengocoknya perlahan-lahan, dan kemudian cepat sesuai irama desah nafasku. Dan akhirnya.. cret.. crett.. crett.. spermaku pun keluar masuk ke mulutnya, dan dia mengisapnya dan menelannya sampai tidak ada yang tersisa.
Kami pun mandi bersama sama dan dia menyabuniku dan dia terkadang memainkan kemaluanku. Demikian juga saya yang menyabuninya sambil perlahan lahan saya menyabuni anusku yang berhasil di"robek"nya. Terasa perih namun asyik.
Saat pulang, dia mengantarkanku sampai persimpangan gang menuju rumah kost ku. Dia meninggalkan kartu namanya dan dia meminta nomor telponku. Aku memberikannya dan dia sering menelpon ku, apalagi jika dia rindu pengen ketemu denganku. Kadang dia mengajakku ke luar kota dan menginap di sebuah hotel. Hal itu kami lakukan berulang ulang, namun dia hanya 2 kali melakukan anal sex denganku.
Pengalaman ini baru buatku dan juga buat dia. Namun Andre sekarang telah pergi ke pulau Jawa, di sebuah kota yang terkenal dengan gudegnya, untuk melaksanakan tugas baru di kota yang baru. Aku tidak mengetahui keberadaannya kini dan dia juga tidak pernah menelpon ku lagi. Padahal dia telah menjadikanku kekasihnya. Oh, hanya 2 bulan sajakah?
Namun kini saya membutuhkan seorang teman yang bisa membuatku bahagia. Dia telah meninggalkan kota ini, kota yang terkenal dengan bunga rafflessia arnoldi-nya, yang terkenal dengan benteng malborough nya, kapankah dia akan kembali?
Namun itu sudah berakhir 1 tahun yang lalu dan saya sudah melupakannya. Dan sekarang jika saya ke kolam renang lagi saya selalu terkenang akan peristiwa itu.