watch sexy videos at nza-vids!

Situs Cerita Sex Dewasa





Cerita Panas Exibis
www.ceritakita.hexat.com

Tubuh Tante Reni

Perkenalan namaku Rendi. Dalam
cerita keduaku setelah cerita Kak
Linda, aku mau berbagi kembali
pengalamanku. Kalau belum
membaca, aku mau memperkenalkan
jati diriku. Aku tinggal dikota S Jawa
Tengah, tinggiku 169 cm dan berat
badanku 52 kg. Aku saat ini kuliah
disalah satu universitas ternama di
Jateng. Saat ini aku mau langsung
cerita pengalamanku saat aku masih
duduk kelas 1 SMP tapi aku masih
ingat betul ceritanya.
Saat aku lulus di SD aku mendapat
nilai yang sangat memuaskan. Seperti
janji ayahku kalau nilaiku baik aku
akan dikirim di luar kota yang
pendidikannya lebih baik. Disana aku
dititipkan dirumah pamanku, om Hari.
Dia orang yang sangat kaya raya.
Rumahnya sangat megah tapi terletak
disebuah desa pinggir kota. Rumahnya
terdapat dua lantai dan dilengkapi
juga kolam renang yang lumayan
besar. Om Hari orangnya sangat sibuk,
dia mempunyai istri yang sangat
cantik namanya Tante Reni, wajahnya
mirip dengan Amara. Dia mempunyai
anak yang masih kecil. Tante Reni
rajin merawat tubuhnya, walapun dia
sudah mempunyai satu anak
tubuhnya tetap padat berisi ditunjang
dengan payudara yang sangat montok
kira kira 34B. Hal itu yang membuatku
tertarik akan keindahan serta anugrah
dari seorang wanita.
Sesampainya dirumah Om Hari. Aku
memasuki pintu rumah yang besar.
Disana aku disambut oleh Om Hari
dan istrinya. Om Hari menjabat
tanganku sedangkan Tante
menciumku. Aku agak sungkan
dengan perlakuan seperti itu.
Pembantu disana disuruh
membawakan tasku dan
mengantarkan sampai di kamarku.
Aku mendapat kamar yang 3 kali lipat
dari kamar tidurku dirumah. Setelah
itu aku berkeliling rumah melihat
kolam renang serta sempat melihat
kamar mandi yang tak terbayang
olehku. Disana terdapat tempat cuci
tangan dengan cermin yang besar
WC, bathup, dan dua shower yang
satu dengan kaca buram sedangan
yang satu dengan kain yang
diputarkan membentuk 1/4 lingkaran
(sorry aku nggak tahu namanya).
Tempat itu masih dalam satu ruangan
tanpa penyekat.
Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om
Hari datang menghampiriku dia bilang
mau pergi keluar kota. Dia juga
mohon maaf tidak bisa menemaniku.
Kami pun mengantarkan sampai pagar
rumah. Setelah itu aku kembali duduk
menikmati suasana kolam renang.
Tiba tiba dari belakang muncul sosok
yang sangat menawan. Tante dengan
baluatan piyama menghampiriku.
"Ren kamu suka nggak ama rumah ini"
"Suka banget Tante, kayaknya aku
kerasan banget dengan rumah ini tiap
sore bisa renang"
"Kamu suka renang, yuk kita renang
bareng, pas waktu ini udara sangat
panas"
Wahh kebetulan aku bisa renang ama
Tante yang bahenol. Waktu bertemu
pertama kali aku cuma bisa
membayangkan bentuk tubuhnya
waktu renang dengan balutan
swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia
membuka piyamanya. Kontan aku
tersedak ketika dia hanya memakai
Bikini yang sangat sexy dengan warna
yang coklat muda. Model bawahannya
G-string.
"Huhuukk.. Aduh Tante aku kira Tante
mau telanjang"
"Enak aja kalau kamu, Om bilang
kamu suka bercanda"
"Tante nggak malu dilihatin ama
satpam Tante, Tante pake bikini
seperti ini"
"Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini
kadang ada orang kampung ngintip
Tante"
"Benar Tante.. Tapi sayang aku lupa
bawa celana renang"
"Ah.. Nggak apa apa pake aja dulu
celana dalam kamu. Nanti aku suruh
bi' Imah suruh beli buat kamu, yuk
nyebur.." segera Tante menyeburkan
dirinya. Dengan malu malu aku
membuka bajuku tapi belum buka
celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia
naik dari kolam. Dia memdekatiku
"Ayo cepet.. Malu ya ama Tante nggak
apa apa. Kan kamu keponakan Tante.
Jadi sama dengan kakak perempuan
kamu."
Waktu dia mendekatiku terlihat jelas
putingnya menonjol keluar. Maklum
nggak ada bikini pake busa. Aku
melirik bagian payudaranya. Dia
hanya tersenyum.
Setelah itu dia kembali menarikku.
Tanpa basa basi dengan muka
tertunduk aku melorotkan celana
dalamku. Yang aku takutkan kepala
adikku kelihatan kalau lagi tegang
menyembul dibalik celana dalamku.
Setelah melepas celanaku langsung
aku berenang bersama Tante.
Setelah puas renang aku naik dan
segera ke kamar mandi yang besar.
Aku masuk disana ketika aku ingin
menutupnya, tidak ada kuncinya jadi
kalau ada orang masuk tinggal buka
aja. Aku segera bergegas tempat
dengan penutup kain. Aku tanggalkan
semua yang tertinggal ditubuhku dan
aku membilas dengan air dingin.
Ketika hendak menyabuni tubuhku.
Terdengar suara pintu terbuka, aku
mengintip ternyata Tanteku yang
masuk. Kontan aku kaget aku
berusaha agar tidak ketahuan. Ketika
dia membuka sedikit tempatku aku
spontan kaget segera aku menghadap
ke belakang.
"Ehh.. Maaf ya Ren aku nggak tahu
kalau kamu ada didalam. Habis nggak
ada suara sih"
Langsung segera wajahku memerah.
Aku baru sadar kalau Tante sudah
menanggalkan bikini bagian atasnya.
Dia segera menutupinya dengan
telapak tangannya. Aku tahu waktu
tubuhku menghadap kebelakang tapi
kepalaku lagi menoleh kepadanya.
"Maaf.. Juga Tante.. Ini salahku"
jawabku yang seolah tidak sadar apa
yang aku lakukan. Yang lebih menarik
telapak tangan Tante tidak cukup
menutupi semua bagiannya. Disana
terdapat puting kecil berwarna cokelat
serta sangat kontras dengan besarnya
payudara Tante.
"Tante tutup dong tirainya, akukan
malu"
Segera ditutup tirai itu. Dengan keras
shower aku hidupkan seolah olah aku
sedang mandi. Segera aku intip
Tanteku. Ternyata dia masih diluar
belum masuk tempat shower. Dia
berdiri didepat cermin. Disana dia
sedang membersihkan muka, tampak
payudaranya bergoyang goyang
menggairahkan sekali. Dengan
sengaja aku sedikit membuka tirai
supaya aku dapat melihatnya. Aku
bermain dengan adikku yang langsung
keras. Kukocok dengan sabun cair
milik Tante. Ketika aku intip yang
kedua kali dia mengoleskan cairan
disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh
Tante mengkilap setelah diberi cairan
itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia
mengoleskan disekitar payudaranya
agak lama. Sambil diputar putar
kadang agar diremas kecil. Ketika
sekitar 2 menit kayaknya dia
mendesis membuka sedikit mulutnya
sambildia memejamkan mata. Sambil
menikmati pemandangan aku
konsentrasikan pada kocokanku dan
akhirnya.. Crot crot..
Air maniku tumpah semua ke CD
bekas aku renang tadi. Yang aku
kagetkan nggak ada handuk, lupa aku
ambil dari dalam tasku. Aku bingung.
Setelah beberapa saat aku tidak
melihat Tante di depan cermin, tapi dia
sudah berada di depan shower yang
satunya. Aku tercengang waktu dia
melorotkan CDnya dengan perlahan
lahan dan melemparkan CDnya
kekeranjang dan masuk ke shower.
Setelah beberapa kemudian dia
keluar. Aku sengaja tidak keluar
menunggu Tanteku pergi. Tapi dia
menghampiriku.
"Ren koq lama banget mandinya.
Hayo ngapain didalam"
Kemudian aku mengeluarkan
kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget
dia ada dihadapanku tanpa satu
busanapun yang menempel
ditubuhnya. Langsung aku tutup
kembali.
"Rendi malu ya, nggak usah malu
akukan masih Tantemu. Nggak
papalah?"
"Anu Tante aku lupa bawa handuk
jadi aku malu kalau harus keluar"
"Aku juga lupa bawa handuk, udahlah
kamu keluar dulu aja. Aku mau
ambilkan handukmu."
Tante sudah pergi. Akupun keluar dari
shower. Setelah bebrapa menit aku
mulai kedinginan yang tadi adikku
mengeras tiba tiba mengecil kembali.
Lalu pintu terbuka pembantu Tante
yang usianya seperti kakakku datang
bawa handuk, akupun kaget segera
aku menutupi adikku. Dia melihatku
cuma tersenyum manis. Aku tertunduk
malu. Setelah dia keluar, belum
sempet aku menutup auratku Tanteku
masuk masih tetap telanjang hanya
aja dia sudah pake CD model g-string.
"Ada apa Tante. Kok masih telanjang"
jawabku sok cuek bebek padahal aku
sangat malu ketika adikku berdiri lagi.
"Sudah nggak malu ya.., anu Ren aku
mau minta tolong"
"Tolong apa Tante koq serius banget..
Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri"
Dia malah tertawa."Idih itu sih biasa
kalau lagi liat wanita telanjang" jawab
Tante.
"Begini aku minta Rendi meluluri
badan Tante soalnya tukang lulurnya
nggak datang"
Bagai disambar petir. Aku belum
pernah pegang cewek sejak saat itu.
Pucuk dicinta ulam tiba.
"Mau nggak..?
"Mau Tante."
Segera dia berbaring tengkurap. Aku
melumuri punggung Tante dengan
lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya.
Tiba tiba handukku terlepas. Nongol
deh senjataku, langsung aku tutupi
dengan tanganku
"Sudah biarin aja, yang ada cuma aku
dan kamu apa sih yang kamu
malukan."
Dengan santainya dia menaruh
handukku kelantai.
"Tubuh Tante bagus banget. Walaupun
sudah punya anak tetap payudara
Tante besar lagi kenceng"
Aku berbicara waktu aku tahu
payudaranya tergencet waktu dia
tengkurap. Dan dia hanya tersenyum.
Aku sekarang meluluri bagian
pahanya dan pantatnya.
"Ren berhenti sebentar"
Akupun berhenti lalu dia mencopot
CDnya. Otomatis adikku tambah
gagah. Aku tetap tak berani menatap
bagian bawahnya. Setelah beberapa
waktu dia membalikkan badan ke
arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat
pemandangan itu.
"Ren Adikmu lagi tegang tegangnya
nih kayaknya sudah hampir keluar nih."
Lalu dia menyuruh aku mengolesinya
dibagian payudaranya. Dia suruh aku
supaya agak meremas remasnya. Aku
pun ketagian acara itu disana aku
melihat puting berwarna coklat muda
lagi mengeras. Kadang kadang aku
senggol putingnya atau aku sentil. Dia
memekik dan mendesah seperti ulat
kepanasan.
"Ren terus remas.. Uhuhh remes yang
kuat"
"Tante kok jarang rambutnya
dianunya Tante. Nggak kaya Mbak
Ana" aku bertanya dan dia hanya
tersenyum ketika tanganku beralih di
daerah vagina.
Ketika aku menyentuh vagina Tante
yang jarang rambutnya. Aku gemetar
ketika tanganku menyentuh gundukan
itu. Belum aku kasih lulur daerah itu
sudah basah dengan sendirinya. Aku
disuruhnya terus mengusap usap
daerah itu, kadang aku tekan bagian
keduanya.
"Ren pijatanmu enak banget.. Terus.."
Setelah aku terus gosok dengan
lembut tiba tiba Tante menegang. Serr
serr, aku mencari sumber bunyi yang
pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu
berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia
terkulai lemas.
"Makasih ya atas acara lulurannya.
Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli
juga ya"
"Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa
andalkan Rendi"
Lalu dia pergi dari kamar mandi itu.
Aku memakai handuk untuk menutupi
bagian tubuhku. Aku mengikutinya
dari belakang. Ternyata dia berjalan
jalan dirumah tanpa sehelai benang
pun. Aku pun segera masuk ke kamar
tidur yang dipersiapkan, tenyata ada
pembantu yang tadi mengambilkan
handuk sedang menata pakaianku ke
www.ceritakita.hexat.com
dalam almari.
"Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat
ibu telanjang" sebelum aku jawab.
Dia memberitahukan kalau Tante itu
suka telanjang dan memamerkan
tubuhnya ke semua orang baik
perempuan maupun laki laki tapi tidak
berani kalau ada suaminya. Pembantu
itu juga memberitahukan kejadian
yang aneh dia sering renang telanjang
dan yang paling aneh kadang kadang
ketika dia menyirami bunga dia
telanjang dada di depan rumah
tepatnya halaman depan, padahal
sering orang lewat depan rumah.
"Sudah ganti sana CD ada didalam
almari itu tapi kayaknya anunya den
Rendi masih amatir" dia menggodaku.
Setelah melewati beberapa hari
akupun sering mandi sama Tante
bahkan hampir tiap hari. Semakin
dipandang tubuhnya makin oke aja.
Itu semua pengalaman saya hidup
dirumah Tante Reni yang aduhai. Tapi
aku kecewa waktu aku meninggalkan
rumah itu. Aku disana belum genap
satu tahun. Karena harus balik lagi ke
rumah karena ayah ibuku bekerja
diluar kota dan aku harus tunggu
bersama kakakku Ana.
E N D


1 | 1 | 9640
BACKHOME
© 2010 CeritaKita.Hexat.Com
Kumpulan Cerita Dewasa




Home
Cerita-XXX
Cerita Stim
Cerita Erotis
Sumber Cerita
Thai Stories


© 2009 - 2014 CeritaKita-X
Cerita mesum dan Artikel seks