watch sexy videos at nza-vids!

Situs Cerita Sex Dewasa




Sang Penjaga Warnet

Malam semakin larut, dingin, karena
langit terus mencurahkan air
matanya sejak sore tadi, ditambah
lagi ruangan itu ac menyala sedari
pagi. Novi melirik jam di ujung kanan
tampilan monitornya, sudah jam 3
dinihari.Novi mulai merasakan kantuk
menyerangnya, matanya mulai berat,
tapi mengingat kewajibannya, dia
tetap berusaha untuk menahan rasa
kantuk itu. Sudah beberapa hari ini
dia bekerja di sebuah warnet milik
sepupunya yang buka selama 24
jam. Dan malangnya, Novi harus
menjaga warnet itu saat malam hari.
Awalnya ia enggan, tapi setelah
diyakinkan oleh sepupunya bahwa
warnet itu aman di malam hari,
maka akhirnya Novi terpaksa
menurutinya. Mau gimana lagi, Anto -
sepupunya itu- itu bekerja malam
hari disebuah pabrik di daerah bekasi,
dan baru bisa menggantikannya
menjaga net itu sepulang kerja
sampai tengah hari, sedangkan
Dimas yg biasa shift malam di net itu
sedang pulang ke kampung
halamannya.
Malam itu cuma ada seorang pemuda
yang sedang main di warnet itu,
usianya kira2 sebaya dengan calon
suaminya di kampung. Sejak sore
pemuda itu sudah datang dan
memang sejak awal Novi bekerja di
net tersebut, pemuda itu memang
selalu datang sore hari dan baru
pulang saat azan subuh
berkumandang.
Dia sempat berpikir tentang apa
kerja pemuda tersebut, karena dalam
benaknya, tidak mungkin pemuda itu
bekerja di siang hari karena malam
harinya dia selalu bergadang di net
ini. Tapi dia sadar, inilah kota besar,
pemudanya tidak seperti di
kampungnya yang biasa berada di
masjid saat malam tiba. Dia merasa
beruntung karena calon suaminya
adalah seorang aktifis dakwah, sama
seperti dirinya.
“Mbak, teh botol 1 ya?” Suara itu
mengagetkannya.
“Oh, iya Mas, silahkan.” Jawabnya
“Loh kuncinya mana Mba?”
“Oh, iya, ini Mas” Jawab Novi sambil
menyerahkan kunci yang lupa
diberikannya.
di Net tersebut, Lemari Es tempat
penyimpanan minuman memang
sengaja dikunci karena seringnya
para user yg tidak bertanggung
jawab mengambil minuman tanpa
membayar saat sang operator
sedang lengah.
Pikiran Novi kembali menerawang
kepada sosok calon suaminya. Lelaki
yg sebenarnya sudah lama dia kenal,
tapi baru bisa dia dengar suaranya
saat proses lamaran tepat 1 minggu
sebelum Novi berangkat ke Jakarta
untuk bekerja pada sepupunya
pemilik warnet ini.
Dia sengaja bekerja di jakarta
menjelang pernikahannya, Untuk
menghindari hal2 yang tidak
diinginkan, pikirnya.Ya, dalam
pikirannya,bisa saja mereka
terjerumus di dalam dosa.. Wong
yang mereka yg baru pacaran saja
bisa melakukan hal2 nekad, apalagi
dirinya yg sudah bertunangan.
Walaupun dia yakin dia dan calon
suaminya tak mungkin melakukan
hal2 yg dilarang agama meskipun
mereka sudah resmi bertunangan
dan pelaksanaan akad nikahnya
sendiri tinggal 2 minggu lagi. Intinya,
2 minggu itu masih mungkin terjadi
hal2 yg tidak diinginkan olehnya.
“Tuh kan, bengong lagi, lagi mikirin
apa seh, Mba?? tiba2 pemuda itu
sudah berada di sampingnya lagi, dan
lebih membuatnya kaget lagi.
“Eh, engga Mas, ada apa? Ada yg
bisa saya bantu?” jawabnya tergagap
“Itu mba, tolong Share-in file yg ada
di foldernya Dimas dong. Penting nih.”
“Oh iya, sebentar ya” Novi pun
meraih Mouse dan mencari folder yg
dimaksud, tapi entah karena apa,
pemuda tersebut tiba2 berkata “eh,
maaf Mba, biar saya aja deh yg cari,
gak enak sama mba, mba kesana
aja dulu sebentar.”
Novi jd bingung, dia pun melangkah
sedikit menjauh, dalam hatinya,
mungkin itu file rahasia yg tidak
boleh dilihat oleh siapapun, kecuali
oleh Dimas. Setelah beberapa saat,
pemuda itu berdiri dan kembali
mempersilahkan Novi duduk di
bangku operator tersebut.
“Udah Mba, Makasih ya.”ucapnya
sambil berlalu meninggalkan NOvi.
Novi kembali menatap jam di pojok
kanan bawah monitor, hampir 1/2 4.
berarti, 1 jam lagi sepupunya pulang,
dan dia bisa istirahat setelah sholat
subuh di rumah pamannya yg kira2
berjarak 100 meter dari net itu.
tiba2 dia teringat sesuatu, tadi sore,
sebelum berangkat Anto sempat
memintanya untuk memindahkan
file2nya ke folder baru. Setelah
membuat folder baru,dia mulai
mencari file2 milik Anto yg ternyata
bertebaran dimana-mana,tak terasa,
saat azan subuh pekerjaan itu baru
selesai, benar2 si Anto itu, brantakan
sekali sih orangnya.. PIkirnya dalam
hati.
Tak lama, Anto masuk ke net, dia
masih keliatan segar meskipun baru
pulang kerja.
“Gimana Nov? Rame Gak?? ”
Tanyanya
“Cuma ada 1 orang, itu yg biasa main
dari sore sampai pagi.”
“Oh si Toni ya?” Biasa dia mah. Ya
udah km sana istirahat.”
“Iya, aku pulang dulu ya.. Novi pun
mulai beranjak meninggalkan warnet
menuju rumah sodaranya tersebut,
keluarga saudaranya tersebut pasti
belum pada bangun, yah mau
gimana lg, dia hanya menumpang di
rumah tersebut, mau bicara apa pun
terasa tidak enak, untung saja dia
diberi pegangan kunci cadangan, jd
dia tak perlu membangunkan orang2
yg masih terlelap dalam tidurnya
tersebut.

www.ceritakita.hexat.com
Esoknya….
HUjan kembali turun sejak sore, dan
kini ditambah dengan suara petir yg
sesekali menggelagar di atas sana.
Lagi-lagi, sama seperti kemarin, cuma
ada si pemuda yg bernama Toni di
net itu.
Waktu menunjukkan pukul 1 dinihari
ketika tiba2 saja listrik padam.
“Yah Mba, gimana neh??” Kata Toni
setengah berteriak. Novi tidak
menjawab apa2, dia sibuk mencari
lilin untuk menerangi ruangan itu.
“Payah deh, lagi seru2nya pake mati
lampu segala lagi,” kata Toni yg
sudah berdiri tak jauh dari Novi.
“Ada lilin, MBa??
“Ada ini baru ketemu, ini saya lg cari
koreknya”
“OH, ini aja, saya ada korek kok.”
sigap tangan Toni menyalakan korek
dan mengarahkan apinya ke sumbu
lilin yg disodorkan NOvi. Lalu lilin itu
ditempatkan tak jauh dari meja
server. Lumayan menerangi ruangan
tersebut.
Toni meraih bangku yg ada
disamping, lalu duduk disamping
Novi.
Novi sempat merasa tidak nyaman
dengan kondisi tersebut, sebagai
seorang akhwat - wanita yg aktif
dalam kajian dan kegiatan dakwah -
suasana seperti itu jelas sangat tidak
berkenan dalam hatinya. Berdua2an
dengan seorang pria yg tidak
dikenalnya, dalam keadaan gelap
dengan penerangan bermodalkan
secercah cahaya lilin, wew, jelas
sangat tidak nyaman baginya.
Tak sekalipun ia pernah mengalami
saat2 seperti itu, tapi mau bagaimana
lagi, keadaan memaksa, tak enak
rasanya mengusir langganan yang
setiap malam selalu datang ke
warnet itu seperti Toni.
Mereka diam, tak ada hal yang bisa
dibahas sebagai bahan pembicaraan.
setengah jam berlalu dalam
keheningan, dan listrik belum juga
menyala. Kehiningan berlalu saat Toni
meminta kunci kulkas.
“Haus nih mba, aku ambil minum ya.”
untung saja Novi sudah hapal tempat
kunci itu biasa diletakkan, tak lama,
kunci itu sudah berada di tangan Toni.
Toni bergegas mengambil minuman
dan membuka tutup botolnya.
NOvi terperangah ketika Toni
memberikannya sebotol teh bot**l
kepadanya.
“Biar gak ngantuk,”Kata Toni singkat
“Oh, iya makasih mas, ntar biar saya
bayar sendiri ya”
“Ah, jangan, biar saya aja. kan aku
yg ambilin”
“Yah, terserahlah,” Akhirnya NOvi
mengalah karena merasa tak enak
hati.
dia tak langsung meminumnya
karena TOni lebih dulu bertanya
padanya.
“Katanya sebentar lagi mau nikah ya
Mba?
“Iya Mas, kok tau? Dari Anto ya?
“Iya, tadi sore dia cerita. Tapi kok 2
minggu lagi nikah, mba malah ke
jakarta n kerja disini?
“Ribet Mas ngejelasinnya. Intinya sih,
saya mau nahan diri, itu aja.”
“Nahan diri? Nahan diri dari apaan?
Tanya Toni
“Dari nafsu, saya ngga mau
melakukan hal2 yg mengundang
saya pada maksiat bersama
tunangan saya.” Jawab Novi
“OH gitu toh, ic ic” Tony manggut2
seolah mengerti, padahal dia kurang
paham apa yg dimaksud oleh NOvi.
“Di minum mba minumannya” kata
Tony mempersilahkan Novi untuk
meminum minuman yg telah
dibelikannya.
merasa tak enak, Novi pun meminum
teh pemberian Toni tersebut. Toni
sendiri menatap sambil
menyunggingkan senyum.
Tak lama setelah meminum minuman
tersebut, kantuk yg sangat hebat tiba
menyerang novi, kepalanya juga
terasa sangat berat. Sempat di
lihatnya jam yang baru menunjukkan
pukul 2, setelah ia merasakan
matanya tak sanggup lagi menahan
rasa kantuk yg mendadak tiba
tersebut.
NOvi terbangun saat dia merasakan
ada sesuatu yg meraba payudaranya.
dia seperti tersengat oleh listrik
ribuan kilowatt saat dia melihat
jubah yg ia kenakan telah terbuka
kancing di bagian depannya, dan dia
lebih terkaget2 lagi saat menyadari
Toni sedang meraba payudaranya.
Bra yg dikenakannya sdh tidak
menutupi 2 bukit indah yg menjulang
tersebut.
“Ngapain kamu, tolong hentikan, jgn
macam2 kamu.” katanya sambil
berusaha menepis tangan Toni yg
sedang menggerayangi payudaranya.
Tapi tangannya terasa sangat lemah,
ia seperti tidak punya tenaga untuk
mengangkat tangannya sekalipun.
Toni hanya diam, dia tak menjawab
apa2. cuma Tangannya yg terus
bergerak, meremas, dan sesekali
menyentuh dengan lembut puting
payudara Novi dengan jarinya.
Tak cuma itu, Toni pun mulai
menciumi bukit indah itu, lidahnya
mengulum dan menggigit kecil puting
susu Novi yang masih berwarna pink
tersebut. Toni tahu betul, puting susu
seperti yang ada dihadapannya pasti
belum pernah terjamah oleh lidah,
bahkan oleh tangan lelaki lain.
Toni tak menghiraukan gadis yang
terus berusaha meronta dengan
tenaga nya yg lemah itu. Bahkan,
tangannya pun mulai bergerak
kebawah, menyelusup masuk ke
dalam celana dalam Novi setelah ia
membuka kancing rok yg dikenakan
Novi.

Novi sedikit histeris ketika vaginanya
disentuh oleh jemari toni, tapi
suaranya jelas tak kan terdengar
oleh siapa2, selain di luar sedang
hujan, tak ada bangunan yg ada di
dekat warnet itu, satu2nya bangunan
terdekat adalah rumah Anto, tempat
Novi menumpang, itu pun jaraknya
lumayan jauh.
Toni mengusap gundukan bukit yg
sedikit berbulu itu, disentuh nya
dengan lembut bibir vagina tersebut
sampai akhirnya Toni tak sabar dan
segera melepaskan rok dan celana
dalam yang membungkus bagian
bawah tubuh Novi.
Novi terus berusaha berontak dengan
tenaga lemahnya, rupanya, minuman
yg diminumnya dicampur oleh obat
bius oleh Toni, entah kapan Toni
memasukkan obat bius tersebut.
Usaha berontak Novi jelas tidak
berarti apa2 bagi Toni, yang ada Toni
malah semakin liar menciumi
payudaranya.. jarinya pun mulai
berusaha untuk memasuki liang
vagina Novi.
Novi menggigit bibirnya ketika dia
merasakan jari tengah Toni perlahan
mulai masuk ke dalam vaginanya..
Perih.. dan dia pun merasakan ada
sesuatu yang mengalir dari dalam
vaginanya..
“Oh, kamu masih perawan ya Nov??”
tanya Toni setelah ia melihat apa yg
membasahi jarinya..
bukannya Iba dan menghentikan
perbuatannya Toni kembali
memasukkan jarinya. dan mulai
menggerakkannya keluar masuk
secara perlahan-lahan, dia
melakukannya dengan lembut sambil
bibir dan lidah nya tak berhenti
bermain di payudara gadis tersebut.
“argh …. tolong hentikan Ton.” kata
Novi terbata-bata.
Nafasnya mulai memburu, tak dapat
diingkari, meski perih, meski
kehormatannya sedang direnggut
oleh Toni, ada perasaan aneh yg
menyelusup ke dalam sanubarinya.
Perasaan itu semakin menjadi2 saat
jemari Toni semakin bergerak cepat
di dalam vaginanya yg terasa
semakin licin oleh Toni.
entah karena sebab apa, Novi mulai
menghentikan usahanya untuk
berontak, sebaliknya,dia malah
menekan kepala Toni dengan sisa
tenaganya… tentu saja hal tersebut
semakin membuat Toni terbenam
dalam bukit payudaranya, ciuman
dan kuluman Toni pun semakin
menggila, Toni terus menjilati puting
yang indah tersebut.
“Arghhhhh….. Ton….ARghhhh”
“Tolong hentikan Toooonnn…”
“Memek km rapat bgt Nov, aku suka,
aku juga suka sama puting susu
km..” Jawab Toni sambil tangannya
terus mengocok vagina Novi.
Tubuh Novi seakan mengejang,
dirasakannya gerakan Toni
menimbulkan perasaan yang sangat
berbeda olehnya..
Rasa sakit yg tadi menderanya
seakan telah hilang, digantikan oleh
suatu rasa yg belum pernah ia
rasakan sama sekali sebelumnya.
“Argh argh ……” Nafas Novi semakin
memburu, dia sudah tak dapat lagi
berkata apa2…
“ssssssshhhh …. arghhhh.” Novi mulai
mendesis, gairah mulai merasuki
perasaannya.
Toni sendiri menjadi semakin
menjadi, di ambilnya tangan Novi
dan dituntunnya tangan lembut
tersebut ke arah penisnya. Karena
mulai dikuasai oleh gairah yg
memuncak, tak sadar Novi menuruti
pemuda itu, dielusnya penis Toni yg
masih terbungkus celana jins. Tak
sadar pula ia mulai membuka
resleting celana tersebut dan
menyelusupkan jemarinya ke dalam
celana dalam Toni.
Tubuh nya terus terasa kejang akibat
gerakan jari Toni di dalam vaginanya,
gerakan Jemari toni pun semakin
cepat, tak sabar, ia menuntun tangan
gadis itu untuk menyentuh penisnya.
“Pegang seperti ini Nov,” Katanya
sambil membimbing tangan gadis itu
untuk menggenggam penisnya..
“Ya Seperti itu. Arghhh…” Toni berkata
sambil merasakan nikmat ketika Novi
mulai menggenggam penisnya.
Novi benar2 telah bergerak
berdasarkan instingnya, perlahan dia
mulai menggerakkan genggamannya,
dia gerakkan penis Toni, diputarnya
dengan bergairah.
“Arghhh Ton,,, Ton..” Novi meracau
dengan desahan nafasnya yg
semakin tak beraturan..
dia benar2 merasakan kenikmatan
dari gerakan jari Toni yg keluar
masuk vaginanya yg semakin basah.
sesekali Toni menciumi payudara
gadis itu.
Mereka terus bercumbu di tengah
temaram lilin, suara rintik hujan
semakin membuat Toni bergairah
mencumbui gadis berjilbab yang
akan menikah itu.

Setelah beberapa saat, Toni
melepaskan jarinya, dia juga
melepaskan genggaman tangan Novi
dari penisnya. Novi menatap penis
Toni yg berjongkok di depannya..
Baru sekali ini ia melihat penis lelaki
dewasa langsung di hadapannya.
Toni yg melihat gadis itu menatap
penisnya, mulai meraih kembali
tangan gadis itu. Novi kembali meraih
penis Toni yg sudah mulai mengeras.
“Coba dicium Nov, pasti km suka”
katanya pelan, stengah berbisik.
Novi menatap penis itu. Ragu karena
dia memang belum pernah
melakukannya. Di dorong oleh
gairahnya, dia mulai mencium penis
itu, dikecupnya penis Toni. Toni tak
diam, dielus nya kepala Novi yg
masih terbungkus jilbab besarnya.
Mullutnya mulai mendesis ketika Novi
mulai mengulum penisnya yg terasa
semakin mengeras.
akhirnya, ia tak bisa menahan
gairahnya… Toni akhirnya
merebahkan tubuh Novi di lantai, lalu
ia merebahkan tubuhnya ke arah yg
berlawanan, ia membentuk posisi 69
yg biasa di lihat di video porno yg
sering dilihatnya.
Novi kembali menjamah penis yg
sekarang ada di depan bibirnya
tersebut, Toni pun mulai
memasukkan kembali jemarinya ke
dalam vagina Novi. Dia jg menciumi
vagina tersebut, memainkan lidahnya
di klitoris gadis itu sambil jarinya tak
berhenti bergerak keluar masuk
vagina yg semakin basah itu.
“arrrrghhh… nikmat bgt Nov, arghhh

Toni semakin bersemangat menjilati
memek Novi, jarinya semakin cepat
bergerak.
“Arghh Ton… ” Novi terus mendesis di
sela kulumannya pada penis Toni.
Mereka terus saling menghisap dan
mempermainkan kelamin
pasangannya beberapa saat.
Tak sanggup menahan perasaan yg
semakin membuncah, Toni kembali
merubah posisinya.
kini dia berjongkok di depan paha
Novi yg masih berbaring. perlahan dia
mengarahkan penisnya ke arah
vagina Novi.
“Mauu aphaa km Tonn?” Tanya Novi
terbata
Toni tak menjawab, dia membuka
paha gadis tersebut, dan mulai
mendekatkan penisnya…
Novi tak bisa mengelak,dia justru
membuka pahanya lebih lebar… dan
dia sedikit histeris ketika penis toni
yg membesar itu mulai perlahan-
lahan memasuki liang vaginanya.
“argghhhh …. pelan2 Ton, perih.”
“Iya Nov, tahan ya…” jawab Toni
penuh perhatian..
dia terus berusaha memasukkan
penis nya ke dalam vagina Novi.
arghhh … ssssshhhhh … memekk
kamu rapat bgt Nov… aku suka …
pelan tapi pasti akhirnya penis toni
berhasil masuk ke dalam vagina
Novi.
“arghhh… Ton …” Novi mendesis
menahan rasa nikmat yg tiada
taranya itu. Tubuhnya bagai terbang
ke awang2.
perlahan toni menggerakkan
pinggulnya, menggerakkan penisnya
maju mundur di dalam vagina yg
semakin terasa becek itu.. semakin
lama gerakannya semakin cepat..
membuat Novi semakin merasa
terbang..
Novi pun akhirnya tak bisa diam,
gairah menuntutnya untuk
menggerakkan pinggulnya.
Mengimbangi gerakan Toni yg terus
menghajar vagina
Mereka saling mendesis merasakan
kenikmatan,,,
“arghhh… enak Nov, nikmat bgt”
“Ton …. aku gak tahan” ceracau Novi
sambil menggerakkan pinggulnya
semakin cepat. dia benar2 telah
kehilangan akalnya, dia hanya
merasakan kenikmatan yg tiada tara
saat itu…
Novi terus bergerak, tanganya mulai
menekan pantat Toni, ia ingin penis
pemuda itu masuk semakin ke dalam
liang vaginanya.
“argghhh Tonnnnnn…. trusssss”
sampai akhirnya, Novi benar2
merasakan tubuhnya kejang, dia
merasa ada yg meledak dalam
tubuhnya. dia berusaha menahan
gerak tubuh Toni,, tapi pemuda itu
tidak berhennti dan malah semakin
mempercepat gerakannya…
“Tonnnn…. argghhhhhh aku …….
“iya Novv…. argggghhh sabar, aku
sudah mau,,,,,
“arghhhh…..”
akhirnya Toni merasakan ledakan itu,
dia hempaskan tubuhnya ke atas
tubuh gadis dibawahnya.
Novi memeluk pemuda itu erat.
membiarkan penis yg masih
berdenyut itu tetap berada dalam
liang vaginanya…




Home
Cerita-XXX
Cerita Stim
Cerita Erotis
Sumber Cerita
Thai Stories


© 2009 - 2014 CeritaKita-X
Cerita mesum dan Artikel seks