watch sexy videos at nza-vids!

Situs Cerita Sex Dewasa




Kisah Semasa SMP

Kisah ini terjadi sewaktu aku masih kelas 3 SMP. Sekarang aku sudah hampir kuliah, tinggal nunggu pengumuman saja. Sebut saja aku Vita, waktu itu aku masih berumur 15 tahun. Tapi entah kenapa bentuk tubuhku sudah berbeda dengan teman-teman sebayaku. Dengan tinggi 163cm dan berat 45 kg, aku cukup dikenal di sekolah, apalagi aku tergabung sebagai anggota cheerleader yang sering tampil di depan umum. Rambut hitamku aku panjangkan hingga sebahu, kulitku putih bersih (tapi aku bukan chinesse), dan ukuran dadaku cukup besar 34B.

Saat itu aku sudah mengenal seks, itu aku dapatkan ketika aku masih duduk di kelas 2 SMP, saat itu aku masih pacaran dengan seorang mahasiswa dari sebuah universitas swasta di kotaku. Semenjak saat itu gairah seks-ku semakin meningkat. Hampir setiap hari kami melakukan hubungan itu.

Namun semenjak aku putus dengan pacarku, aku kehilangan orang yang dapat memenuhi kebutuhan biologisku. Sebagai gantinya aku sering melakukan mastrurbasi bila akusedang terangsang.

Aku sering tidur dalam keadaan telanjang, hanya dilapisi selimut biar nggak kedinginan. Kalau sudah begitu aku pasti akan berfantasi sedang berhubungan intim dengan teman-teman sekolahku. Aku lebih suka berfantasi dengan teman sekolahku daripada dengan orang yang lebih tua apalagi orang bule. Fantasiku tidak
hanya teman cowok, tetapi juga cewek-cewek yang cukup cantik dan seksi. Mungkinkah aku hypersex?

Dibalik selimutku, aku sering memasukkan jari-jariku ke dalam vaginaku, kemudian memainkan klitorisku hingga aku mencapai orgasme, dan aku ulangi lagi hingga
benar-benar badanku lelah dan tubuhku penuh dengan keringat. Tidak jarang aku masukkan juga sikat gigi ke dalama vaginaku, kemudian jari-jariku memuntir-muntir puting susuku yang aku lakukan dalam tempo yang lambat.

Aku membayangkan saat itu aku sedang disetubuhi oleh temanku, hingga akhirnya aku mencapai orgasme. Kemudian sikat gigi yang basah oleh cairan vaginaku itu aku oleskan ke sekitar puting susu yang sudah menegang. Itu aku lakukan berulang kali hingga aku kehabisan tenaga. Orang tuaku tidak pernah tahu hal itu, karena mereka sibuk, lagipula kamarku cukup mendukung.

Bahkan ketika aku berhubungan seks dengan pacarku dulu, tempatnya juga di kamarku.
Pagi itu aku bangun dalam keadaan telanjang, dan sikat gigi masih menancap di vagina dan cairan vaginaku tampak masih meleleh keluar, puting susuku terasa lengket, cukup banyak aku orgasme tadi malam. Aku tersenyum melihat diriku di cermin, kemudian aku berdiri dan membiarkan sikat gigi menancap di
vagina.

Aku masuk ke kamar mandi yang kebetulan masih berada di kamarku. Kemudian dengan shower aku siram tubuhku, terutama bagian payudara dan vagina. Ketika sikat gigi aku cabut, tiba-tiba aku merasa terangsang lagi, segera aku semprotkan shower ke dalam vagina sambil mengusap payudaraku dengan sabun, cukup lama aku hingga aku orgasme. Setelah itu aku mandi seperti biasa.

Hari ini ada pelajaran olahraga. Aku tidak begitu suka dengan pelajaran ini, selain aku tidak mahir olahraga, pasti aku akan jadi pusat perhatian cowok-
cowok, mana pakaiannya ketat banget, huuhh.. (Aku lebih suka memakai seragam cheers, karena aku merasa lebih seksi bila memakai seragam itu. Seragam cheers
sekolahku rok mini dengan atasan model sailor. Hmm..)

Akhirnya pelajaran olah raga selesai juga, kami cewek-cewek segera ganti pakaian. Kami segera menuju ke loker ganti. Aduhh.. Penuh.. Terpaksa aku
ganti di toilet. Segera aku berlari ke toilet, meskipun toilet tetapi cukup bersih dengan kloset duduk yang bersih dan mengkilat. Aku lihat toilet
kosong, aku maklum karena kelas lain
masih pelajaran biasa, lagipula ini
toilet terjauh dari kelas-kelas, biasa digunakan oleh anak ekskul karena dekat dengan aula. Segera saja aku masuk, ketika mau aku kunci ternyata kuncinya rusak.

"Ya sudah deh nggak usah dikunci aja, lagian nggak ada orang juga.." begitu pikirku.
Aku mulai membuka pakaian olah ragaku, cukup susah membuka bagian atasnya, "Dadaku terlalu besar atau bajunya terlalu kecil ya?" gumanku sendiri..

Akhirnya aku berhasil juga
membukanya, tetapi BH-ku menjadi
berantakan, puting susuku menonjol
keluar.
"Aku biarkan saja dulu ah" pikirku,
kemudian aku lepas celana olah raga
ku. Aku melihat celana dalamku basah
oleh cairan vaginaku.
"Lho.. Kok aku keluar ya.. Padahal aku
nggak ngapa-ngapain lho.. Pantesan
putingku tegang banget.." gumanku.
Segera aku ambil tissue di toilet
kemudian dengan hati-hati aku
bersihkan vaginaku. Saat itu posisiku
membungkuk membelakangi pintu
sehingga aku nggak tahu kalau
pintunya terbuka. Tiba-tiba aku dipeluk
dari belakang, kontan saja aku kaget.
"Eh.. Eh.. Apa-apain nih.. Heeii!!"
teriakku sambil membalikkan badan.
Tiba-tiba mulutku dibekap dengan
tangan dan aku melihat Angga.
"ANGGA!!" teriakku..
Tetapi karena mulutku dibekap,
suaraku bagaikan tidak keluar. Angga
adalah cowok tajir yang naksir aku,
rupanya dia ngikutin aku tadi. Angga
kemudian membawaku ke toilet
sebelah, kami masuk dan Angga
mengunci pintunya, rupanya yang ini
bisa dikunci, SIAL!! Rutukku dalam
hati.. Tiba-tiba Angga mengeluarkan
sebilah pisau dari kantongnya dan
menempelkan di leherku.
"Diem terus ikutin perintah gue!!"
bentaknya kepadaku sambil
memepetku ke tembok.
Angga mengeluarkan tali kemudian
mengikat kedua tanganku, aku hanya
bisa diam, takut sama pisaunya.
Angga melepas sepatuku dan kaus
kakiku dan melemparkan ke tolilet
sebelah. Tanganku diikat ke engsel
pintu bagian atas hingga akhirnya
tanganku tergantung ke atas, dengan
begitu Angga bisa bebas melihat
semua lekuk tubuhku yang setengah
telanjang.
"Body lu seksi Vit.. payudara lu bikin
gue horny" bisik Angga di telingaku
sambil memegang payudaraku. Lalu
dengan pisaunya, Angga memutus tali
BH ku dan tali celana dalamku.
Dengan sekali tarik, aku sudah
telanjang bulat di depan Angga.
Angga membuang pisau ke luar toilet
dan segera mendekat, langsung
memegang payudaraku dan
memutarnya..
"Ahh.. Duuhh.. Jangan kenceng-
kenceng dong.. Sakit.." rintihku kepada
Angga, rupanya dia belum pernah
berhubungan seks sebelumnya, masih
perjaka rupanya dia, diam-diam aku
tersenyum.
"Eh sorry.. Sakit ya.." dia minta maaf,
bodoh banget ya?
Angga kemudian membuka semua
pakaiannya, sehingga dalam beberapa
menit dia sudah telanjang bulat. Aku
melihat penisnya sudah menegang
dengan mengacung ke atas dan
berdenyut-denyut. Angga mendekat
dan mengusap payudaraku sambil
memelintir puting susuku yang sudah
tegang dari tadi.
Tiba-tiba Angga menempelkan
penisnya ke vaginaku, dan
mendorongnya ke dalam. Karena
belum berpengalaman maka Angga
selalu meleset memasukkan penisnya
ke dalam vaginaku. Karena kasihan
aku buka kakiku ketika Angga
mencoba untuk yang ke 4 kalinya.
Penis Angga masuk ke dalam
vaginaku, dan aku lihat Angga merasa
surprise banget, dan Angga membuka
mulutnya sembari mendesah..
"Ah.. Ah.. Ah.." desah Angga setiap
mendorong penisnya ke dalam
vaginaku.
Aku hanya bisa diam saja. Penis
Angga sudah masuk sepenuhnya dan
dia mulai menggoyangkan penisnya
keluar-masuk vaginaku. Aku sengaja
diam saja, karena kalau aku ikut
menggoyangkan pinggulku, aku
percaya Angga akan langsung
ejakulasi. Ternyata belum ada 10
goyangan, Angga sudah ejakulasi di
vaginaku. Rupanya dia nggak bisa
menahan lebih lama lagi. Cukup lama
dia menancapkan penisnya di
vaginaku, mungkin untuk merasakan
sensasi ejakulasi yang baru saja dia
alami. Aku hanya bisa tersenyum saja
ketika dia menatapku saat dia
mencabut penisnya.
"Kok cuma sekali aja Ga?" tanyaku
menantang.
"Kamu masih mau lagi?" balasnya,
nampaknya pertanyaan pancinganku
mengena.
"Masih dong, tapi aku yang kendalikan
kamu, gimana?" usulku..
"Maksud loe?" tanya Angga enggak
ngerti.
"Lepasin talinya terus kamu ikutin apa
kataku" kataku sambil tersenyum
nakal.
Rupanya Angga baru mengerti, dia
kemudian keluar untuk mengambil
pisau yang dia buang tadi, kemudian
memotong tali yang mengikat
tanganku.
"Bersihin penis lu dulu gih" pintaku ke
Angga yang kemudian segera
dibersihkan dengan saputangannya.
Ketika aku melihat Angga
membersihkan penisnya
menggunakan saputangannya,
libidoku memuncak cepat hingga aku
hampir tidak bisa mengendalikan diri.
Tak lama kemudian dia selesai.
"Duduk di kloset itu, shut up, and look
me!" perintahku.
Di depan Angga aku mulai menari.
Menari? Ya menari, aku menari erotis
di depan Angga. Aku meraba dan
memuntir puting susuku kemudian
memasukkan jari ke dalam vaginaku
lalu aku jilat cairan vagina yang
menempel di jariku, sambil tetap
menari. Kemudian aku tempelkan
tubuhku ke tembok lalu berlutut di
lantai, kemudian sambil merangkak
aku mendekati Angga, aku melihat
penisnya sudah berdiri dan berdenyut-
denyut.
Aku bergerak mendekati penis Angga,
kemudian menjilatinya, kemudian
mengecupnya, sesekali aku masukkan
ke dalam mulutku kemudian aku
keluarkan lagi. Dengan ujung jariku
aku mengusap kepala penisnya sambil
kujilat lubang penisnya. Penis Angga
tidak besar tapi cukup bersih. Aku
melirik sambil tersenyum kepada
Angga, tampaknya dia sudah hampir
ejakulasi lagi.
"Cepet banget sih ni anak?" pikirku.
Kemudian aku kocok penisnya
perlahan-lahan, sambil tetap aku jilat
kepala penisnya. Aku merasakan
ditanganku penis Angga mulai
berdenyut-denyut, segera aku
masukkan penis Angga ke dalam
mulutku, kemudian aku hisap, tak
sampai 3 kali hisap, Angga sudah
ejakulasi lagi. Aku hisap air maninya
hingga habis. Kemudian penis Angga
aku siram dengan air maninya yang
terkumpul di mulutku. Kemudian
dengan mulut yang masih ada sisa-
sisa air mani, aku berdiri dan
mendekati Angga. Kemudian aku
duduk di pangkuan Angga dengan
menghadap ke arahnya. Aku cium
bibir Angga dengan sisa-sisa air
maninya sendiri.
"Kenapa? Ini khan air mani kamu
sendiri" protesku ketika dia mau
menolak ciumanku.
Aku mencium bibir Angga dengan
lembut sambil kuhisap mulutnya,
kemudian aku masukkan lidahku ke
mulutnya, jadilah kami French kiss.
Cukup lama kami berciuman, hingga
Angga hampir kehabisan napas.
"Sudah Vit, aku sudah capek.."
pintanya kepadaku.
"Apa capek? Aku padahal baru mulai.."
kataku..
"Apa? Baru mulai? Padahal.." Angga
mencoba protes.
"Sudah diem!! Salah sendiri kamu yang
mulai, sekarang ikutin kataku kalau
nggak mau namamu tercemar di sini!!"
ancamku kepadanya.
Rupanya Angga keder juga dengan
ancamanku.
www.ceritakita.hexat.com
"Hihihihihihi.." aku tertawa kecil.
"Aku bakal bikin kamu nggak akan
ngelupain hari ini.." kataku sambil
mencium bibirnya lagi.
Kemudian aku suruh Angga untuk
membuka kakinya lebar-lebar hingga
kakiku bisa berdiri tepat di depan
penisnya yang sudah lunglai.
"Aku kasih waktu buat bangunin penis
kamu sampai vaginaku sampai di
depan penis kamu!!" perintahku
kepada Angga.
Dengan posisi berdiri seperti ini, posisi
vaginaku tepat berada di depan muka
Angga, aku pegang kepala Angga,
kemudian aku suruh menjilati
vaginaku.
"Jilatin vagina gue!!" kataku ketika aku
sudah berdiri seimbang.
"Jangan seperti itu njilatinnya, pelan-
pelan aja.." protesku ketika Angga
menjilat vaginaku secara
sembarangan.
Sekali-kali aku lihat penis Angga,
rupanya sudah hampir tegang penuh.
Lama kelamaan aku merasa
terangsang, apalagi ketika lidah Angga
menyentuh klitorisku. Aku pegang
kepala Angga, dan menggoyangkan
pinggulku di depan kepalanya, aku
gesek-gesekkan vaginaku ke
mukanya, sambil aku membenarkan
posisi kakiku, kemudian aku gesekkan
vaginaku ke dagu, dada, hingga
sampai perut. Aku sudah nggak bisa
turun karena pantatku kehalang penis
Angga yang sudah tegang. Aku
angkat pinggulku kemudian arahkan
vaginaku ke penis Angga. Nampaknya
Angga sudah siap betul. Sambil
menatap Angga aku masukkan penis
Angga ke dalam vaginaku, kemudian
dengan cepat aku keluarkan lagi. Aku
tertawa kecil dan aku mengulanginya
lagi sampai beberapa kali hingga aku
merasa terangsang.
Kemudian aku masukkan vaginaku
tetapi hanya setengahnya saja
kemudian aku jepit penisnya dengan
sekuat tenaga, kemudian aku tarik
pelan-pelan hingga sampai kepala
penisnya, kemudian aku masukkan
lagi hingga setengah dan aku tarik
lagi. Aku lakukan itu beberapa kali
hingga aku lelah menjepit penis
Angga. Bersamaan itu, Angga
ejakulasi lagi, rupanya dia sudah tidak
tahan dengan permainanku.
"Aduuhh.. Kok sudah keluar lagi sih"
batinku agak kecewa..
Aku keluarkan penis Angga dari
vaginaku lalu aku kulum penisnya
untuk membersihkan penisnya lagi.
Kemudian aku kembali ke posisi
semula. Kemudian dengan penis
Angga yang masih lunglai aku
berusaha masukkan lagi ke dalam
vaginaku, agak susah sih, karena
nggak bisa menembus vaginaku yang
masih cukup rapat.
Akhirnya bisa juga karena aku buka
lebar-lebar mulut vaginaku, dan
mendorong penis Angga masuk ke
dalam. Begitu masuk ke dalam
vaginaku, aku tunggu Angga hingga
dia ereksi sempurna, beberapa menit
kemudian, segera aku goyangkan
pinggulku dengan tempo lambat. Aku
yakin Angga nggak bakalan cepet
keluar lagi soalnya penisnya sudah
mulai pengalaman dan persediaan air
maninya sudah hampir habis?
Sewaktu menggoyangkan pinggulku
itu aku sekali-sekali menjepit penis
Angga kemudian aku lepaskan lagi.
Hingga akhirnya aku merasa hampir
orgasme aku percepat tempo
goyanganku. Rupanya Angga juga
sudah hampir keluar.
"Tahan Ga, kita keluar barengan"
pintaku.
Rupanya Angga sudah hampir bisa
mengimbangiku, dan benar saja
ketika aku orgasme Angga menyusul
kemudian, hebat dia bisa 2 detik lebih
lama dariku.
"Kamu sudah mulai hebat Ga.." bisikku
sembari mencium bibirnya dengan
lembut.
Kami berpelukan dan tanpa terasa
kami ketiduran cukup lama hingga
aku merasakan penis Angga mulai
ereksi lagi di dalam vaginaku. Segera
aku melepaskan penis Angga dari
dalam vaginaku, kemudian aku berdiri
sembari menunggu penis Angga
berdiri. Rupanya cukup lama hingga
harus aku bantu dengan
mengocoknya. Saat penis Angga
sudah ereksi sempurna, aku
membalikkan badan dan berpegangan
di pintu sambil membungkukkan
badanku.
"Ga.. Masukin sini.." pintaku manja
sambil menunjuk ke vaginaku.
Angga segera bangun dan langsung
menempelkan penisnya ke vaginaku.
"Pelan-pelan aja dulu, jangan buru-
buru.." kataku ketika penis Angga
secara kasar ditusukkan ke vaginaku.
Akhirnya setelah penisnya
dikeluarkan, Angga mencoba untuk
memasukkannya kembali, kali ini dia
lebih lembut lagi, pantatku diusapnya
dulu, kemudian tangan kirinya meraba
payudaraku dari belakang, kontan
saja putingku langsung menegang
ketika tangan Angga menyentuh
payudaraku.
Sementara itu, tangan kanannya
memegang pinggangku agar tidak
bergerak, lalu dia mulai memasukkan
penisnya. Nampaknya dengan gaya
seperti ini penisnya gampang masuk,
dengan 2 kali coba, penisnya sudah
masuk ke vaginaku. Kali ini Angga
tidak terlalu buru-buru, sehingga aku
merasakan nyaman, aku rasa Angga
pun demikian.
"Digoyang Ga.." pintaku kepada Angga
ketika penisnya sudah menancap di
vaginaku, langsung saja Angga
menggoyang pinggulnya. Ini adalah
gaya favoritku, sehingga setiap penis
Angga menyodok masuk, aku
merasakan kenikmatan yang luar
biasa, tanpa sadar aku meracau
keenakan.
"Ahh.. Uhh.. Yeah.. Ahh.. Aahh.. Terus
Gaa.. Uhh.." racauku tanpa sadar.
Dan tampaknya Angga tidak tahu
kalau aku hanya meracau, dia segera
mempercepat goyangannya. Aku
terkejut dengan yang dilakukannya,
meskipun nikmat tapi aku merasa
khawatir..
"Aahh.. Aku keluaarr.." erang Angga
kemudian..
Tuh khan, yang aku khawatirkan
terjadi juga, Angga masih terlalu
amatir untuk berhubungan seks.
Angga kemudian membenamkan
penisnya ke dalam vaginaku untuk
beberapa saat, kemudian dia
mencabutnya.
"Plaakk.." aku menampar pipi Angga.
"Aku khan sudah bilang jangan buru-
buru!! Kamu tu masih amatir!!" makiku
kepadanya.
Angga hanya bisa terkejut dan nggak
bisa ngomong apa-apa lagi. Segera
aku keluar toilet dan kembali ke
tolietku semula.
"Sial!! BH dan celana dalamku dirobek
Angga. Gimana ya? Mana vaginaku
masih banyak air mani Angga!!" Aku
mengumpat dalam hati.
Segera aku bersihkan vaginaku lagi.
Kali ini aku tutup pintunya dengan
benar. Setelah itu aku kenakan rok-ku.
"Aduh pake apa ya.." aku bingung
harus pake apa buat dalemannya,
akhirnya aku gunakan celana
olahragaku buat pengganti celana
dalam, padahal rok-ku sempit, jadinya
dengan tambahan celana olahragaku,
rok-ku jadi tambah sempit.
"Tapi BH-nya pake apa ya? Masa
nggak pake BH? Mana seragamku
tipis.." pikirku.
Akhirnya aku langsung pake seragam
tanpa BH. Bisa dibayangkan dengan
ukuran payudara segitu (34B) pake
seragam sekolah, tanpa BH, dan
puting yang menonjol, pasti bikin
ngeres orang yang liat. Aku berniat
masuk kelas untuk mengambil rompi
yang selalu aku bawa, tapi sekarang
rompi itu ada di kelas.
Akhirnya dengan hati-hati aku keluar
dan menunggu hingga sepi untuk bisa
masuk kelas dan kemudian
mengambil rompiku. Aku berharap
tidak ada orang yang melihatku.
Ketika kau keluar dari toilet aku
berpapasan dengan Angga,
nampaknya dia masih merasa
bersalah, aku hanya tersenyum
kepadanya ketika dia memanggilku.
"Nggak ada waktu.." pikirku, dan aku
segera melesat ke kelas.
Aku berjalan melewati lorong dengan
perasaan khawatir, khawatir kalau
ketemu guru atau teman. Kalau
dengan kondisi biasa sih enggak
masalah, tapi dengan kondisi seperti
ini? Gile banget deh..
Akhirnya setelah melalui perjuangan
panjang, sampai juga aku di kelasku,
rupanya kelas sepi, anak-anak sedang
jajan di kantin. Kesempatan!! pikirku,
segera saja aku masuk dan menuju
ke tasku dan segera memakai
rompiku.
"Vita..!!" tegur seseorang..
"O.. Oww.." aku kaget setengah mati,
rupanya Wulan teman sekelasku.
Wulan cewek cantik di kelasku,
menurutku dia seksi, dengan ukuran
payudara yang hampir sama
denganku, hanya saja dia lebih gemuk
2 kilo dariku. Aku 163/45, sedangkan
Wulan 162/47. Wulan adalah salah
satu cewek di sekolahan ini yang
sering aku jadikan objek fantasiku.
Dan aku rasa Wulan ada perhatian
denganku, apakah Wulan lesbian?
Entahlah.. Tapi aku tebak, Wulan
sudah nggak virgin lagi.
"Kenapa kamu Vit?" tanya Wulan
kemudian.
"Nggak Papa kok Lan.." sembari duduk
di kursiku..
Wulan kemudian duduk di sebelahku.
Rupanya aku lupa mengancing
rompiku, dan aku rasa Wulan melihat
aku nggak pakai BH saat itu.
"Kamu kok nggak pake BH Vit?"
tanyanya tiba-tiba..
Kontan aja aku kaget, kok dia tahu..
"Ehmm.. Ahh.. Uhhmm.. Gimana ya..
Ehmm.." bingung bow jawabnya.
Tapi Wulan sepertinya mengerti
dengan apa yang terjadi denganku.
"Sama siapa kamu barusan? Terus
celana dalem kamu kemana? Tangan
kamu kok ada bekas ikatan?"
pertanyaannya bikin aku mati kutu.
Karena aku tidak bisa menjawab,
Wulan akhirnya tersenyum.
"Tenang aja lagi, aku ngerti kok,
enggak usah khawatir" bisik Wulan
sambil tersenyum, kemudian Wulan
mencium pipiku, lalu keluar kelas
menuju kantin. Aku kaget juga
dengan yang dia lakuin barusan,
Wulan cium aku? Apa maksudnya nih?
Tapi aku sudah ngerasa tenang dan
sedikit senang karena Wulan ada
perhatian denganku.
Tepat pukul 10.15 guru English masuk
ke kelas, guru ini terkenal on-time dan
agak killer, makanya begitu tahu
gurunya datang, anak-anak langsung
pada masuk.
"Vit, aku duduk sebelah kamu ya.."
Wulan tiba-tiba duduk di sebelahku.
"Ha.. Oohh.. Ok.. Silakan aja.."
jawabku terbata-bata.
Aku memang duduk sendiri, karena
jumlah murid di kelasku ganjil, maka
aku nggak dapet teman sebangku
sendiri. Kasian ya gue? Selama
pelajaran berlangsung Wulan
mengamati aku, aku jadi salah
tingkah dibuatnya, makanya aku pura-
pura tidur saja.
"Vita, are you ok?" Tanya guru English-
ku.
"She's sick sir, I'll take Vita to UKS.."
Wulan langsung menjawab
pertanyaan guruku.
"Oohh.. Ok, please Wulan.." Guruku
mengizinkan.
"Ayo Vit, kita ke UKS" ajak Wulan
sambil menggandeng tanganku.
"Apa-apaan nih?" batinku dalam hati.
Wulan membawaku ke ruang UKS,
padahal aku nggak sakit. Selama
perjalanan Wulan menggandeng
mesra tanganku, sembari
memepetkan tubuhnya ke tubuhku.
Aku hanya bisa diam dan mengikuti
apa maunya.

Akhirnya kami tiba di ruang UKS,
ruangan ini terdiri dari beberapa
kamar yang tertutup, sehingga orang
tidak mengetahui apa yang terjadi di
dalam. Wulan membawaku ke kamar
yang paling ujung. Di dalam kamar itu
terdiri dari 3 tempat tidur. Tiba-tiba
Wulan mengunci pintunya.
"Lan, maksud kamu apa s.." belum
selesai aku ngomong tiba-tiba Wulan
mencium bibirku dengan lembut.
Sambil tangannya meraba-raba
tubuhku. Mau tak mau aku terangsang
juga, tapi aku berusaha untuk
mengendalikan diri.
"Kamu cantik Vit, aku suka kamu.."
bisiknya kepadaku.
Rupanya Wulan benar-benar ada rasa
denganku. Aku kaget juga, soalnya
setahuku dia juga punya pacar. Tapi
apakah dia seperti aku juga? Aku juga
sering berfantasi dengannya, dan
sekarang aku malah sudah
berhadapan dengannya.
Aku tersenyum ketika dia akan
mencium bibirku, aku balas
ciumannya, akhirnya kita berciuman
dengan agak liar, sampai akhirnya
Wulan mendorongku ke tempat tidur.
Wulan menindihku, payudara kami
saling bertemu. Kemudian dia
menciumku lagi, aku merasakan tubuh
Wulan menggesek-gesek tubuhku,
aku cukup terangsang saat ini, aku
merasa vaginaku basah, aku lebih
mudah terangsang bila dengan cewek.
Aku peluk tubuh Wulan dan mencoba
untuk membuka resluiting rok Wulan.
Sedangkan Wulan masih menciumiku
sambil mengelus-elus rambutku,
rupanya dia sudah menantikan saat
ini, ini dilihat dari nafsunya yang
sangat tinggi.
Wulan kemudian melepaskan rok-nya
yang sudah longgar, rupanya Wulan
sudah tidak pakai celana dalam,
kemudian aku lepaskan pelukanku.
Dengan posisi Wulan berada di atasku,
Wulan membuka satu-persatu kancing
seragamku. Akhirnya seragamku lepas
dan payudaraku menyembul keluar.
Wulan kemudian melepaskan rok-ku,
dan celana olahragaku, akhirnya aku
telanjang bulat, dan benar vaginaku
sudah basah oleh cairanku.
Wulan kemudian melepaskan
seragamnya dan BH-nya, sehingga
jadilah kami telanjang bulat. Wulan
kembali menindihku sehingga
payudara kami saling bertemu lagi
tanpa halangan. Karena payudara
kami sama-sama sudah tegang, maka
Wulan agak kesulitan untuk
menciumku, tapi akhirnya bisa juga.
Wulan menggesek-gesekkan
vaginanya ke vaginaku, sehingga aku
merasakan kenikmatan, Wulan pun
merasakan hal yang sama.
Aku hanya diam dan menikmati
semua yang dilakukan Wulan. Wulan
kemudian menciumi leherku, dan
payudaraku. Dia menghisap puting
susuku dengan lembut, kadang-
kadang dia menggigitnya. Aku
merasakan kenikmatan yang luar
biasa saat itu. Kedua payudaraku
dijilatinya secara rata dan di usapnya
hingga putingku berdiri tegak.
"Ahh.. Ah.. Ahh.." aku mendesah
karena nikmat yang aku rasakan.
Wulan kemudian turun lagi, dia
menciumi perutku yang rata, menjilati
pusarku, dan kemudian dia menjilati
vaginaku. Wulan memasukkan jarinya
ke dalam vaginaku dan mencari
klitorisku, setelah itu dia menjilatinya.
Aku merasakan sensasi yang luar
biasa saat lidah Wulan menyentuh
klitorisku, aku serasa melayang.
"Ahh.. Iya.. Disitu.. Aahh.." aku
mendesah saat Wulan menggigit
klitorisku. Tak lama kemudian aku
orgasme, aku merasakan orgasme kali
ini sungguh spesial, karena aku
orgasme karena cewek. Rasanya
sungguh nikmat dibandingkan dengan
cowok.
Wulan kemudian bangun dan
mengambil thermometer yang ada di
ruangan UKS ini, Wulan memasukkan
thermometer itu ke dalam vaginaku.
"Apa yang kamu lakuin?" protesku.
Tapi Wulan hanya tersenyum saja
sembari tetap memasukkan
thermometer ke dalam vaginaku.
"320 Celcius.." gumannya saat Wulan
melihat penunjuk di thermometer,
rupanya Wulan memasukkan
thermometer ke dalam vaginaku
hanya untuk mengukur suhunya,
sialan batinku.
Kemudian Wulan membuka lemari
UKS, rupanya Wulan sudah
merencanakan hal ini, buktinya dari
dalama lemari itu, Wulan mengambil
beberapa alat yang pernah aku lihat di
film-film porno. Seperti penis buatan
(dildo), vibrator, masker, hingga sabuk
penis. Wulan memakai sabuk penis
hingga dia seperti seorang cowok
berpenis besar dan panjang, namun
juga berdada besar.
Wulan mendekatiku yang masih
terbaring di tempat tidur, Wulan
kemudian memasukkan penis itu ke
dalam vaginaku, kemudian mulai
menggoyangnya, aku yang baru saja
orgasme, langsung timbul lagi
gairahku, segera saja aku imbangi
goyangannya sehingga kami dapat
menimbulkan goyangan yang seirama.
Sudah lama aku tidak merasakan
seperti ini lagi semenjak putus dengan
pacarku dulu.
Aku kadang-kadang meremas-remas
payudara Wulan, nampaknya Wulan
suka ketika aku pelintir puting
susunya, Wulan semakin bersemangat
menggoyangnya setiap aku sentuh
payudaranya. Sesekali aku meraba
pantatnya, kemudian memasukkan
jariku ke dalam anusnya, Wulan
sepertinya juga merasakan hal yang
sama denganku, karena aku lihat dari
raut mukanya, dia menunjukkan
kenikmatan. Tak lama kemudian,
karena goyangan penis yang konstan
dan terus menerus, akhirnya aku
mencapai orgasme. Saat aku orgasme
Wulan terus menggoyang pinggulnya,
nampaknya Wulan tidak tahu aku
sudah orgasme.
"Aduuhh.. Ahh.. Sudahh.. Aku
keluaarr.." rintihku ketika Wulan masih
tetap menggoyang pinggulnya. Namun
Wulan bukannya berhenti malah
mencabut penisnya dan kemudian
memasukkan ke dalam anusku. Sakit
sekali rasanya saat itu.
"Aduuhh.. Jangaann.. Please.. Sakiitt.."
aku setengah berteriak. Namun
nampaknya Wulan tidak peduli, dia
terus saja menggoyangnya. Beberapa
saat kemudian karena anusku tidak
licin lagi, Wulan kembali mencabut
penisnya dan memasukkan penisnya
ke dalam vaginaku. Kontan saja aku
kaget, karena selama ini aku belum
pernah merasakan hal semacam ini.
Karena kalau cowok pasti nggak
bakalan bisa kayak gini. Wulan terus
menggoyang pinggulnya hingga aku
hampir orgasme lagi. Gilee.. Akhirnya
aku orgasme lagi. Wulan kemudian
mencabut penisnya, lalu bangun dan
melepaskan penisnya. Sementara aku
masih terbaring kelelahan.
"Kamu juga harus coba Vit.." katanya
sambil memberikan sabuk penisnya
kepadaku.
Aku mengambilnya dan mencoba
memasangnya, cara memakainya
rupanya seperti memakai sabuk
pengaman para wall climber. Aku
tersenyum sendiri ketika sabuk penis
itu sudah terpasang, rasanya aneh,
karena sekarang aku serasa punya
sesuatu yang baru di tubuhku. Aku
melihat Wulan sudah terlentang di
tempat tidur sambil menekuk kakinya,
hingga vaginanya terlihat.
"Masukkan sini Vit.." pintanya lembut.
Aku segera mendekatinya dan
mencoba memasukkan penisku ke
dalam vaginanya. Agak kikuk, karena
biasanya aku dimasuki, kini aku harus
memasuki. Aku pegang penisku, dan
pelan-pelan aku tempelkan di bibir
vagina Wulan, kemudian dengan
dibantu tanganku, penisku aku dorong
masuk ke dalam vagina Wulan, sulit
juga, pantesan tadi Angga susah.
Akhirnya dengan mata kepalaku
sendiri aku melihat penisku masuk ke
dalam vagina Wulan sedikit demi
sedikit. Aku sempat melihat Wulan,
dia membuka mulutnya sambil
mendesah setiap aku mendorong
penisku masuk.
"Sshh.. Yaahh.. Sshh.." desahnya
setengah berbisik.
Aku dorong penisku terus, namun
rupanya penis ini terlalu panjang,
karena belum sampai penuh, aku
merasakan ujung penisnya sudah
menyentuh rahim Wulan. Kemudian
pelan-pelan aku goyangkan pinggulku,
sementara Wulan juga melakukan hal
yang sama. Jadilah aku seperti cowok
sekarang, sementar itu Wulan masih
tetap mendesah dan sekali-kali
meraba-raba payudaraku dan
memegangi pinggangku. Cukup lama
kami bergoyang hingga akhirnya
Wulan mencapai orgasme, aku sendiri
tidak tahu karena aku tidak
merasakan apa-apa ketika
menyetubuhi Wulan tadi, namun aku
tetap merasa terangsang, karena
memandang wajah Wulan yang
cukup cantik. Pada saat Wulan
orgasme, penisku aku cabut, dan aku
arahkan ke mulut Wulan.
Aku duduk di payudara Wulan,
sedangkan aku arahkan penisku yang
masih berlumuran cairan vagina kami
ke mulutnya. Wulan rupanya tahu
dengan maksudku dan segera
menghisapnya hingga bersih. Setelah
itu, aku bangun dan melepaskan
sabuk penis itu. Aku mengantinya
dengan vibrator. Aku setel dengan
speed yang medium, kemudian
sebagian aku masukkan di vaginaku,
sementara ujung yang satunya, aku
masukkan ke vagina Wulan. Aku
berbaring di sebelah Wulan sambil
memeluknya, Wulan pun menyambut
pelukanku. Kami saling berpelukan,
berciuman, sementara kami terus
mendesah karena sensasi yang
ditimbulkan vibrator di vagina kami.
Beberapa menit kemudian kami
orgasme bersamaan, dan cairan kami
berdua membasahi vibrator dan sprei.
Selang beberapa saat aku bangun,
kemudian mulai menjilati vagina
Wulan, vagina Wulan cukup rapat,
dengan klitoris yang cukup besar
sehingga mudah untuk kujilat dan
kugigit. Wulan mengerang ketika aku
gigit klitorisnya.
"Ahh.. Yaa.. Teruuss.." Wulan
mengerang setengah berteriak.
Aku khawatir ada orang yang
mendengar, maka aku putar tubuhku,
hingga sekarang kami berposisi 69.
Aku di atas, sedanngkan Wulan di
bawah. Kami saling menjilati,
menggigit klitoris, dan memasukkan
jari ke dalam vagina. Entah berapa
lama hingga kami mencapai orgasme
yang bersamaan. Setiap orgasme,
kami tukar tempat. Wulan di atas, aku
di bawah. Kadang aku masukkan
beberapa thermometer ke dalam anus
Wulan, Wulan pun demikian, dia
memasukkan vibrator yang dia bawa
ke dalam anusku, kami mencoba
semua alat yang dibawa Wulan
hingga kami kelelahan.
Hingga akhirnya, kami tertidur sambil
berpelukan dengan kondisi telanjang,
dan hampir semua barang Wulan
menancap di vagina dan anus kami. Di
anusku sabuk penis menancap, dan
vibrator menancap di vaginaku dalam
kondisi masih bergetar, aku sangat
menikmatinya sehingga aku tidak
berniat untuk mematikannya.
Sedangkan kondisi Wulan tidak jauh
berbeda denganku. Di vaginanya
tertancap 2 buah dildo dan di anusnya
tertancap 3 buah thermometer.
Payudara kami saling bertemu dan
terasa lengket, sedangkan tubuh kami
bermandikan keringat. Kasur dan sprei
acak-acakan, namun kami tetep cuek
saja, dan tetap tidur.
Aku terbangun karena aku merasakan
hampir orgasme, rupanya vibrator
yang masih bergetar itu sudah
membuatku orgasme beberapa kali
tanpa aku sadar. Itu terlihat dari cukup
banyak cairan yang keluar dari sela-
sela vibrator yang menancap
vaginaku. Aku kemudian mencabut
semua yang menancap di tubuhku,
kemudian membersihkan badanku
dengan handuk yang ada di ruangan
itu. Kemudian aku berpakaian seperti
biasa. Aku melihat jam, sudah jam 2
sore. Cukup lama kami bercinta tadi.
Wulan masih tertidur pulas, dengan
barang-barang yang menancap di
vagina dan anusnya.
Aku mendekati Wulan dan mencium bibirnya dengan lembut, kemudian
aku cabut dildo dan menukarnya
dengan vibrator, dan aku setel dengan
speed yang low. Wulan tampak
mendesah ketika aku masukkan
vibrator itu ke dalam vaginanya. Aku
cium sekali lagi bibirnya kemudian
melangkah keluar dan pulang menuju
rumah. Hari yang melelahkan dan
tidak terlupakan.




Home
Cerita-XXX
Cerita Stim
Cerita Erotis
Sumber Cerita
Thai Stories


© 2009 - 2014 CeritaKita-X
Cerita mesum dan Artikel seks