Antologi Cinta Sejenis
Surat pertama < 1 >
IF, aku tidak tahu, apakah kau akan suka apabila kupanggil dengan nama ini. Aku cuma ingin saja, sebutan ini, kelak, akan mengingatkanmu padaku. IF, aku juga tidak tahu alasan kamu memilih aku sebagai salah satu orang yang kau surati dari situs yang kau sebut undercover(?).
Jika saja, kau tidak "mengundangku", mungkin kita tidak akan pernah berkenalan, dan kemudian merasa sedemikian dekat, seperti saat ini. Padahal, sesungguhnya, dulu, aku tidak yakin terhadap kesungguhanmu bersahabat. Truly, I need one to share life, happiness and sadness.
Pasalnya, pada saat pertama itu, kau hanya sekadar menawarkan "datang and ml", dengan embel-embel proposal, kau co top/21/171/67, dan doyan "make love", plus ketidaksukaanmu dengan yang "berbadan bau".
Kebetulan, aku tidak merasa memiliki bau tubuh seperti yang kau keluhkan itu. Lebih dari itu, sebenarnya, aku juga tidak tahan dengan yang bau oudor yang menyengat. Artinya, telah ada satu persamaan di antara kita.
Syarat lainnya, kau tidak mau dengan yang sudah "bau tanah" alias sudah berusia terlalu tua. Suatu kebetulan lagi, aku pun merasa masih belum uzur pula, he..he..he.. That's why, with the big self confidence, I was writing you back in return.
Apalagi, apabila aku termasuk dalam kategori cool atau oke, malah menurutmu aku bisa zonder betalen alias gratis. Begitu promosi yang kau lakukan.
http://ceritakita.hexat.com
Namun, dalam balasan beberapa e-mail selanjutnya, kau meralat kalau hobby ML. Bahkan, katamu, sepanjang hidupmu ini, kau baru sekali(?) merasakan ML. Itupun, dengan sobatmu, yang sekarang ini ada di UK.
Untuk penyaluran hasrat biologis, kau paling-paling melakukan massage. Kalo tidak ke Bu Mastur, ya ke tante Ona. Semuanya dilakukan di dalam kamar mandi, supaya sekalian mandi besar. Keramas. Setelah itu, dilanjutan dengan nyukur(?) bulu jembut, agar rapih. Idiih, ada ada aja nih! Mas jewer loh, nanti.
Akan tetapi, dari pergulatan dan pergumulan wacana, yang jauh dari kesan birahi, walau kadang menggunakan kata yang teramat vulgar, aku menangkap ada kesan "beda" pada dirimu. Sehingga, tak terasa kita sudah menjalani masa satu tahun korespondensi. However, you still have in doubt of me. Terbukti, beberapa kali kau masih mengatakan, bahwa sepertinya aku mempermainkanmu(?)
IF, jika boleh berkata jujur, sebaliknya, justru aku yang merasa takut, bahwa kau akan mempermainkanku. Karena itulah, aku senantiasa menekan dalam relung hatiku yang merah marun, agar senantiasa merah dan tidak jadi hitam. Walau untuk itu aku harus merasakan derita yang amat sangat.
Bukan karena aku membencimu, tapi karena aku sayang kamu. Aku lebih memilih kata sayang daripada kata cinta, walau terkadang dalam prakteknya, sangat bias perbedaan makna keduanya.
Tapi, kau tidak perlu takut atau curiga padaku, kalo aku akan berbuat macam-macam padamu. Mungkin, tidak akan ada orang yang percaya tentang hal ini. Biarlah, aku tak peduli.
Aku cuma berharap, kau nanti bisa sukses dalam hidupmu dan akan kau bahagiakan orang tua dan adikmu. Kau harus jadikan dirimu punya arti bagi diri dan keluargamu.
Jika bukan kau sendiri, keluarga dan aku(duile..sedemikian yaqin dan PD-nya) yang menyayangi dirimu, maka siapa lagi yang akan peduli? He..he..he..
Aku berdoa, bahwa bekal pendidikan dan kasih sayang dari mama & papa, akan menjadikan dirimu manusia tangguh, dalam menghadapi cobaan apapun. Tanpa kecuali kemampuan dirimu dalam mengendalikan diri dari nafsu keputusaasan, atau nafsu birahi yang membara.
Karena itu, kuharap kau tidak terlalu memikirkan hal-hal yang berkonotasi syahwat. Semua itu akan membuat dirimu menjadi meriang dan merinding.
IF, aku paling tidak bisa bicara ngegombal bin ngebual. Menebar janji dan pesona yang tanpa bukti. Kalau akhirnya itu hanya akan menjadikan kekecewaan.
Karena itulah, aku, menginginkan segalanya nanti berjalan apa adanya. Bukan karena adanya pamrih satu sama lain. Sama seperti yang kau katakan padaku.
IF, boleh kan, aku mendekapmu. Aku ingin merengkuhmu dalam pelukan hangatku. Agar kau bisa dengar lebih jelas detak jantungku yang menyanyikan lagu dag dig dug der.
Mungkin kau menjadi kesal membaca ceritaku, yang sepertinya cuma main-main aja. Ini, hanya bagian dari pengalihan rasa, agar aku tidak terlalu terlihat melankonis.
IF, aku tidak mau menelponmu, karena kalau sudah bicara, aku sering lupa waktu. Padahal, aku mau, aku ingin, kita tidak sekedar bicara. Tapi dapat saling menatap, menyentuh, dan merengkuh.
Aku juga ingin membisikkan sesuatu kalimat ditelingamu seraya mengendus wangi tubuhmu. Oalah, harus kusudahi dulu cerita ini. Kalau dilanjutkan bisa gawat. Masuk di "hot spot", atau "otista". Sudah ya, take care, my dear.
***
Surat kedua < 2 >
IF, setelah menelponmu sabtu malam yang lalu, aku beruntung sekali, dapat menyaksikan lagi tayangan film di televisi Indosiar memang untuk Anda, pada sekitar jam 23-an. Judulnya birds cage, yang artinya, sebetulnya, bisa ditafsirin macam-macam sih.
Pada intinya, film itu berkisah soal kehidupan pasangan gay. Cerita akhirnya, pembukaan identitas diri mereka kepada calon besan-nya, bahwa mereka dua adalah pasangan gay. Si suami, dari istri terdahulu, punya anak laki, yang mau merried. Ceritanya, mereka harus ketemu besan-nya.
Nah, si anak bingung. Karena udah 20 tahun tidak ketemu ibu yang mengandungnya dulu. Dia hanya mengenal, sosok lelaki, pasangan baru ayahnya, yang kemudian dianggap sebagai ibunya.
Dan hal itu lalu disampaikan kepada calon mertuanya, yang kaget setengah mati, bahwa ibu dari calon mantunya adalah lelaki itu. Bukan wanita yang melahirkannya, yang saat itu ada di depan mereka.
Akhirnya, setelah melalui pergulatan dan pertentangan, mereka dinikahkan dengan dihadiri oleh banyak tamu dan undangan.
Ketika nonton film itu, aku merasa kamu ada di sisiku. Aku merasa film itu ditujukan buatku. Atau mungkin buat kamu juga. Entahlah, yang jelas, banyak pelajaran yang dapat diambil bahwa menjadi gay itu tidak mudah.
Menurut kamus, gay didefinisikan sebagai perasaan keriangan dan kegembiraan. Padahal, sebetulnya, adalah penderitaan yang tak berkesudahan.
Sehingga, akhirnya, semua itu hanya menjadi kepura-puraan dan kepalsuan. Banyak sekali, ditemukan di Indonesia sekarang ini, orang yang menjadi gay siluman atau jadi-jadian. Artinya, sebetulnya, ia terlahir bukan sebagai gay. Namun, untuk memenuhi hasrat di luar ketertarikan batinnya sendiri, mereka kemudian memaksakan diri jadi gay (shemale).
Nah, hantu-hantu gay ini, kebanyakan sikapnya, utamanya dalam hal eksploitasi seks komersil, merusak citra dari esensi ke-gay-an itu sendiri. Bahwa di dalam dunia gay tidak ada cinta. Yang ada hanyalah komoditas, yang demand-nya sangat dipengaruhi oleh waktu, tempat, dan usia.
Dikaitkan dengan sifat hedonis manusia, dunia gay memberikan jalan pintas wujudkan impian yang menjanjikan dan menyilaukan. Betapa tidak. Banyak janji dan mimpi yang bisa ditebar. Walau sebenarnya hanya sedikit bukti yang bisa di tuai atau surga yang dapat digenggam dan dirasa, apabila dibandingkan seperti kaum hetero pada umumnya.
Surga adalah pengakuan umum dan hukum. Sesuatu yang tidak akan diperoleh di Indonesia. Kecuali di Denmark dan Belanda. Ada buku nikah yang berisi pengakuan bahwa si A dan si B adalah pasangan sejenis. Tanpa yang bersangkutan harus mengubah identitas gender dan peran.
Ini adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal. Betapa langkah kehidupan gay di Indonesia sebenarnya baru dalam taraf eruption, apabila diumpamakan sebagai gejala alam vulkanologi.
Menjadi seseorang yang "berbeda" harus memberikan nilai lebih bagi masyarakat sekeliling dan yang bersangkutan sendiri. Bukannya malah menciptakan aib dan beban bagi keluarga atau lingkungan. Sehingga kemudian harus selalu disembunyikan agar tidak menjadi bahan celaan dan cibiran.
Oh ya, ketika habis aku telpon, kau bilang tidak bisa tidur, karena si kecil rewel, minta di ajak "main" ke tante Ona. Padahal malem sudah makin larut ya? Nah, beri tahu aku kiat-kiat membuatnya senang dan bahagia, siapa tahu manakala aku harus baby sitting, aku akan dapat dengan mudah meng-handle-nya. Jangan sampai kelewatan hal-hal apa yang harus kulakukan sehingga dapat membuatnya terbang ke langit ke tujuh. Please, dari awal sampai akhir, ok? I love you, IF, paling mesra dan kangen buatmu.
***
Surat ketiga < 3 >
IF, kemarin pagi aku tidak tahan jika tidak menelponmu. Aku gelisah dan resah dicekam kerinduan yang memuncak akan dirimu. Entalah, kian lama diriku seakan terlilit jerat cintamu.
Desah suaramu yang seksi, gaya bicaramu yang lembut dan manja membuatku ingin mencumbumu. Walau masih dalam bayang dan angan. Salahkah aku bila ingin agar kau selalu hadir dalam setiap gerak langkah dan nafas kehidupanku.
Tapi akhirnya kutepis juga semua itu. Karena buatku yang lebih penting adalah mengetahui bagaimana kabarmu hari itu dan juga hari ini, sehat dan gembira. Itu yang kumau darimu.
Kau pelitaku harus senantiasa bercahaya. Memberi sinar dan warna di setiap jejak langkah hidupku. Sehingga ku tak perlu berpaling hayal apabila merindukanmu. Karena telah ada kau direlung kalbuku. I love you so much IF.
***
Surat keempat <4>
MAS, TERIMA KASIH, IF UDAH BACA TULISAN MAS (WALAU PERLU WAKTU BERULANG-ULANG UNTUK BISA MERESAPI SEMUA YANG KAU MAU
# Well, aku minta maaf ya. Sudah bikin repot kamu. Bolak-balik maju mundur seperti setrikaan. Aku sengaja menulis dengan bahasa itu agar kamu terbiasa. Sehingga nanti kalo kamu kerja sudah tidak kaget dengan situasi kebahasaan yang demikian. Terus terang, aku merasa girang. Karena, akhirnya, kamu mengerti juga dengan yang kumaksud. Cup..cup..cup..I love you baby.
AKU TERHARU DENGAN SEMUA ITU, TERNYATA KITA MEMILIKI KOMITMEN YANG SAMA TENTANG HIDUP INI BAHWA SUATU SAAT NANTI KITA AKAN MEMILIKI KEHIDUPAN RUMAH TANGGA YANG NORMAL
#Karena itulah, IF, kau tidak perlu takut kepadaku. Aku sungguh kasih dan sayang sama kamu. Jalanmu masih panjang. Masa depanmu harus bagus dan cerah. Kebahagianmu adalah kebahagianku juga.
Sepertinya sejuk banget kalau suatu ketika nanti aku bisa melihat kamu sukses. Saat ini atau nanti, kau adalah belahan jiwaku. Aku ingin belajar mencintaimu seperti aku mencintai diriku sendiri. Saat ini pun aku masih dan sedang belajar mencintaimu. Sampai aku mahir dan tak perlu belajar lagi.
Aku seorang pragmatis dan realis. Aku tidak terbiasa berkata yang berbunga-bunga terhadapmu. Kecuali suatu keinginan untuk menuai mimpi bahwa kita akan selalu bersama dengan rumah tangga kita masing-masing.
Kamu dengan anak-anakmu yang manis-manis (yang sudah tentu seperti anakku sendiri juga) dan aku juga dengan anak-anakku. Kemudian kita berdarmawisata bersama.
Oh..oh..oh Serasa nikmat dan sejuknya, bila kekasih tidur dipelukan.. (sayup-sayup terdengar alunan lagu yang dinyanyikan oleh Chisye).
Perasaanku sangat terbang. Aku melambung diketinggian bersamamu. Aku bahagia sekali dipertemukan dengan seseorang seperti kamu, well educated dan rasional.
TAPI AKU TIDAK INGIN KEHILANGAN KAMU. MAS
#Akupun demikian IF
AKU MAU MAS SELALU MENJADI BAGIAN DI DALAM KEHIDUPANKU, DALAM SUKA ATAUPUN DUKA. AKU MENYADARI BAHWA SEMUA ITU PERLU WAKTU, AKU JUGA MERASAKAN HAL YANG SAMA BAHWA CINTA DAN SAYANGKU SEMAKIN MENGGELORA. AKU JUGA SELALU INGIN BISA MERASAKAN BISIKAN LEMBUTMU DITELINGAKU, KEMUDIAN KUINGIN KAU KECUP LEMBUT BIBIRKU DAN SELURUH BAGIAN TUBUHKU
# Oh IF.. ehm..nghs..sszhs..och
KUINGIN JUGA MERASAKAN DEKAPAN HANGAT DAN WANGI AROMA TUBUHMU
#Hem..tiada yang hebat dan mempesona ketika kujabat jemari tanganmu..dan kupeluk erat tubuhmu dalam dekapan kehangatan kasih sayangku. Lebih dari sekadar penyalur hasrat birahi. Namun sebagai ungkapan tali kasih antara kita.
MAS, KAU SELALU MEMBUATKU MERASA MELAYANG, KUINGIN SELAMANYA MERASAKAN INI
#Sampai saat ini, rasanya, begitu mendengar suaramu, seolah aku tidak lagi berpijak di bumi. Bagaimana nanti kalo kita ketemuan ya? Oh tuhan, agung dan indah benar karunia cinta yang kau berikan kepadaku dan IF. Ternyata kami masih punya getar dan gairah asmara. Meski kami sejenis.
SAMA SEPERTIMU, KAU ADALAH HADIAH TERINDAH YANG DIBERIKAN"NYA" UNTUKKU
#Terima kasih IF atas penerimaanmu terhadapku.
SEJUJURNYA AKU SUDAH MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS SEJENIS DUA KALI, TAPI SELAMA INI AKU BILANG KE MAS CUMA SEKALI
#Tentunya kau punya alasan untuk bersikap demikian. Jika boleh tahu, kenapa, apa yang kau rasa, dengan siapa dan dimana kau melakukannya? Menurutku, tepatnya, dengan dua orang yang berbeda, dan jumlahnya pasti lebih dari dua kali ejakulasi dong. Masak sih, dari setiap orang hanya satu kali ejakuasi saja?
KARENA YANG KEDUA ADALAH KESALAHAN TERBESAR YANG PERNAH KUPERBUAT, JADI AKU BELUM BISA CERITA KE MAS
#Mengapa harus malu IF? Kau kekasihku, so please don't be hesitate telling me that strory. Wajar kan, orang berhubungan seks, so tidak perlu kau merasa itu sebagai suatu kesalahan besar, ok?
SAAT ITU, AKU MERASA TERJEBAK DAN TERTIPU DAN KALAU BOLEH JUJUR AKU TIDAK PERNAH MENIKMATI HUBUNGAN BADAN ITU (AKU MERASA JIJIK DAN KOTOR TERHADAP DIRIKU SENDIRI)
# Well, jika demikian pendapatmu aku tidak dapat berkata apa-apa lagi
SAMPAI SAAT INI, AKU MASIH MENCOBA MELUPAKAN HAL TERBURUK ITU, DAN AKU HARAP MAS MAU MEMAAFKANKU ATAS KETIDAKJUJURANKU INI
#Dari dulu pun, aku sudah memaafkan sikapmu yang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku hanya ingin mendengarnya langsung dari kamu sendiri dan bukan dari orang lain. Percayalah, aku tetap mencintaimu seperti saat ini. Cintaku tidak pernah akan berubah hanya karena hal itu. Aku lebih mementingkan kesadaranmu saat ini daripada sejarah masa lalumu. Walau begitu, kita harus tahu sejarah bukan buat mengingatnya. Namun, untuk berjaga agar tidak lagi terjebak dalam kisah yang sama, ok?
SEJAK MAS, KATAKAN CINTA DAN SAYANG PADAKU, AKU TELAH BERJANJI DALAM HATIKU, HANYA MAS YANG BOLEH MENIKMATI TUBUHKU (AKU TAK INGIN ORANG LAIN MENYENTUHKU)
#IF, aku merasa tersanjung dengan tekadmu itu. Walau aku juga merasa, itu pasti pengorbanan yang berat buatmu. Mempertaruhkan kesetiaan demi cinta kita berdua. Sebab, sejujurnya, aku juga tidak suka sih kalau harus berbagi cinta dengan orang lain
MENGENAI KEJADIAN MALAM ITU, SETELAH MAS SELESAI MENELEPONKU, TIBA-TIBA SI "ADIK" JADI BANGUN. MALAM ITU GAIRAHKU MEMUNCAK KETIKA MEMBAYANGKAN DESAH PARAU SUARA MAS YANG PENUH GAIRAH
#Sejujurnya, akupun merasakan gairah yang sama, bila mendengar desah suaramu yang menurutku sangat sensual.
KUCIUM DAN KUPELUK DENGAN PENUH MESRA SERTA GAIRAH GULING YANG SEDANG KUDEKAP. AKU MEMBAYANGKAN SEOLAH KAMULAH YANG SEDANG KUCUMBUI. KUREMAS-REMAS DADA INI
#Nanti aku yang akan meremas dadamu dan mengigit puting susumu, sehingga kau tergelinjang hebat dalam badai birahi
UUAAH NIKMATNYA MALAM ITU, WALAU AKU HARUS BERSOLO KARIR
# kalau saja aku ada disisimu, pasti kau tidak usah bersolo karir ya, IF, my darling.
KEMUDIAN, TANGANKU MULAI TURUN PERLAHAN-LAHAN KE BAWAH. KE TEMPAT ADIKKU SEDANG MENUNGGU DENGAN TEGANG. SEGERA KUREMAS DENGAN TANGAN KANAN, SAMBIL TANGAN KIRIKU TETAP BEKERJA DI DADA SERAYA TERUS MEMBAYANGKAN DIRIMU SEDANG MENCUMBUIKU (PADAHAL AKU TIDAK TAHU PASTI SEPERTI APA RUPAMU MAS)
# Lha iya, kamu aneh IF, bagaimana jadinya jika aku ternyata berparas seperti genderuwo(?) Akan hilang punah nafsumu he..he..he..Percayalah walau tidak setampan yang kau bayangkan. Namun parasku juga tidak seburuk yang kau kira..biasalah tipikal etnis jawa.
TANGANKU TAK BERHENTI MERAMBAT NAIK DAN TURUN, AAHH..SUNGGUH NIKMAT RASANYA APABILA SEMUA INI KITA LAKUKAN BERDUA
# Aku iri dengan "adik"mu yang di massage seperti itu IF.
TAK TERASA PELUHKU SUDAH MULAI BERCUCURAN MEMBASAHI TEMPAT TIDURKU
#Hem.., kalau yang ini aku tidak percaya. Bagaimana mungkin, sekadar bercanda dengan tante Ona saja dapat membuat keringatmu bercucuran membasahi tempat tidur. Kalau air mani, nah itu aku percaya. Sebab, muncrat kan?
DENGAN PENUH RASA BAHAGIA KUAKHIRI PERMAINAN INI SERAYA MEMUNTAHKAN MAGMA PUTIH BIRAHI CINTA YANG MEMANCAR DERAS KE ARAH DADA. KEMUDIAN KUBALURKAN DISEKUJUR TUBUH DAN WAJAH. KUBAYANGKAN INI ADALAH CUMSHOT DARIMU DAN SUATU KETIKA AKU DAPAT MENGULANGINYA KEMBALI BERSAMAMU MAS. KUHARAP INI BUKAN MIMPI
# Tidak-tidak. Bukan mimpi. Suatu ketika kau tidak perlu lagi susah payah kerja bakti begitu. Nanti aku akan mengantarmu mendaki puncak asmara. Meniti hasrat syahwat dan membasuh dahaga cinta
OOHH MAASS TUBUHKU KINI MEMBARA OLEH API CINTAMU. AKU SAYANG KAMU. KATA ITU SELALU TERUCAP DARI BIBIRKU. CINTAKU HANYA UNTUKMU
#Perasaan yang sama pun aku alami IF, aku mencintaimu juga.
Cerita Gay
http://ceritakita.hexat.comSurat Kelima < 5 >
IF, setelah seharian kemarin kau mencari warnet, dan aku juga berkali-kali on air tetapi tak juga menemukan satu kabar pun darimu, akhirnya, pagi ini kita dapat bertemu dan sekaligus bercinta(?). Wakaupun kemudian dengen kejadian itu jadi terpaksa membatalkan puasa-mu.
Ketika hasrat birahi sudah merasuk di dalam benak, yang tinggal hanyalah penuntasan keinginan persetubuhan. Dengan melalui cara audio dan imajinasi, aku terkapar dalam kebahagian dan kelelahan yang amat sangat. Setelah bersamamu terbang jauh diketinggian nafsu duniawi persenggamaan.
Dari gagang telepon di dalam bilik telepon umum, kudengar suara paraumu di kejauhan. Di dalam kamar tidur kau sedang merintih dan mendesah. Berpacu dengan gejolak nafsu yang memburu sebagai akumulasi rangsang birahi yang berpendar.
Satu-satu kau tanggalkan pakaian yang melekat ditubuh. Masih bersisa satu, celana G string yang erat melekat mengikuti bentuk garis tubuhmu yang seksi.
Dua bongkah pantat yang gempal dan padat seolah dipersatukan oleh seutas tali yang membelah tepat di tengah asshole. Sementara di bagian depan, secarik kain kecil sepertinya tidak muat lagi menampung pubic, buah zakar dan batang kemaluanmu yang sudah membengkak. Terlihat kepala penis menyembul keluar, memancarkan kilatan warna merah keunguan.
Jemarimu bergerak merayap menelusuri lekuk dada. Mencari titik rawan sensasi. Ketika berada di atas puting susu, kau rentangkan dan gesek-gesekan telapak tangan tersebut. Tepat di atas puting itu.
Efek sensasi kegelian terasa menjalar di relung tubuhmu. Sesekali kau pelintir dengan lembut puting itu. Diringi lenguhan suara yang nyaris tak terdengar. Kecuali dengus nafasmu yang mulai tersengal-sengal. Tidak beraturan.
Kau pejamkan mata dengan mulut sedikit nganga. Menampakan lidahmu yang menjulur keluar ke kiri dan kanan. Membasahi kedua sudut bibir. Di antara lekuk dan liukan tubuh yang kadang menggelinjang ketika gerilya jemarimu menyentuh titik rangsang.
Jemari tanganmu terus bergerak turun menjalar ke bagian bawah. Menyelusup dibalik celana dalam. Menyentuh sesuatu yang terasa menegang. Demikian pula dengan helai-helai pubic yang juga meregang. Dengan gerakan perlahan kau hampiri dan sambut batang kemaluan yang meronta-ronta itu.
Dengan kesabaran dan ketelatenan seorang kekasih, jemarimu memeluk hangat batang itu. Diusap-usap, diurut serta diremas-remas kemaluan yang sudah keras bagai batu. Kadang, jemarimu meluncur mengusap buah zakar dan menyisir pubic yang menggerombol disekitar pangkal kemaluan.
Peluhmu mulai tampak membanjiri kening, leher, dan dada. Terlihat ada butir air jatuh bergulir disela-sela helai bulu dada. Panasnya gejolak birahi mulai membakar raga.
Semakin liar jemari tanganmu menyelusuri lekuk tubuh. Ditingkah dengan desah suara dan gelinjang tubuh yang limbung.
Kau membungkuk dan mulai melepaskan satu-satunya penutup tubuh. Hanya dengan beberapa kali gerakan, tubuh mu sudah bugil sepenuhnya. Terpampang dengan jelas sosok tubuh sedikit gemuk, dengan tinggi 170/68, kulit putih bersih, rambut hitam lurus, dada berbulu, dan size penis ukuran kebanyakan orang asia.
Di ujung glans sudah ada titik-titik precum yang kemudian meleleh membasahi kepala penis. Kau balurkan precum itu di sekujur kepala dan batang penis.
Jika semula kau berdiri, kini kau merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Tergolek terlentang bugil meliuk-liuk merasakan nikmatnya belaian jemari tangan yang menelusuri seluruh lekuk tubuh.
Kau merintih-rintih ketika membayangkan aku menghisap puting susumu. Dan segera kusambut rintihan itu dengan melumat bibirmu yang seksi. Lidah kita bergelut saling pagut dan bermain di dalam. Kusedot ujung lidahmu dan kuhirup dengan rakus air liurmu sehingga membuat dirmumu makin tersengal dan limbung.
Kutelusuri lehermu yang jenjang. Kugelitik dengan ujung lidah dan kulum daun telingamu dengan lembut. Makin membuat dirimu meracau tak jelas kata. Kecuali hanya terdengar dengus nafas dan erangan-erangan penuh nikmat. Kau mengelinjang ketika pangkal lenganmu kusapu dengan lidahku yang basah.
Ketika kusodorkan batang penisku yang juga sudah menegang kau segera melumatnya dengan lahap. Tak menyisakan sedikit waktu bagiku untuk sekedar mendesah atau melenguh. Sebab aku terlena dengan kenikmatan yang memuncak.
Menikmati kelebatan siluette tayangan reinkarnisasi kamasutra rama dan shinta. Melihat jemari tanganmu piawai memintal asa. Menelusuri tonggak kehidupan dengan tingkahan suara parau serta hembusan desah keinginan.
Aku mulai kehilangan akal dan kontrol. Serasa orang tolol hadir sebagai pembicara dalam suatu acara talk show.
Sampai kau bilang telah sampai pada suatu titik kulminasi. Aku masih belum yakin. Sehingga aku terhenyak dari lamunan ketika dari ujung telepon aku mendengar suaramu berkata " mas.. IF udah keluar.."
Dan kemudian aku berlari mengejarmu. Walau aku tahu terkungkung dibalik terali waktu dan jarak. Dengan sedikit gusar aku menjawab "gak papa sayang, sebentar lagi aku akan menyusulmu. Tunggulah aku "och..shzh..ufgh..ach..och.. IF..och..shzss..gleks..achh..ach..och..nghsz..gleks.. IF aku juga keluar"
Akhirnya, aku sampai juga ditujuan setelah melepaskan sekian cairan inti kehidupan. Bergulir menelusuri palung rimba raya. Menyisakan kehangatan rasa dan lepasnya sesak di dada.
Hanya kau, IF, yang ada dalam dekapan mesra diriku. Lenguh, parau dan resah desah suaramu, meningkahi geletar asmara kita. Bagai renjana surgawi yang ada di beranda cinta.
IF, I love you. Walau kita belum saling sua rupa, namun baku suara dan cinta antara kita telah terjalin mesra. Sekian tahun perjalanan usiaku, baru kali inilah aku mengalami apa yang disebut sex on the phone. Apalagi dilakukan bersama kekasihku, IF. Thanks ya, sudah menemaniku terbang jauh.
Aku agak tersipu. Ketika mengetahui beberapa pasang mata di wartel ternyata menatap keheranan ke arahku. Mungkin mereka mendengar percakapan kita dan terkejut ketika aku di luar kendali bersuara dengan nada tinggi dan bergetar "..aku juga.." saat sedang menimakti sensasi maha dasyat. Ejakulasi.
Aku bergegas ke luar kamar bicara. Pasalnya, di bawah sini, muntahan "dedeku' merembes ke luar celana yang kupakai dan menyisakan cairan hangat lengket di selangkanganku. Dari kasir aku menerima tagihan percakapan SLJJ selama 30 menit.
Kaget juga, ketika tahu kau cerita ke mama tentang hubungan kita ini, yang menurutku sih, seharusnya tidak. Sebab, bukannya tidak mungkin, mama atau papa mendengar, melihat, dan kemudian merasa aneh melihat "caramu bicara" kepadaku di telpon yang penuh dengan kata-kata berbunga cinta kepada aku, yang notabene juga lelaki seperti kamu.
Kebayang gak sih, someday mereka tanya,".. IF ..kamu I love you-an sama siapa sih? Kan tadi yang yang menelponmu lelaki juga kan? Gitu loh, IF, tapi harapanku sih, semoga mereka semua tidak berpikir sejauh ini. Dalam artian, tetap merasa hubungan kita sebagai sesuatu yang wajar. Melihat dua lelaki dewasa bersahabat karib. Boleh tidur sekamar dan seranjang. Jika perlu boleh juga mandi bareng, he..he..he..
Tapi anyway, aku kagum aja sama kedekatanmu sama mama. Kamu memang tipikal anak mami banget. Serba terbuka sampai hal yang detil. Dan memang, umumnya, data statistik membuktikan dari lima orang gay/bi-sex, dapat dipastikan, tiga diantaranya adalah mereka yang tipenya anak mami "banget". Angka prevalensi yang signifikan
***
Surat keenam < 6 >
IF, aku merenungi kata-kata papamu, tentang kecurigaannya terhadapku, sebagai orang asing, yang sebenarnya – masih – tidak kau kenal dengan baik. Aku tidak menyalahkan beliau. Sebaliknya, kau juga tidak boleh marah kepada beliau.
Apa yang dikatakannya tentang aku, sebenarnya, adalah refleksi dari tanda kasih dan sayangnya padamu. Agar kamu tidak mudah lena dan senantiasa waspada di jaman yang penuh dengan muslihat dan keraguan itikad.
Dimanapun, setiap orang tua akan bersikap demikian terhadap anak-anaknya. Kamu, harusnya, bangga punya daddy yang demikian care.
Oleh sebab itu, kamu hendaknya dapat memberikan kesan dan jaminan kepercayaan kepadanya, bahwa kamu memang sudah benar-benar dewasa, dapat membawa diri.
Dimanapun berada, kamu tetap akan menjadi dirimu sendiri. Tidak mudah terbawa arus kehidupan, yang kadang sangat berbahaya, karena sifatnya yang menghanyutkan.
Jika tidak, maka selamanya kamu akan merasa selalu di "larang" – yang lebih tepat adalah di "lindungi" – yang kadang-kadang menimbulkan perasaan pemberontakan pada dirimu, karena sikap over protected (?) – yang lebih merupakan naluri orang tua – mereka terhadapmu.
Hanya orang tuamulah (papa & mama) yang mengenal kamu secara baik, selain diri kamu sendiri. Oleh sebab itu, pahamilah bukan tanpa alasan mereka bersikap demikian terhadapmu.
Sekadar lulus S1, memang tidak lantas memberikan predikat atau jaminan kedewasaan sikap dan pribadi pada seseorang. Jenjang pendidikan universiter hanyalah legalitas formal seseorang dalam berfikir, bertalian dengan intelektualitas akademikus. Demikian pula dengan usia.
Nilai kedewasaan seseorang tidak dilihat dari ukuran jenjang pengalaman akademisnya atau usia. Namun, dilihat dari rendahnya besaran skala ketergantungannya pada pihak lain, dalam hal penentuan sikap dan pendapat, selain dari pelaksanaan tanggung jawab sosial yang telah dijalankannya.
Menurutku, dari sisi inilah papa melihat sosok dirimu. Sekali lagi, teguran itu adalah pandangan yang bijak dari seseorang yang telah banyak makan asam garam kehidupan. Dalam pemikiranku, bener juga sih, alasan dan argumentasi papa mendebat pendapatmu, bagaimana mungkin kau bisa yakin dengan orang yang kau anggap baik(?) padahal kamu sendiri belum pernah melihat rupa dan bentuk orang tersebut, kecuali hanya tulisan dan suaranya saja, yang bisa jadi malah akan memperdayakanmu, dikemudian hari, seperti yang dikhawatirkan papa selama ini.
Pasalnya, di dunia ini, apa saja yang awalnya tak mungkin, bisa menjadi mungkin. Karena itu, kau jangan mudah terlena oleh eloknya kemasan ucap kalimat puitis, atau oleh rancak kemasan tampilan rupa yang dirona padu padan warna pelangi, memendarkan pesona semu dunia imaji.
Seperti kalimat-kalimat yang kutulis ini, ataupun rayuan cinta yang sarat dengan kesantunan bahasa. Bukan sekadar siasat kamuflase belaka, seperti seekor singa berbulu domba, atau buaya bertubuh cicak, selain sebagai cerminan rasa respect padamu.
Tragedi 11 September WTC, belum hilang dari ingatan. Betapa seorang WNI terpaksa ditahan oleh pihak pemerintah USA, hanya karena diketahui yang bersangkutan pernah berkenalan dan berhubungan dengan salah seorang tersangka pelaku pemboman tersebut. Atau kasus bom Bali yang sempat menyeret beberapa orang tak bersalah(?), hanya karena diketahui mereka pernah berhubungan dengan seseorang atau lebih yang diduga para pelaku pemboman tersebut.
Banyak contoh-contoh peristiwa yang memperlihatkan betapa orang harus berhati-hati membina hubungan dengan orang lain. Apalagi dengan orang yang tidak diketahui dengan jelas asal-usulnya, seperti misalnya aku, yang kamu kenal hanya melalui internet dan selalu menelponmu dari wartel, dengan waktu yang berbeda-beda pula.
Namun, ada juga contoh lain yang memperlihatkan pengetahuan detil asal-usulnya hingga tujuh turunan, ternyata, dalam praktek pergaulan tidak menjamin perilaku sempurna sebagai orang yang telah diketahui dan dikenal dengan baik. Ia malah mengecoh dan memperdayai.
Aku, adalah aku, seseorang yang muncul dan hilang begitu saja, tanpa sekelebatan rupa, kecuali sulaman kata lewat suara dan tulisan sarat makna, yang bertujuan pada pengenalan dan pengembangan potensi diri dan pribadi. Sebab, kita memerlukan orang lain sebagai cermin untuk mengenal diri kita sendiri. Demikian pula, aku tidak melakukan penyebaran ajaran atau paham pada suatu aliran religi atau politik tertentu.
Buatku, korespondensi haruslah memberikan impact yang positive bagi kepentingan kita bersama. Setidaknya, saling mengingatkan bahwa masih ada satu titik tujuan dalam kehidupan kita yang harus di tempuh dengan usaha dan kerja keras. Bukan dengan cara menunggu dan berdoa saja.
Tidak juga sekadar pengisi waktu dikala senggang. Inilah salah satu sebab sampai saat ini aku tetap tidak bisa beradaptasi dengan dunia chating, yang menurutku lebih sarat janji dari pada bukti, yang kadang dapat membius angan hingga terbang ke awang-awang yang kemudian akan menghempaskan kita dari ketinggian, yang rasanya pasti menyakitkan.
Omong kosong besar, apabila aku tidak punya pengharapan atau pamrih terhadapmu, dengan semua yang kulakukan ini, yaitu menelpon atau menulisimu surat e-mail.
Beribadah kepada tuhan, yang menciptakan dan mengasihi kita saja, kita punya pamrih ingin mendapat pahala. Masak sih, berbuat baik kepada sesama manusia kita tidak punya pamrih apapun? Tidak masuk di akal pemikiranku. It doesn't make any sense.
Pamrihku adalah, aku menemukan seseorang yang bisa diajak diskusi, berempati ataupun bersimpati. Kebetulan saja, kita punya kesamaan gender, strata intelektual akademis, selain visi dalam memandang realita kehidupan. Pembedanya hanyalah soal waktu. Kamu baru akan mulai. Sedangkan aku sudah lebih dahulu mulai. Namun itu pun sangat tipis jaraknya. Karena itu, tidak ada sesuatu yang bersifat lebih. Semua sama.
Ada suatu aksioma, dalil yang validitas kebenarannya mendekati kemutlakan: kuantitas dan kualitas kekecewaan berbanding lurus dengan besaran pengharapan yang menyertainya.
Inilah yang sebenarnya menjadi dasar dari hubungan yang tulus, yang tidak disusupi oleh sesuatu yang tersembunyi, namun senantiasa diragukan kesejatiannya, hanya karena tidak terpenuhinya salah satu unsur prasyarat kontak sosial.
Akhirnya, hanya waktu yang dapat membuktikannya. Tidak ada seseorang yang dapat menahan atau mengalahkan waktu, yang selalu bergerak maju ke arah titik pembuktian. Waktu juga yang akan mengantar kita sampai ke tujuan.
Aku harus berterima kasih untuk kerelaan dan penerimaanmu terhadap kekurangan dan keterbatasanku selama ini, menjadi sosok mahluk apa adanya, yang tidak dapat tampil secara visual.
IF, terima kasih juga untuk waktu dan kepercayaanmu mengijinkan aku menjadi kekasihmu. I do enjoy being your love. Salamku untuk papa, mama, dan adik-adik.
end