watch sexy videos at nza-vids!

Situs Cerita Sex Dewasa




Tetangga Jablay

Setelah 10thn menjalani rmh tangga
dan telah dikaruniai 2 ank, tentunya
kadang timbul kejenuhan dalam rmh
tangga, untunglah karna kehidupan
kami yang terbuka, kami dapat
mengatasi rasa jenuh itu, termasuk
dalam urusan seks tentunya.
awal dari segalanya adalah cerita
dari istriku saat akan tidur, yang
mengatakan bahwa evi tetangga
depan rumah aq ternyata
mempunyai suami yang impoten, aq
agak terkejut tidak menyangka sama
sekali, karna dilihat dari postur
suaminya yang tinggi tegap rasanya
tdk mungkin, memang yg aku tau
mereka telah berumah tangga sekitar
5 tahun tapi blm dikaruniai seorang
anakpun,
“bener pah, td evi cerita sendiri sm
mama” kata istriku seolah menjawab
keraguanku,
“wah, kasian banget ya mah, jadi dia
gak bisa mencapai kepuasan dong
mah?” pancingku
“iya” sahut istriku singkat
pikiran aku kembali menerawang ke
sosok yg diceritakan istriku, tetangga
depan rumahku yang menurutku
sangat cantik dan seksi, aku suka
melihatnya kala pagi dia sedang
berolahraga di depan rumahku yang
tentunya di dpn rumahku jg,
kebetulan tempat tinggal aku berada
di cluster yang cukup elite, sehingga
tidak ada pagar disetiap rumah, dan
jalanan bisa dijadikan tempat
olahraga, aku perkirakan tingginya
170an dan berat mungkin 60an, tinggi
dan berisi, kadang saat dia olahraga
pagi aku sering mencuri pandang
pahanya yang putih dan mulus
karena hanya mengenakan celana
pendek, pinggulnya yg besar sungguh
kontras dengan pinggangnya yang
ramping, dan yang sering bikin aku
pusing adalah dia selalu mengenakan
kaos tanpa lengan, sehingga saat dia
mengangkat tangan aku dapat
melihat tonjolan buah dadanya yg
keliatannya begitu padat bergotang
mengikuti gerakan tubuhnya.
Satu hal lagi yang membuat aku
betah memandangnya adalah bulu
ketiaknya yang lebat, ya lebat sekali,
aku sendiri tidak mengerti kenapa dia
tidak mencukur bulu ketiaknya, tapi
jujur aja aku justru paling bernafsu
saat melihat bulu ketiaknya yang
hitam, kontras dengan tonjoilan buah
dadanya yg sangat putih mulus. tapi
ya aku hanya bisa memandang saja
karna bagaimanapun juga dia adalah
tetanggaku dan suaminya adalah
teman aku. namun cerita istriku yang
mengatakan suaminya impoten jelas
membuat aku menghayal gak
karuan, dan entah ide dari mana, aku
langsung bicara ke istriku yang
keliatannya sudah mulai pulas.
“mah” panggilku pelan
“hem” istriku hanya menggunam saja
“gimana kalau kita kerjain evi”
“hah?” istriku terkejut dan membuka
matanya
“maksud papa?”
Aku agak ragu juga
menyampaikannya, tapi karna udah
terlanjur juga akhirnya aku
ungkapkan juga ke istriku,
“ya, kita kerjain evi, sampai dia gak
tahan menahan nafsunya”
“buat apa? dan gimana caranya?”
uber istriku
lalu aku uraikan cara2 memancing
birahi evi, bisa dengan seolah2 gak
sengaja melihat, nbaik melihat
senjata aku atau saat kamu ml,
istriku agak terkejut juga
apalagi setelah aku uraikan tujuan
akhirnya aku menikmati tubuh evi,
dia marah dan tersinggung
“papa sudah gila ya, mentang2
mama sudah gak menarik lagi!”
ambek istriku
tapi untunglah setelah aku beri
penjelasan bahwa aku hanya
sekedar fun aja dan aku hanya
mengungkapkan saja tanpa
bermaksud memaksa mengiyakan
rencanaku, istriku mulai melunak dan
akhirnya kata2 yang aku tunggu dari
mulutnya terucap.
“oke deh pah, kayanya sih seru juga,
tapi inget jangan sampai kecantol,
dan jangan ngurangin jatah mama”
ancam istriku.
aku seneng banget dengernya, aku
langsung cium kening istriku. “so
pasti dong mah, lagian selama ini kan
mama sendiri yang gak mau tiap
hari” sahutku.
“kan lumayan buat ngisi hari kosong
saat mama gak mau main” kataku
bercanda
istriku hanya terdiam cemberut
manja.. mungkin juga membenarkan
libidoku yang terlalu tinggi dan
libidonya yang cenderung rendah.
keesokan paginya, kebetulan hari
Sabtu , hari libur kerja, setelah
kompromi dgn istriku, kami
menjalankan rencana satu, pukul
5.30 pagi istriku keluar berolahraga
dan tentunya bertemu dengan evi,
aku mengintip mereka dari jendela
atas rumah aku dengan deg2an,
setelah aku melihat mereka ngobrol
serius, aku mulai menjalankan
aksiku, aku yakin istriku sedang
membicarakan bahwa aku bernafsu
tinggi dan kadang tidak sanggup
melayani, dan sesuai skenario aku
harus berjalan di jendela sehingga
mereka melihat aku dalam keadaan
telanjang dengan senjata tegang,
dan tidak sulit buatku karena sedari
tadi melihat evi berolahraga saja
senjataku sudah menegang kaku,
aku buka celana pendekku hingga
telanjang, senjataku berdiri
menunjuk langit2, lalu aku berjalan
melewati jendela sambil
menyampirkan handuk di pundakku
seolah2 mau mandi, aku yakin
mereka melihat dengan jelas karena
suasana pagi yang blm begitu terang
kontras dengan keadaan kamarku
yang terang benderang. tapi untuk
memastikannya aku balik kembali
berpura2 ada yang tertinggal dan
lewat sekali lagi,
sesampai dikamar mandiku, aku
segera menyiram kepalaku yang
panas akibat birahiku yang naik,
hemm segarnya, ternyata siraman air
dingin dapat menetralkan otakku yg
panas.
Setelah mandi aku duduk diteras
berteman secangkir kopi dan koran,
aku melihat mereka berdua masih
mengobrol. Aku mengangguk ke evi
yg kebetulan melihat aku sbg
pertanda menyapa, aku melihat roma
merah diwajahnya, entah apa yg
dibicarakan istriku saat itu.
Masih dengan peluh bercucuran
istriku yg masih keliatan seksi jg
memberikan jari jempolnya ke aku
yang sedang asik baca koran, pasti
pertanda bagus pikirku, aku segera
menyusul istriku dan
menanyakannya
“gimana mah?” kejarku
istriku cuma mesem aja,
” kok jadi papa yg nafsu sih”
candanya
aku setengah malu juga, akhirnya
istriku cerita juga, katanya wajah evi
keliatan horny saat dengar bahwa
nafsu aku berlebihan, apalagi pas
melihat aku lewat dengan senjata
tegang di jendela, roman mukanya
berubah.
“sepertinya evi sangat bernafsu pah”
kata istriku.
“malah dia bilang mama beruntung
punya suami kaya papa, tidak seperti
dia yang cuma dipuaskan oleh jari2
suaminya aja”
“oh” aku cuma mengangguk setelah
tahu begitu,
“trus, selanjutnya gimana mah? ”
pancing aku
“yah terserah papa aja, kan papa yg
punya rencana”
aku terdiam dengan seribu khayalan
indah,
“ok deh, kita mikir dulu ya mah”
aku kembali melanjutkan membaca
koran yg sempat tertunda, baru saja
duduk aku melihat suami evi
berangkat kerja dengan mobilnya
dan sempat menyapaku
“pak, lagi santai nih, yuk berangkat
pak” sapanya akrab
aku menjawab sapaannya dengan
tersenyum dan lambaian tangan.
“pucuk dicinta ulam tiba” pikirku, ini
adalah kesempatan besar, evi di
rumah sendiri, tapi gimana caranya?
aku memutar otak, konsentrasiku
tidak pada koran tapi mencari cara
untuk memancing gairah evi dan
menyetubuhinya, tapi gimana?
gimana? gimana?
sedang asiknya mikir, tau2 orang
yang aku khayalin ada di dpn
mataku,
“wah, lagi nyantai nih pak, mbak
yeni ada pak?” sapanya sambil
menyebut nama istriku
“eh mbak evi, ada di dalam mbak,
masuk aja” jawabku setengah gugup
evi melangkah memasuki rumahku,
aku cuma memperhatikan pantatnya
yang bahenol bergoyang seolah
memanggilku untuk meremasnya.
aku kembali hanyut dengan
pikiranku, tapi keberadaan evi di
rumahku jelas membuat aku segera
beranjak dari teras dan masuk ke
rumah juga, aku ingin melihat
mereka, ternyata mereka sedang
asik ngobrol di ruang tamu, obrolan
mereka mendadak terhenti setelah
aku masuk,
“hayo, pagi2 sudah ngegosip! pasti
lagi ngobrolin yg seru2 nih” candaku
mereka berdua hanya tersenyum.
aku segera masuk ke kamar dan
merebahkan tubuhku, aku menatap
langit2 kamar, dan akhirnya mataku
tertuju pada jendela kamar yang
hordengnya terbuka, tentunya
mereka bisa melihat aku pikirku,
karena di kamar posisinya lebih
terang dari diruang tamu, tentunya
mereka bisa melihat aku, meskipun
aku tidak bisa melihat mereka
mengobrol?
reflek aku bangkit dari tempat tidur
dan menggeser sofa kesudut yg aku
perkirakan mereka dapat melihat,
lalu aku lepas celana pendekku dan
mulai mengocok senjataku, ehmm
sungguh nikmat, aku bayangkan evi
sedang melihatku ngocok dan sedang
horny, senjataku langsung kaku.
tapi tiba2 saja pintu kamarku
terbuka, istriku masuk dan langsung
menutup kembali pintu kamar.
“pa, apa2an sih pagi2 udah ngocok,
dari ruang tamu kan kelihatan”
semprot istriku
“hah?, masa iya? tanyaku pura2
bego.
“evi sampai malu dan pulang tuh”
cerocosnya lagi, aku hanya terdiam,
mendengar evi pulang mendadak
gairahku jadi drop, aku kenakan
kembali celanaku.
sampai siang aku sama sekali belum
menemukan cara untuk
memancingnya, sampai istriku pergi
mau arisan aku cuma rebahan di
kamar memikirkan cara untuk
menikmati tubuh evi,
” pasti lagi mikirin evi nih, bengong
terus, awas ya bertindak sendiri
tanpa mama” ancam istriku “mama
mau arisan dulu sebentar”
aku cuma mengangguk aja,
5 menit setelah istriku pergi, aku
terbangun karna di dpn rumah
terdengar suara gaduh, aku keluar
dan melihat anakku yg laki bersama
teman2nya ada di teras rumah evi
dengan wajah ketakutan, aku segera
menghampirinya, dan ternyata bola
yang dimainkan anakku dan
teman2nya mengenai lampu taman
rumah evi hingga pecah, aku segera
minta maaf ke evi dan berjanji akan
menggantinya,
anakku dan teman2nya kusuruh
bermain di lapangan yg agak jauh
dari rumah,
“mbak evi, aku pamit dulu ya, mau
beli lampu buat gantiin” pamitku
“eh gak usah pak, biar aja, namanya
juga anak2, lagian aku ada lampu
bekasnya yg dari developer di
gudang, kalau gak keberatan nanti
tolong dipasang yang bekasnya aja”
aku lihat memang lampu yang pecah
sudah bukan standar dr developer,
tapi otakku jd panas melihat cara
bicaranya dengan senyumnya dan
membuat aku horny sendiri.
“kalau gitu mbak tolong ambil
lampunya, nanti aku pasang” kataku
“wah aku gak sampe pak, tolong
diambilin didalam” senyumnya.
kesempatan datang tanpa
direncanakan, aku mengangguk
mengikuti langkahnya, lalu evi
menunjukan gudang diatas kamar
mandinya, ternyata dia
memanfaatkan ruang kosong diatas
kamar mandinya untuk gudang.
“wah tinggi mbak, aku gak sampe,
mbak ada tangga?” tanyaku
“gak ada pak, kalau pake bangku
sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku
evi berjalan ke dapur mengambil
bangku, lambaian pinggulnya yang
bulat seolah memanggilku untuk
segera menikmatinya, meskipun
tertutup rapat, namun aku bisa
membayangkan kenikmatan di
dalam dasternya.
lamunanku terputus setelah evi
menaruh bangku tepat didepanku,
aku segera naik, tapi ternyata
tanganku masih tak sampai meraih
handle pintu gudang,
“gak sampe mba” kataku
aku lihat evi agak kebingungan,
“dulu naruhnya gimana mbak? ”
tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh,
mereka punya tangga”
“kalau gitu aku pinjem tangga dulu
ya mba sama tetangga”
aku segera keluar mencari pinjaman
tangga, tapi aku sudah
merencanakan hal gila, setelah dapat
pinjaman tangga aluminium, aku ke
rumah dulu, aku lepaskan celana
dalamku, hingga aku hanya
mengenakan celana pendek
berbahan kaos, aku kembali ke
rumah evi dgn membawa tangga,
akhirnya aku berhasil mengambil
lampunya. dan langsung
memasangnya, tapi ternyata
dudukan lampunya berbeda, lampu
yang lama lebih besar, aku kembali
ke dalam rumah dan mencari
dudukan lampu yg lamanya, tp sudah
aku acak2 semua tetapi tidak
ketemu jg, aku turun dan memanggil
evi, namun aku sama sekali tak
melihatnya atau sahutannya saat
kupanggil, “pasti ada dikamar: pikirku
“wah bisa gagal rencanaku
memancingnya jika evi dikamar
terus”
aku segera menuju kamarnya,
namun sebelum mengetuknya niat
isengku timbul, aku coba mengintip
dari lubang kunci dan ternyata….
aku dapat pemandangan bagus, aku
lihat evi sedang telanjang bulat di
atas tempat tidurnya, jari2nya
meremas buah dadanya sendiri,
sedangkan tangan yang satunya
menggesek2 klitorisnya, aku gemetar
menahan nafsu, senjataku langsung
membesar dan mengeras, andai saja
tangan aku yang meremas buah
dadanya… sedang asik2nya
mengkhayal tiba2 evi berabjak dari
tempat tidurnya dan mengenakan
pakaian kembali, mungkin dia inget
ada tamu, aku segera lari dan pura2
mencari kegudang, senjataku yang
masih tegang aku biarkan menonjol
jelas di celana pendekku yang tanpa
cd.
“loh, nyari apalgi pak?” aku lihat
muka evi memerah, ia pasti melihat
tonjolan besar di celanaku
“ini mbak, dudukannya lain dengan
lampu yang pecah” aku turun dari
tangga dan menunjukan kepadanya,
aku pura2 tidak tahu keadaan
celanaku, evi tampak sedikit resah
saat bicara.

http://ceritakita.hexat.com
“gak sampe mba” kataku
aku lihat evi agak kebingungan,
“dulu naruhnya gimana mbak? ”
tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh,
mereka punya tangga”
“kalau gitu aku pinjem tangga dulu
ya mba sama tetangga”
aku segera keluar mencari pinjaman
tangga, tapi aku sudah
merencanakan hal gila, setelah dapat
pinjaman tangga aluminium, aku ke
rumah dulu, aku lepaskan celana
dalamku, hingga aku hanya
mengenakan celana pendek
berbahan kaos, aku kembali ke
rumah evi dgn membawa tangga,
akhirnya aku berhasil mengambil
lampunya. dan langsung
memasangnya, tapi ternyata
dudukan lampunya berbeda, lampu
yang lama lebih besar, aku kembali
ke dalam rumah dan mencari
dudukan lampu yg lamanya, tp sudah
aku acak2 semua tetapi tidak
ketemu jg, aku turun dan memanggil
evi, namun aku sama sekali tak
melihatnya atau sahutannya saat
kupanggil, “pasti ada dikamar: pikirku
“wah bisa gagal rencanaku
memancingnya jika evi dikamar
terus”
aku segera menuju kamarnya,
namun sebelum mengetuknya niat
isengku timbul, aku coba mengintip
dari lubang kunci dan ternyata….
aku dapat pemandangan bagus, aku
lihat evi sedang telanjang bulat di
atas tempat tidurnya, jari2nya
meremas buah dadanya sendiri,
sedangkan tangan yang satunya
menggesek2 klitorisnya, aku gemetar
menahan nafsu, senjataku langsung
membesar dan mengeras, andai saja
tangan aku yang meremas buah
dadanya… sedang asik2nya
mengkhayal tiba2 evi berabjak dari
tempat tidurnya dan mengenakan
pakaian kembali, mungkin dia inget
ada tamu, aku segera lari dan pura2
mencari kegudang, senjataku yang
masih tegang aku biarkan menonjol
jelas di celana pendekku yang tanpa
cd.
“loh, nyari apalgi pak?” aku lihat
muka evi memerah, ia pasti melihat
tonjolan besar di celanaku
“ini mbak, dudukannya lain dengan
lampu yang pecah” aku turun dari
tangga dan menunjukan kepadanya,
aku pura2 tidak tahu keadaan
celanaku, evi tampak sedikit resah
saat bicara.
“jadi gimana ya pak? mesti beli baru
dong” suara evi terdengar serak,
mungkin ia menahan nafsu melihat
senjataku dibalik celana pendekku,
apalagi dia tadi sedang masturbasi.
aku pura2 berfikir, padahal dalam
hati aku bersorak karena sudah 60%
evi aku kuasai, tapi bener sih aku lagi
mikir, tapi mikir gimana cara supaya
masuk dalam kamarnya dan
menikmati tubuhnya yang begitu
sempurna??
“kayanya dulu ada pak. coba aku
yang cari” suara evi mengagetkan
lamunanku, lalu ia menaiki tangga,
dan sepertinya evi sengaja
memancingku, aku dibawah jelas
melihat paha gempalnya yang putih
mulus tak bercela, dan ternyata evi
sama sekali tidak mengenakan
celana dalam, tapi sepertinya evi
cuek aja, semakin lama diatas aku
semakin tak tahan, senjataku sudah
basah oleh pelumas pertanda siap
melaksanakan tugasnya,
setelah beberapa menit mencari dan
tidak ada juga, evi turun dari tangga,
tapi naas buat dia ( Atau malah
sengaja : ia tergelincir dari anak
tangga pertama, tidak tinggi tapi
lumayan membuatbya hilang
keseimbangan, aku reflek
menangkap tubuhnya dan
memeluknya dari belakang, hemmm
sungguh nikmat sekali, meskipun
masih terhalang celana dalam ku dan
dasternya tapi senjataku dapat
merasakan kenyalnya pantat evi, dan
aku yakin evi pun merasakan
denyutan hangat dipantatnya,
“makasih pak” evi tersipu malu dan
akupun berkata maaf berbarengan
dgn ucapan makasihnya
“gak papa kok, tapi kok tadi seperti
ada yg ngeganjel dipantatku ya”?”
sepertinya evi mulai berani, akupun
membalasnya dgn gurauan,
“oh itu pertanda senjata siap
melaksanakan tugas”
“tugas apa nih?” evi semakin
terpancing
aku pun sudah lupa janji dgn istriku
yang ga boleh bertindak tanpa
sepengetahuannya, aku sudah
dikuasai nafsu
“tugas ini mbak!” kataku langsung
merangkulnya dalam pelukanku
aku langsung melumat bibirnya
dengan nafsu ternyata evipun
dengan buas melumat bibirku juga,
mungkin iapun menunggu
keberanianku, ciuman kami panas
membara, lidah kami saling melilit
seperti ular, tangan evi langsung
meremas senjataku, mungkin baru ini
dia melihat senjata yang tegang
sehingga evi begitu liar meremasnya,
aku balas meremas buah dadanya
yang negitu kenyal, meskipun dari
luar ali bisa pastiin bahwa evi tidak
mengenakn bra, putingnya langsung
mencuat, aku pilin pelan putingnya,
tanganku yang satu meremas
bongkahan pantatnya yang mulus,
cumbuan kami semakin panas
bergelora
tapi tiba2
“sebentar mas!” evi berlari ke depan
ternyata ia mengunci pintu depan,
aku cuma melongo dipanggil dengan
mas yang menunjukan keakraban
“sini mas!” ia memanggilku masuk
kekamarnya
aku segera berlari kecil menuju
kamarnya, evi langsung melepas
dasternya, dia bugil tanpa sehelai
benangpun di depan mataku.
sungguh keindahan yang benar2 luar
biasa, aku terpana sejenak melihat
putih mulusnya badan evi. bulu
kemaluannya yang lebat menghitam
kontras dengan kulitnya yg bersih.
lekuk pinggangnya sungguh indah.
tapi hanya sekejab saja aku terpana,
aku langsung melepas kaos dan
celana pendekku, senjataku yang
dari tadi mengeras menunjuk keatas,
tapi ternyata aku kalah buas dengan
evi. dia langsung berjongkok di
depanku yang masih berdiri dan
melumat senjataku dengan rakusnya,
lidahnya yang lembut terasa hangat
menggelitik penisku, mataku
terpejam menikmati cumbuannya,
sungguh benar2 liar, mungkin karna
evi selama ini tidak pernah melihat
senjata yang kaku dan keras, kadang
ia mengocoknya dengan cepat, aliran
kenikmatan menjalari seluruh
tubuhku, aku segera menariknya
keatas, lalu mencium bibirnya,
nafasnya yang terasa wangi
memompa semangatku untuk terus
melumat bibirnya, aku dorong
tubuhnya yang aduhai ke
ranjangnya, aku mulai mengeluarkan
jurusku, lidahku kini mejalari
lehernya yang jenjang dan putih,
tanganku aktif meremas2 buah
dadanya lembut, putingnya yang
masih kecil dan agak memerah aku
pillin2, kini dari mataku hanya
berjarak sekian cm ke bulu ketiaknya
yang begitu lebat, aku hirup
aromanya yang khas, sungguh
wangi. lidahku mulai menjalar ke
ketiak dan melingkari buah dadanya
yang benar2 kenyal,
dan saat lidahku yang hangat
melumat putingnya evi semakin
mendesah tak karuan, rambutku
habis dijambaknya, kepalaku terus
ditekan ke buah dadanya. aku
semakin semangat, tidak ada
sejengkal tubuh evi yang luput dari
sapuan lidahku, bahkan pinggul
pantat dan pahanya juga, apalagi
saat lidahku sampai di kemaluannya
yang berbulu lebat, setelah bersusah
payah meminggirkan bulunya yang
lebat, lidahku sampai juga ke
klitorisnya, kemaluannya sudah
basah, aku lumat klitnya dengan
lembut, evi semakin hanyut,
tangannya meremas sprey pertanda
menahan nikmat yang aku berikan,
lidahku kini masuk ke dalam lubang
kemaluannya, aku semakin asik
dengan aroma kewanitaan evi yang
begitu wangi dan menambah
birahiku,
tapi sedang asik2nya aku mencumbu
vaginanya, evi tiba2 bangun dan
langsung mendorongku terlentang,
lalu dengan sekali sentakan
pantatnya yang bulat dan mulus
langsung berada diatas perutku,
tangannya langsung menuntun
senjataku, lalu perlahan pantatnya
turun, kepala kemaluanku mulai
menyeruak masuk kedalam
kemaluannya yang basah, namun
meskipun basah aku merasakan
jepitan kemaluannya sangat ketat.
mungkin karna selama ini hanya jari
saja yang masuk kedalam
vaginanya,
centi demi centi senjataku memasuki
vaginanya berbarengan dengan
pantat evi yang turun, sampai
akhirnya aku merasakan seluruh
batang senjataku tertanam dalam
vaginanya, sungguh pengalaman
indah, aku merasakan nikmat yang
luar biasa dengan ketatnya
vaginanya meremas otot2 senjataku,
evi terdiam sejenak menikmati
penuhnya senjataku dalam
kemaluannya, tapi tak lama,
pantatnya yang bahenl dan mulus
nulaik bergoyang, kadang ke depan
ke belakang, kadang keatas ke
bawah, peluh sudah bercucuran di
tubuh kami, tanganku tidak tinggal
diam memberikan rangsangan pada
dua buah dadanya yang besar, dan
goyangan pinggul evi semakin lama
semakin cepat dan tak beraturan,
senjataku seperti diurut dengan
lembut, aku mencoba menahan
ejakulasiku sekuat mungkin, dan tak
lama berselang, aku merasakan
denyutan2 vagina evi di batang
senjataku semakin menguat dan
akhirnya evi berteriak keras melepas
orgasmenya, giginya menancap keras
dibahuku…
evi orgasme, aku merasakan hangat
di batang senjataku, akhirnya
tubuhnya yang sintal terlungkup
diatas tubuhku, senjataku masih
terbenam didalam kemaluannya,
aku biarkan dia sejenak menikmati
sisa2 orgasmenya
setelah beberapa menit aku berbisik
ditelinganya, “mba, langsung lanjut
ya? aku tanggung nih”
evi tersenyum dan bangkit dari atas
tubuhku, ia duduk dipinggir ranjang,
“makasih ya mas, baru kali ini aku
mengalami orgasme yang luar biasa”
ia kembali melumat bibirku.aku yang
masih terlentang menerima cumbuan
evi yang semakin liar, benar2 liar,
seluruh tubuhku dijilatin dengan
rakusnya, bahkan lidahnya yang
nakal menyedot dan menjilat
putingku, sungguh nikmat, aliran
daraku seperti mengalir dengan
cepat, akhirnya aku ambil kendali,
dengan gaya konvensional aku
kemabli memasukkan senjataku
dalam kemaluannya, sudah agak
mudah tapi tetap masih ketat
menjepit senjataku, pantatku
bergerak turun naik, sambil lidahku
mengisap buah dadanya bergantian,
aku liat wajah evi yang cantik
memerah pertanda birahinya kembali
naik, aku atur tempo permainan, aku
ingin sebisa mungkin memberikan
kepuasan lebih kepadanya, entah
sudah berapa gaya yang aku
lakukan, dan entah sudah berapa kali
evi orgasme, aku tdk menghitungnya,
aku hanya inget terakhir aku oake
gaya doggy yang benar2 luar biasa,
pantatnya yang besar memberikan
sensasi tersendiri saat aku
menggerakkan senjataku keluar masuk.
dan memang aku benar2 tak
sanggup lagi menahan spermaku
saat doggy, aku pacu sekencang
mungkin, pantat evi yang kenyal
bergoyang seirama dengan hentakanku,
tapi aku masih ingat satu kesadaran
“mbak diluar atau didalam?” tanyaku
parau terbawa nafsu sambil terus
memompa senjataku
evipun menjawab dengan serak
akibat nafsunya ” Didalam aja mas,
aku lagi gak subur”
dan tak perlu waktu lama, selang
beberapa detik setelah evi
menjawab aku hentakan keras
senjataku dalam vaginanya, seluruh
tubuhku meregang kaku, aliran
kenikmatan menuju penisku dan
memeuntahkan laharnya dalam
vagina evi, ada sekitar sepuluh
kedutan nikmat aku tumpahkan
kedalam vaginanya, sementara evi
aku lihat menggigit sprey
dihadapannya, mungkin iapun
mengalami orgasme yg kesekian kalinya.
End




Home
Cerita-XXX
Cerita Stim
Cerita Erotis
Sumber Cerita
Thai Stories


© 2009 - 2014 CeritaKita-X
Cerita mesum dan Artikel seks